2

7.2K 412 24
                                    


Hana POV;

"Mau nagih pulsa gue."

Gue ngeliatin si Guanlin yang masih berdiri di depan gue.

"Ehm sorry. Ntar gue gantiin deh, sekarang gue lagi gak bawa duit."

Guanlin ketawa. Ngga tau apa yang lucu. Tapi dia ketawa aja.

"Napa si lo?"

"Sans aja kali. Gue gak beneran minta balik pulsa. Gue disini ada acara sama bokap."

Gue ber-oh ria. "Jadi bokap lo kerja disini juga?"

"Enggak. Dia dari perusahaan sebelah. Diundang sama acara kantor ini. Btw, lo juga ikut bokap kan?"

"Iya. Tuh bokap gue. Direktur utama di perusahaan ini." Kali ini Guanlin yang ber-oh ria.

"Gue belum tau nama lo nih,"

"Masa sih?" Gue natap Guanlin nggak yakin.

"Emang gue dukun, bisa tau nama lo siapa tanpa lo kasih tau,"

"Oiya. Gue Hana– Park Hana."

Gue jabat tangan bentar sama Guanlin. Dan sekarang jadi awkard banget.
Momen gini nih yang suka bikin mules.

"Ehm, Lin. Gue ke toilet dulu ya."

"Oh iya."

Gue buru buru nyari toilet. Perut gue sakit parah. Ni gara gara puding yang gue makan atau Guanlin. Tiba tiba aja perut gue mules mules nyeri gini.

Gak jauh dari ruang party tadi gue nemu toilet. Demi apa, ternyata tamu bulanan gue dateng. Mana gue gak bawa pembalut. Ini gimana dong,

Di kantor ini ada yang jual pembalut gak ya? Gue bingung harus apa sekarang.

Gue telfon papah aja mungkin ya.

Gue ambil handphone di tas. Nyari nomor papah dan telfon.

"Halo? Ehm, pah. Acara nya masi lama nggak?"

"Lumayan lama. Kenapa? Kamu dimana sekarang?"

"Ehm itu.. ada sesuatu. Hana pulang duluan, ya?"

"Loh kok pulang? Ada apa? Ngga bisa. Kamu harus pulang sama Papah."

"Duhh tapi pah–"

"–kamu pulang sama Papah! Nanti kalo kamu pulang sendiri ada apa apa gimana? Buruan kamu kesini, Papah tungguin."

–tut.

Kebiasaan! Papah tu nggak pernah pengertian. Semua kemauannya harus gue turutin. Nggak pernah sekalipun ngerti gimana perasaan gue. Dia cuma mikirin diri sendiri.

Gue ngelangkah ngedeketin Papah. Gue masih kesel sama Papah. Bodo amat ntar gue tembus di depan temen temen kantor papah sekalian. Biar dia yang tanggung malu.

Daddy × Pcy[End]Where stories live. Discover now