Epilog

2.7K 146 43
                                    

-06.45AM-

Aku berdiri tepat di depan cermin. Memandang bayangan pantul yang serupa denganku.

Hari ini tidak dengan seragamku. Sebuah dress biru langit sederhana yang terlihat mewah dan glamor melekat di tubuhku.

Aku mengukir senyum. Menunjukkan rona merah muda di pipiku lebih jelas lagi. Aku berucap dalam hati, menegaskan, "Aku bahagia hari ini".

"Hana.. sudah selesai?"
Suara Nenek dari luar kamar memanggilku. Aku bergegas membuka pintu dan berdiri di hadapan Nenek.

Nenek mengukir senyumnya saat melihatku, matanya berkaca kaca dengan alis yang sedikit menurun, "Cantik sekali Hana.. Ayo yang lain sudah menunggu"

Aku membalas senyumannya, menatap Nenek yang juga masih terlihat cantik diumurnya yang sudah berkepala enam.

Aku dan Nenek menuruni tangga, menuju mobil yang sudah siap menunggu di halaman.

Aku menatap mobil hitam berhias bunga di depannya. Jantungku berdegup lebih cepat, bercampur segala rasa dalam hatiku.

Mobil putih mewah milik Om Kai juga turut terlihat di belakang, hadir dalam hari bahagia ini.

Aku membuka pintu belakang mobil hitam, duduk disamping seorang Pria yang terlihat sama rapihnya dengan setelan jas hitam. Sementara Nenek mengambil tempat duduk penumpang di sebelah supir.

Pria disampingku menoleh, tersenyum tipis padaku.

Aku balas senyumannya, "I'll always be by your side, Dad"

Dapat kurasakan sedikit rasa gugup pada Papa. Tapi bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan, seorang seperti Papa mampu menutupi perasaan apapun dengan ekspresi dan sikap yang setenang air.

Papa meraih tanganku, menggenggamnya erat serta memberikan kecupan ringan.

"I love you, honey"

Mobil kami mulai melaju, membelah keramaian jalan di pagi hari. Rasanya seperti segala hal hari ini adalah sesuatu yang positif. Indah. Dan bahagia.

Dua puluh menit kami berkendara. Tiba pada sebuah gedung besar yang berdiri megah. Di loby terlihat berjajar orang dengan pakaian rapi mereka. Sepuluh juru kamera juga terlihat berbaris rapi.

Mobil kami berhenti tepat di depan loby. Karpet merah sudah terbentang menuju ke dalam gedung. Bunga-bunga dan lampu terhias berjajar seiring terbentangnya karpet, menambah kesan lembut dan mewah.

Aku menghela nafas, meyakinkan diri untuk membuka pintu mobil.

Sekali lagi aku menoleh pada Papa, menatapnya sejenak. Lalu aku meyakinkan diri untuk benar benar membukanya.

Aku keluar, memijakkan heels ku diatas karpet merah. Juru kamera mulai mengarahkan lensanya padaku, mengambil beberapa gambar diriku. Aku mengumbar senyum.

Pintu mobil kubuka lebih lebar lagi. Mempersilahkan satu orang lagi yang akan keluar.

Papa keluar dari mobil, menunjukkan dirinya kepada beberapa orang yang telah menunggunya.

Daddy × Pcy[End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt