SEMBILAN : BUMERANG

1.3K 143 299
                                    

"Kita itu layaknya bumerang yang awalnya membuang jauh-jauh semua luka, namun pada akhirnya luka itu kembali membawa teman barunya yang bernama penderitaan. "

🌻🌻

KETUKAN pintu membuat Andara berlarian kecil ke arah jendela, mulutnya terbuka lebar saat mengetahui siapa yang datang ke rumahnya. Bukannya langsung membuka pintu, Andara malah mematung di depan jendela.

"Dara! Lo gak coba buat bunuh diri 'kan?" Inilah alasan mengapa Ali buru-buru menghampiri Andara. Bunuh diri, adalah salah satu asumsi terparah dalam dipikirannya.

Andara mendengar itu dari dalam, menautkan alisnya. "Siapa juga yang mau bunuh diri," teriaknya dari dalam rumah, masih enggan membuka pintu.

"Oh. Ya udah, gue pulang." Setidaknya Andara masih hidup, terdengar dari teriakkannya, gadis itu baik-baik saja. Maka dari itu Ali berniat untuk pulang.

Akhirnya Andara membuka pintu rumahnya. "Ali khawatir?"

Ali menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang. Terlihat mata Andara sembap dengan wajah merah seperti habis menangis. "Lo nangis karena gue bilang gak penting?"

Andara langsung mengusap wajahnya, memasang kembali topeng baik-baik saja, lalu tersenyum. "Dih, geer banget deh. Dara lagi nonton drama korea," ucap Andara, namun tidak semuanya kebohongan.

Wajah Ali berubah menjadi datar tanpa ekspresi. "Oh, ya udah."

"Khawatir ya, sampe malem-malem ke sini."

Ali tidak menjawab, dia mengalihkan pandangannya kesembarang arah. "Gue pulang," pamitnya.

"Ali, Dara laper..."

"Makan," jawab Ali sedikit ketus.

"Yuk... anterin."

"Ke mana?"

"Ke tukang makanan lah. Anterin yaaa..." Andara memasang muka melas, seperti anak kucing yang sedang kelaparan.

"Udah malem, bikin Mi aja. Gue mau pulang."

"Dara kan baru sembuh, masa disuruh makan Mi, nanti kalau Dara tambah parah gimana?"

"Tanding sama Syakira juga bikin sakit lo tambah parah," sindir Ali.

"Ih beda! Lagi juga itu kan buat-"

"Sekarang lo pilih, kompetisi itu atau gue."

Andara ingin membaca ekspresi cowok itu dan hasilnya nihil. Ali terlalu dingin, tanpa ekspresi bahkan tersenyum juga hanya tiga kali, itu pun hanya sekilas.

"Ih-Dara gak mau menjauh dari Ali."

"Karena lo suka gue atau lo cuman penasaran sikap gue?"

Deg. Keduanya benar.

Andara berpikir sebentar sebelum akhirnya dia menjawab, "karena..."

"Oke, gue anggap salah satu diantara itu. Gue pulang." Lagi-lagi lelaki itu datang dan pergi seenak jidat, walau kali ini memberi aba-aba saat ingin pulang, tetap saja, sikapnya bukan hal yang baik untuk kesehatan jantung Andara.

Andara tidak bisa berkata-kata, lidahnya terasa kelu saat Ali bersikap seperti itu, seakan aura dingin dari sikap lelaki itu membekukan Andara.

15 menit berlalu, pintu rumah Andara diketuk kembali, dia pikir, Ali kembali berubah pikiran dan ternyata tukang gofood berdiri di depan pintu sambil memegang sebungkus plastik.

"Malam Kakak, saya ingin mengantar makanan," katanya.

Andara kebingungan, sejak kapan dia pesan makanan. "Saya gak pesan apa-apa. Salah alamat kali, Mas."

[WPS #1] ALIANDARA (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang