Bagian 06

12.6K 1.7K 469
                                    

Dedarah
Bagian 06

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

○●○

Iblis berkata, jadilah diri sendiri! Orang yang memuja kesenangan dan tak mau dilarang.

○●○

Apa yang kalian lakukan setiap bangun tidur?

Apa kalian pernah mimpi seram? Kalau pernah, mimpi apa itu?

Percayakah kamu kalau anak kecil bisa melihat makhluk halus?

○●○

Dokter Ndaru sudah mengecek asmaku. Dia memasang ekspresi yang tampak kurang senang. "Asmamu sering kambuh akhir-akhir ini, ya?"

Aku mengangguk. "Dalam dua hari, saya sudah mengalami tiga kali se...," aku berhenti berucap, bukan tiga, hanya dua. Satu serangan asma hanya terjadi di mimpiku. Bagaimana mungkin aku tidak bisa membedakan kenyataan dan mimpi? "Maksud saya, dua kali, Dok. Padahal, minggu sebelumnya, saya hanya sekali kena serangan asma."

"Saya resepkan tablet teofilin untukmu ya," kata pria paruh baya yang berkacamata itu. "Bisa ditebus di depan."

"Baik, Dok," jawabku seraya mengambil catatan resep darinya.

"Makan sehat secara teratur, berolahraga, dan banyak minum air putih, ya," pesannya sebelum aku keluar dari ruangannya.

Aku ke kliniknya sepulang sekolah. Jadi, aku membawa Rajo. Untung saja, dia tidak banyak bertingkah. Klinik ini berada di kota. Sebenarnya, aku ingin mampir ke ruko milik Ibu, tetapi ada rasa enggan yang membuatku malas ke sana.

Bersepeda di jalanan kota memang cukup menyenangkan. Di sini cukup ramai, banyak hal menyenangkan yang ada di sini. Tidak seperti daerahku yang sepi dan hampir tidak ada hiburan, di sini punya banyak tempat tujuan untuk membuang penat. Aku menunjuk banyak tulisan di jalan agar Rajo bisa membacanya.

"Itu bacanya apa?" tanyaku menunjuk ke salah satu bangunan kecil dengan beberapa Vespa tengah terpakir di depan sana.

"Bengkel Vespa," jawab Rajo.

"Kalau itu?"

"Toko mas dan perak."

"Sebelahnya?"

"Toko bangunan Sanjaya."

Saat kami melewati gedung bioskop, aku melihat ada iklan yang menampilkan jadwal film yang sedang diputar di sana. Si Kabayan Cari Jodoh, itu yang main Dedi Petet dan Desy Ratnasari, kayaknya film yang lucu. Tidak jauh dari bioskop ada toko piringan hitam. Aku ingat Ayah punya pemutarnya di lantai dua.

"Rajo, kita mampir ke sana, ya," kataku pada Rajo yang duduk di kursi belakang sembari berpegangan di pinggulku.

"Jangan lama-lama," jawabnya yang kurasa sadar kalau sekarang sudah cukup sore.

"Sebentar kok," kataku yang kemudian berhenti di depan toko.

Setelah memarkirkan sepedaku, aku pun melangkah ke toko itu. Dari jendela kaca yang besar, aku bisa melihat banyak orang sedang memilah-milah piringan hitam yang ingin mereka beli di sana.

"Rajo, habis ini Kakak belikan es krim, mau?" tanyaku pada Rajo yang ada dibelakangku.

Saat aku menoleh ke belakang, ternyata aku salah. Dia tidak ada di belakangku. Rajo hilang! Aku langsung panik. Kupanggil namanya berkali-kali. Aku semakin terkejut saat menyadari dia sedang menyeberang jalan raya.

Dedarah 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang