Benar kan! Kurasa ia sengaja menyapa Arrayan dan membuatnya berjalan kemari. Bahkan Lia tak memberikan pertanyaan berarti pada Rayan. Pertanyaannya hanya basa-basi.

"Jadi lu panggil Samudra cuman buat nanyain Revano? Tau gitu gua langsung masuk kelas aja." celetuk sahabat Arrayan.

"Gua ngga nanya lo, Aji!" ucap Lia kesal.

Aku benar-benar merasa kecil disini, baik secara metafora ataupun secara harfiah. Aku hanya sebatas dagu sahabat sahabatnya Arrayan, setelinga Lia, dan seleher Arrayan.

Juga, TOLONG KALIAN BER EMPAT AKU ADA DISINI. Rasanya aku hanya menjadi serangga kecil yang tak diperdulikan keberadaannya.

"Revano ngebucin, pagi-pagi udah ngapel" jawab Arrayan.

"Biarin aja lah, Revano udah lama gabucinan wkwk" aku mendengar Lia tertawa setelah mengatakan hal itu.

"Kalian mau sampai kapan disini?" Interupsi sebuah suara yang kukenal.

Tentu saja dari semua sahabat yang dimiliki Arrayan, yang kukenal hanya satu, yaitu Mahesa Al Haidar yang merangkap sebagai tetanggaku.

Sumber informasi terpercayaku, orang yang bersedia kukorek informasi mengenai Arrayan. Haidar bahkan berjanji untuk tak memberitahu soal diriku yang lebih mirip seperti stalker pada Arrayan.

Kembali lagi, setelah Haidar berkata seperti itu mereka semua langsung berhambur masuk kedalam kelas. Namun, tidak untuk aku, rasanya aku sedang berada diawang-awang karena berdiri sedekat itu dengan Arrayan.

Aku, Lia, Arrayan, Haidar, Aji, dan Revano memang satu kelas. Banyak yang bilang bahwa kelasku adalah kelas yang diberkati. Banyak pria tampan dan gadis cantik dikelasku. Aku tak tau apakah aku termasuk gadis cantik yang dimaksud apa sebuah pengecualian. Hhhhh

"Mau sampai kapan lu disitu?" ucap seseorang dibelakangku.

Tentu saja aku terkejut bahkan sampai mundur dua langkah kebelakang. Aku menatap oknum yang membuatku terkejut setengah hidup.

Ternyata dia sahabat Arrayan yang dicari oleh Lia barusan, Revano Felix Putra.

Ternyata dia sahabat Arrayan yang dicari oleh Lia barusan, Revano Felix Putra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I-iya, aku mau masuk kok." ucapku lalu melangkah masuk mendahului Revano yang berjalan dibelakangku.

Setelah sampai dimeja, Lia menyikutku dan memasang muka jahilnya.

Sudah kubilang kan, dia memang sengaja menyapa Arrayan! Sahabatku yang jahat dan baik diwaktu bersamaan.

"Gimana rasanya deketan sama Samudra?" tanya Lia disertai kerlingan matanya yang menatapku jahil.

"Mau kucubit yah kamu? Apa kamu sengaja nyapa Rayan supaya aku jantungan?" ucapku kesal tanpa sadar aku mempoutkan bibirku.

"Habisnya gue greget sih, lo gapernah mau nyapa Samudra. Padahal kita sekelas." ucap Lia sambil menatapku dengan alis yang ia naikkan sebelah.

Aku hanya terdiam, memang benar kami sekelas. Mungkin kalian kira kemungkinan aku dikenal Arrayan juga besar, tapi tidak. Aku tak pernah mencoba mendekati Arrayan, satu kelompok bersamanya pun tidak pernah.

Aku tak berani mendekatinya karena aku terlalu canggung, tak bisa memulai obrolan dengan topik yang bagus.

Setelahnya bel berbunyi, aku pun selamat dari perkataan Lia yang tak tahu harus kujawab bagaimana.

Pelajaran pun dimulai, sejarah. Tentu saja sejarah memang membosankan, tapi pak guru disekolahku berbeda. Dia hanya datang memberi tugas kelompok, ditentukan secara acak sesuai keinginan pak guru.

Kelompok 1

Adhitama Jirendra.
Revano Felix Putra.
Aurelia Zemira.
Yeresha Jisyandra.

Kelompok 2

Sierrin Arrabele.
Mahesa Al Haidar.


Tok tok. . .

Kegiatan pembagian kelompok pun terinterupsi dengan suara ketukan pintu. Setelahnya pintu dibuka dan masuklah orang yang kukenal.

"Kyara, kamu dipanggil keruang kepala sekolah tuh." ucap Pak Guru.

Semuanya langsung menatapku. Mereka pasti mengira jika aku melakukan hal yang tidak-tidak. Aku menatap teman sekelasku dengan wajah santai, oh ya aku kira Arrayan dan sahabatnya juga akan menatapku. Mereka ternyata tak tertarik sama sekali dan memilih fokus mabar.

Aku beranjak dari dudukku, lalu menghampiri teman satu ekstra ku itu. Aku meminta izin untuk keluar kelas, setelah diizinkan aku mencium tangan guruku dan pergi keluar kelas.

Aku tidak dipanggil ke ruang kepala sekolah untuk hal jahat asal kalian tau. Kepala sekolah itu memang humble, tak jarang ia memberi sebuah project untukku dan para timku.

Aku tergabung dalam ekstrakurikuler sinematographi dan aku menjabat sebagai wakil ketua, jadi jelas saja aku akan dipanggil ke ruang kepala sekolah.

Setelah sampai keruang kepala sekolah, kami langsung membicarakan soal project sekolah yang diberikan, hingga tak sadar sudah hampir waktu istirahat. Aku dan temanku kembali kekelas masing masing setelah dipersilahkan kepala sekolah.

"KYARAA, SUMPAH LO KENAPA? KOK BISA DIPANGGIL KE RUANG KEPALA SEKOLAH?" aku disambut dengan suara membahana sahabatku yang lainnya, Sierrin.

"Aku cuman disuruh kerjain project sekolah aja kok." aku membalasnya dengan kalem.

"Kan! Namanya juga wakil ketua, lo sendiri yang bilang gebetan lo si zenobia alias jeno ngga masuk." ucap Lia sambil memainkan ponselnya.

"Oh iya bener juga"

Pantas saja aku tidak melihatnya, ternyata tidak masuk.

"Eh iya, gue sama Sierrin punya berita bahagia loh!" ucap Lia sambil senyam senyum, aku langsung mengendus bau bahaya.

"Lo sekelompok sama gue dong!" ucap Sierrin heboh.

Aku bernapas lega, ternyata benar-benar kabar baik yang kudengar.

"Nanti kerja kelompoknya dirumah Haidar" ucap Sierrin berapi api. Kurasa ia terlalu semangat untuk hal yang tak seharusnya.

"Kamu semangat banget, Rin. Oh iya, teman sekelompok kita siapa aja?" tanyaku pada Sierrin karena setauku satu kelompok terdiri dari 4 anggota. Aku hanya tau 2 denganku jadi 3, lalu satunya siapa?

"Gue, lo, Haidar, samaaaa A. . ."




"Arrayan."

Aku hanya bisa mematung mendengar nama terakhir yang disebutkan Sierrin. Selama dua tahun aku selolah disini akhirnya aku kedapatan sekelompok bersamanya, Arrayan. . .







"Ini sebuah keuntungan atau kerugian sebenernya?"

"Ini sebuah keuntungan atau kerugian sebenernya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tentangnya : Arrayyan | •Hyunjin•Where stories live. Discover now