Terlihat Alyra menjadi sedikit gugup sembari memainkan ibu jari tangannya saat tatapan kedua cowok itu menjadi lebih dalam pada dirinya seperti hendak merencanakan siasat jahat mereka.

Kevan mendengus kasar dan berlalu pergi begitu saja setelah meraih kunci mobilnya, hingga Eboy pun menghela napasnya dan merasa gagal. "Udahlah, gue mau pulang aja." desahnya lesu.

"Eh?! Gue belum selesai ngomong." tahan Alyra yang kini hanya tertinggal Eboy dihadapannya. Cowok itu memutar jengah bola matanya.

"Ngomongin apaan emang? Gak ada yang penting juga." Eboy melirik arlojinya malas. Alyra sedikit kesal ketika Eboy mulai bertingkah sok keren.

"Gue pengen Axel bertekuk lutut dibawah kaki gue. Dan Lo harus bisa bantuin gue!!" ucap Alyra tidak main-main. Eboy mengernyitkan keningnya sebentar.

"Hah?! Gue gak salah dengar nih?" Eboy pun terkekeh geli, tidak percaya dengan permintaan yang dia dengar dari mulut cewek itu sendiri. Wah gawat nih! Bisa-bisa nanti Axel kena kuda lumping ajaib sama cewek ini! Batin Eboy prihatin. Ia sempat berpikir sebentar, ingin melakukan pertukaran hal menarik dengan cewek merah cantik itu.

"Emang bayarannya pake apaan kalau gue kasih tau semua hal berharga sama lo?" tantang Eboy seraya tersenyum licik dengan halus. Alyra harus lebih sabar lagi jika Eboy juga berusaha ingin mengambil keuntungan darinya. Alyra mengutuknya dalam hati.

"Tapi, ah yang bener lah! Lo kan teman baiknya. Kemana-mana selalu sama dia pasti Lo tau kan apa yang disukai atau apupun hal yang dia benci juga biar gue ngertiin bisa lebih dekatin dia lagi,," jeda Alyra sambil menghentakkan kakinya menahan kesal, namun sedikit kebingungan sambil menggaruk tengkuknya. "lagian gue juga gak punya apa-apa buat ngasih Lo sebagai imbalannya nanti."

"Kenapa Lo gak tanyain tentang Axel ke Kevan aja langsung tadi? Dia lebih dekat daripada gue. Dia saudara kandungnya. Sedangkan gue cuma teman biasalah. Lo pasti bakalan jadi cewek yang paling berpengalaman diajarin sama Kevan dimulai dari gaya gayaan dasar sampai--" ucapan Eboy pun terhenti saat Alyra memotongnya.

"Stop! Gue gak butuh ajaran sesat dia! Enak aja Lo nyuruh anak kayak dia jadi guru dewasa spesialis gue, bukannya pintar malah jadi gak punya otak gue terus jadi objek eksperimen percobaan gagal dia tolol!!" Alyra menepiskan bayangan Kevan yang menyeringai muncul begitu saja dibenaknya seakan memaksa dirinya melakukan hal gila diluar batas atas persyaratan dari Kevan. Eboy terbahak melihat Alyra mengumpatinya agak kasar.

"Tanpa bantuan gue, Lo juga bisa kali, bikin dia tunduk." ujarnya kemudian sambil menggelengkan kepalanya masih tertawa, Eboy hanya tidak habis pikir dengan ide cewek itu untuk mendapatkan Axel terlalu berambisi.

"Lo serius?! Emang apa yang harus gue lakuin sekarang?!" kata Alyra mulai berbinar-binar senang mendengarnya. Eboy cukup bingung ketika Alyra sepertinya terlihat masih polos atau otaknya kurang tanggap seakan tidak mengerti dengan hal apa yang dia maksud untuk dimengerti cewek itu sendiri.

"Yang ada tuh, kedua paha Lo harus mengangkang dulu lebar-lebar, terus dia bakalan jinak sendiri dibawah selengkangan lo!!" jawaban Eboy setelah maju sebentar berbisik tepat di telinganya, sukses membuat Alyra memutar otaknya secepat kilat. Ia terdiam sebentar seperti ingin menurutinya tapi juga kemudian merasa malu dengan wajah yang memanas hebat.

Berikutnya Eboy juga meneguk ludahnya sendiri takut kalau menyinggung perasaan sensitif dari cewek gila itu bisa-bisa dia juga kena gigitan mautnya yang tak terduga.

"Lo jangan sinting deh! Dikira dia anak gue apa?!" sengit Alyra menggeram, lalu mengepalkan tangannya ingin menghajar cowok sialan itu. "masa gue ngelahirin Axel sebesar itu?!" Alyra langsung menggeleng-gelengkan kepalanya tidak masuk akal. Itu mustahil!

Eboy tergelak keras, walau mengerjainya, ia tidak menyangka Alyra itu bodoh juga bahkan sepertinya lebih parah otaknya rada miring atau entah bagaimana, hanya Alyra sendiri yang paham tentang dirinya.

"Pacar gue nelpon nih! Sorry ya gue cabut dulu! Ntar gue gak dapat jatah lagi kalau telat,," ucap Eboy gemas dan langsung menjilat salah satu pipi cewek merah itu dengan lidahnya, lalu berlari cepat dengan ancang-ancang yang telah ia siapkan lebih dulu demi menghindari amukannya. Alyra terperangah sangat kaget dan melotot sadis begitu tersadar dipermainkan oleh si keparat Eboy. "Itu bonus buat gue kalau Lo lupa." teriak Eboy dari kejauhan sambil menyengir lebar.

"Gak guna ngomong sama lo si bangsat! Dasar bajingan arghh!!" umpat Alyra sambil melemparkan tasnya marah. Ia mengelap kasar wajahnya yang memerah dengan punggung tangannya pada pipinya yang basah akibat ulah Eboy tadi. Berjalan keluar sepanjang jalan dengan wajah merah padam dan merutuki kekesalannya hari ini.

"Ra ikut gue aja." suara itu muncul dari arah belakangnya.

"Rendra? Lo ngikutin gue lagi?!" cowok itu meangguk singkat. Alyra sedikit panik takut Rendra juga sempat melihatnya dicium oleh cowok lain tadi atas bukan kemauannya sendiri.

"Gak usah repot-repotlah perhatian kayak gini, gue jadi gak enak sama Lo udah punya--." Alyra menunduk kecil lalu Rendra mengangkat wajahnya keatas untuk saling menatap.

"Santai ajalah Ra, gue sebenernya juga masih kangen sama Lo." ujar Rendra terkekeh kecil. Alyra pun tersenyum malu dan lalu pergi bersama teman lelakinya itu.

TBC....



Mylovelly Where stories live. Discover now