Bagian 25

8.7K 1.3K 472
                                    

Dedarah
Bagian 25

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

○●○

Kalau kalian memilih cerita di Wattpad, apakah kalian mempertimbangkan jumlah reads dan votes-nya?

Menurut kalian, bagi penulis Wattpad jumlah reads dan votes itu seberapa penting, sih?

Pendapat kalian tentang aborsi dan mutilasi? Apakah sama kejamnya?

Apa yang kalian lakukan jika teman atau saudara kalian adalah seorang pembunuh? Apakah kalian masih menganggapnya teman atau saudara?

Apa yang kalian lakukan jika kalian bisa masuk ke mimpi orang lain?

○●○

Aku berada di dalam hutan dengan pakaian tidur berwarna putih. Aku ada di jalan setapak yang mengarah entah ke mana. Menghadap ke atas, aku menemukan bulan yang nampak sempurna. Saat aku kembali melihat ke depan, aku mendapati Rajo yang berdiri diam memperhatikanku.

"Rajo!" panggilku seraya berlari ke arahnya.

Bukannya mendekat ke arahku, Rajo justru menghindar. Dia berlari menjauh. Aku pun segera mengejarnya. Dia berlari mengikuti jalan setapak sehingga tidak sulit untuk mengikutinya.

"Rajo! Ini Kakak! Rajo!" teriakku.

Ujung jalan setapak ini ternyata mengarah ke sebuah sumur. Rajo berdiri di depan sumur. Dalam jarak tak kurang dari sepuluh meter, aku berhenti dan mengatur napas.

"Rajo, ayo pulang!" ajakku. "Kakak berjanji, Kakak akan menjagamu lebih baik lagi. Kakak tidak akan membiarkanmu dalam bahaya. Jadi, ayolah pulang. Ibu menunggumu di rumah, Ibu sangat merindukanmu!"

Jantungku seperti berhenti berdetak saat menyaksikan Rajo menaiki sumur itu. Belum sempat aku melangkah, dia sudah melompat ke dalam sumur. Sontak, aku langsung berlari dengan panik. Melongok ke dalam sumur.

Aku mencari-cari sesuatu, tali atau semacamnya. Namun, tidak ada di sekitarku. Saat aku melihat suatu gerakan di dalam sumur itu aku terpaku diam. Di bawah cahaya bulan purnama, aku melihat sosok hitam muncul dari air. Sosok dengan sayap yang tertutup, merangkak menaiki dinding sumur. Iblis! Matanya yang merah, tanduknya yang bagaikan tanduk kambing, dia menatapku, membuat sekujur tubuhku tak bisa digerakan.

"Ya ayuha alkufaar."

"Rema," panggil seseorang. "Kau mendengarku?"

Aku merasa ada yang menggoyangkan pelan tubuhku. Aku mencoba membuka mata dan terbangun di sini. Aku ada di tepi kolam dengan siraman cahaya mentari pagi. Aku bangkit dan menyadari jika yang membangunkanku adalah Byru yang memakai seragam pramuka.

"Ka-kau?" tanyaku.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan bingung saat membantuku bangkit berdiri.

Aku tidak menjawab pertanyaan Byru, aku justru mengecek ke arah kolam.

"Aku bangun terlalu pagi, jadi aku memutuskan untuk mampir ke sini. Aku ingin duduk memandangi kolam, itu membuatku tenang. Tapi, aku kaget ada kau di sini," jelasnya.

Darah, kolam itu tampak keruh dan warnanya tampak sedikit merah karena darah yang terkucur dari rambut Mayang dan juga rambutku kemarin malam.

"Ada apa dengan kolam jernih itu?" tanya Byru.

Dedarah 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang