18

2.4K 173 187
                                    


Brakk

Pandangan Chanyeol langsung mengitari ruangan sekitar. Dilihatnya Hana dalam keadaan terikat di sebuah kursi dengan ceceran darah di lengannya. Di depannya terlihat Alvaro tengah berlutut menghadap Hana, menggenggam sebilah besi tajam yang mengkilap.

"Papa?!"

Seorang pemimpin pasukan memberi aba aba, "Tembak!" Sebuah peluru ditembakan pada Alvaro.

"Nggak! PA JANGAN–!"

Tepat mengenai sasaran. Alvaro langsung ambruk detik itu juga. Cairan merah kental merembas keluar hingga menetes ke lantai.

Chanyeol berlari menghempiri Hana. Diikuti dengan lima orang prajurit bayaran yang akan mengamankan Alvaro.

"Papaa!" Hana merengek dan kembali menangis hebat.

"Papa disini Hana. Papa disini" Chanyeol segera mendekap tubuh Hana.

Sesaat setelahnya Chanyeol mengeluarkan pisau kecil, memotong tali yang menahan tangan dan kaki Hana hingga Hana terbebas.

Chanyeol melepas jas hitamnya, memakaikannya pada Hana dan segera membopong Hana untuk meninggalkan ruangan yang mirip gudang itu.

Di luar sudah ramai. Belasan mobil tentara bayaran Chanyeol terparkir di depan gedung tua ini. Semua orang disini bersejata, memiliki bekal bela diri yang tak diragukan untuk menangkap pelaku penculikan putri Park Chanyeol itu.

"Cepat masuk ke mobil. Aku menyusul nanti" Ucap Tiffany sambil menempelkan ponselnya ke telinga.

Chanyeol mengangguk dan segera masuk ke dalam mobilnya dengan Hana. Ia melepas dasi yang hanya menggantung di lehernya, melilitkan dasi itu pada lengan Hana yang terluka.

"Semua akan baik-baik aja. Maafin Papa, Hana"

Hana yang belum tenang sepenuhnya hanya mengangguk lirih. Perlahan kepalanya ia sandarkan pada bahu Chanyeol, mencari posisi nyaman yang mungkin bisa menenangkannya.

"Maaf," tutur Chanyeol sekali lagi. Tangannya mulai melingkar di punggung Hana, membawa putrinya kedalam pelukan hangat, dan diakhiri kecupan ringan di puncak kepala.

Sepuluh menit sudah mobil melaju di jalanan kota. Rencana Chanyeol adalah untuk tinggal di rumah miliknya yang lain di luar kota.

Dua mobil bodyguard Chanyeol masih membuntut di belakang mobil Chanyeol. Mereka masih harus tetap berjaga untuk mengantisipasi terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.

"Tolong lebih cepat lagi" Pinta Chanyeol pada sang supir yang juga merupakan seorang prajurit bayarannya.

"Baik, Pak"

Pandangan mata Chanyeol menajam. Beberapa kali ia menoleh ke luar jendela mobil untuk memastikan tidak ada hal yang patut di waspadai lagi.

"Iya, masih dengan saya"

Chanyeol menoleh pada sang supir yang terlihat tengah berbicara dengan rekan keamanan lainnya melalui earphone.

"Menuju perjalanan sesuai arahan, ada masalah?"

Chanyeol memasang telinga baik baik. Menyimak setiap pembicaraan sang supir dengan rekannya di sebrang telfon sana.

"Apa?" Sang supir membuat pergerakan tiba tiba. Memutar kaca spion tengah untuk melihat ke arah belakang mobil yang di kendarainya.

"Ada apa?" Tanya Chanyeol.

"Maaf, Pak. Ada sedikit masalah. Dua mobil di belakang kita terpisah"

Chanyeol menoleh ke kaca belakang. Terlihat tiga mobil berwarna silver telah menggantikan posisi mobil bodyguard sebelumnya.

"Apa tiga mobil itu mengincar kita?"

Daddy × Pcy[End]Where stories live. Discover now