Berhijab Tapi Kok Terpaksa?

5.1K 545 32
                                    

Peringatan: berhijab adalah murni kewajiban dari Tuhan yang tak pernah dipengaruhi oleh perilaku siapapun.

Pada suatu pagi yang gak cerah, gak mendung, gak jelas dah pokoknya, Deva dan Otong bercengkrama di pucuk pohon cemara.

Otong: Trilili~lililililili~

Deva: Gak jelas loe, kayak burung kutilang.

Otong: Lah, emang kita sekarang kayak burung kutilang kak, liat nih, di pucuk pohon cemara.

Deva: Ini yang nulis gak jelas banget, saking keabisan idenya, dia semena-mena bikin latar tempat di pucuk pohon cemara. Coba bayanginnya aja susah. Dasar otak absurd.

Otong: Setuju kak!

Deva: Loe mau nanya gak?

Otong: Nanya apaan?

Deva: Apaan aja, biar kita cepet selesai turun dari sini memuaskan keinginan si penulis.

Otong: Hmm, apa ya.

Deva: Cepet.

Otong: Hmm.

Deva: Ah, lama. Gimana kalo gue kasih ide loe nanya apaan?

Otong: Boleh juga tuh kak.

Deva: Tanya ke gue, "gimana pendapat kakak tentang wanita yang pake hijab karena paksaan?"

Otong: Oke kak. Hmm, kak, gimana pendapat kakak tentang wanita yang pake hijab karena paksaan?

Deva: Menurut gue, berhijab itu adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslimah. Ada di Qur'an kok itu ayatnya. Nah, masalahnya, kalo kewajiban itu dilaksanakan bukan karena keikhlashan, jatohnya jadi beban. Beban itu kan jadi merasa terpaksa.

Otong: Jadi, harus gimana?

Deva: Ya butuh kesadaran bahwa berhijab itu malah jadi kebutuhan. Untuk melatih kesadaran itu emang kadang butuh pemaksaan dari orang lain. Ya misalnya dari orangtua, dari suami, atau dari lingkungan. Tapi yakin deh, dengan begitu benih-benih kesadaran akan tumbuh. Ujungnya, berhijab itu ya kebutuhan, bukan beban.

Otong: Oh, gitu ya kak.

Deva: Iya. Dah, sekarang plis penulis, turunkan kami berdua dari pucuk pohon cemara ini, pliiiiiiis!

*tak lama kemudian, Deva dan Otong pun turun dari pucuk pohon cemara dengan selamat sentausa*

Berhijab Tapi Kok ... [TAMAT]Where stories live. Discover now