4

14K 1.5K 65
                                    

Chapter.04
__________



Waktu berlalu begitu cepat. Jimin tidak memiliki waktu untuk memikirkan apa yang terjadi pada dirinya, serta keputusan yang telah ia ambil dengan berat hati. Hari pernikahannya tiba begitu saja. Sebuah pernikahan yang disiapkan dengan terburu-buru dalam waktu dua minggu.

Dengan sepasang setelan tuxedo berwarna hitam yang sama dikenakan dirinya dan pria di kursi roda, mereka berhadapan di atas altar dengan seorang pendeta di tengah keduanya.

"Silahkan mencium pasangan Anda," ucap pendeta.

Sumpah pernikahan telah diucapkan, begitupun cincin yang tersemat di jari manis masing-masing.

Jimin menatap Jungkook, mengerti kondisi pria yang duduk di kursi roda jadi ia berinisiatif untuk memulainya. Ragu-ragu melangkahkan kakinya lebih dekat ke hadapan pria itu kemudian membungkuk dengan kegugupan luar biasa serta pipi yang memanas. Satu hal yang ia ketahui sekarang bahwa Jungkook selalu menatap tepat ke matanya setiap kali mereka berbicara. Sama seperti sekarang, tatapan Jungkook lurus ke matanya, yang justru hanya menambah kegugupan Jimin.

"Maaf..." bisiknya dan perlahan mencondongkan tubuhnya.

Jungkook tidak menjawab namun wajahnya yang sedikit menengadah, cukup sebagai tanda mengizinkan Jimin untuk melakukannya.

Tidak ada yang berniat melepaskan tatapan mereka sedikitpun ketika dua bibir itu saling bersentuhan. Perasaan akrab saat merasakan bibir tipis sang pria, membangkitkan kembali ingatan apa yang terjadi antara mereka malam itu. Jimin masih bisa merasakan secara samar sentuhan Jungkook di tubuhnya.

Pikiran itu membuatnya tersentak dan membuka mata, hanya untuk bertemu tatapan Jungkook. Jimin memerah seketika lalu mundur. Apa Jungkook sedari tadi terus menatapnya ketika mereka berciuman?

Jimin lebih terkejut ketika menyadari tangannya menggenggam jas bagian depan pria itu. Tubuhnya bergerak mundur dengan kaku dan canggung.

"Maaf." Ia segera memutuskan tatapan mereka dan menutup bibirnya dengan punggung tangan.

Jimin merutuki dirinya sendiri dalam hati. Ia bisa merasakan tatapan Jungkook belum terlepas darinya, namun berusaha untuk tidak menoleh. Terlalu malu dengan apa yang baru saja terjadi.

Suara tepuk tangan memenuhi ballroom tempat diselenggarakannya pernikahan. Para tamu yang tidak menyadari kecanggungan antara keduanya hanya tersenyum dan beberapa tertawa pelan melihat pasangan di atas altar yang masih terkesan malu-malu.

Jimin semakin tersipu di tempatnya berdiri.



𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐𝄐
◇◈◈◇◈◈◇◈◈◇
𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑𝄑



Jimin berdiri di samping Jungkook di kursi roda dengan para tamu undangan mengelilingi mereka. Masing-masing menyapa serta memberikan ucapan selamat, bahkan secara langsung berkata mendoakan mereka segera memiliki keturunan.

Itu hanya semakin menambah kecanggungan Jimin dan mengingatkannya pada kata-kata Jungkook, bagaimana jika ia hamil.

Mereka tidak menjawab apa-apa untuk pertanyaan seperti itu dan membiarkannya berlalu. Sama tidak nyamannya.

Jimin menunduk ketika merasakan tepukan di punggung tangannya.

"Duduk, kau akan kelelahan..."

Meski wajahnya terlihat datar namun Jimin dapat merasakan perhatian yang nyata dibalik kata-katanya.

Our Destiny ∥ KM ✓ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang