☠️ liar

2.5K 426 61
                                    

“Saya Lalisa Istiqomah akan membawakan berita yang sedang hangat dibicarakan publik,”








“Aksi terorisme di pesta yang menewaskan 15 orang yang diantaranya pejabat tinggi, menyita perhatian publik, polisi dinilai lalai dalam tugasnya karena tidak bisa menangkap satupun penjahat. Saya bersama narasumber, bagaimana kronologinya mas?”

“Yang saya inget tuan rumah dan besan berhasil dieksekusi dan dibawa oleh bodyguard mereka, sisa para tamu undangan diantaranya SAYA SENDIRI turut merasakan ketegangan itu gaes!!” tutur Ten heboh sendiri.

Ten melanjutkan, “Tapi gak lama mereka semua pergi setelah bala bantuan datang, cemen emang.”

“Diperkirakan bukan hanya aksi terorisme tapi juga perampokan, karena setelah diperiksa 0,00001% dari kekayaan keluarga Moon raib.” lanjut Lisa.

“Tapi mbak, yang saya bingung dari awal itu mbak galadyze gak munculin batang idungnya. Jangan jangan dia diculik atau malah dia dalangㅡ”

Lisa nyikut Ten, “Malah suudzon malih!”

“Rumpi~ spill secret mwah hmpp-” Ten berhasil dibekap oleh tangan Lisa.

“Heh heh acara saya ini! Pemirsa cukup sekian dan terimakaㅡ”





Jisung mematikan tv, lalu melihat Mark membawa seabreg makanan dan beberapa pakaian ke uks. “Camping bang?”

“Ngg.. gue mau lembur. Mau neliti obat baru, jadi bakal jarang keluar dari uks hehe,” jelas Mark, Jisung mengangguk faham.

Mark mengunci pintu uks, menghampiri (y/n) yang sedang menguncir rambutnya dengan malas, meniup beberapa helai yang jatuh membuat Mark senyum sendiri.

Berasa mimpi aja bisa berduaan sama bias.

“Gak ada yang lain?” tanya gue setelah Mark menaruh sebuah kaos oversize dan boxer di depan gue.

Mark menggaruk rambut gondrongnya, “Anu- gue baru pesen ke olshop paling besok datengnya, atau gue beliin dulu ke mall? Waitㅡ”

“Kagak usah, gue pake ini aja.” ucap gue yang langsung nurunin sleting dress.

“EETT lu mau ganti disini?” Mark reflek berpaling, mukanya semerah tomat.

Gue mendengus, dan berjalan ke tirai penghalang. Samar samar Mark bergumam, 'huft hampir aja bangun’





ㅡㅡ




Mark menjahit luka sayatan (y/n) yang sedikit terbuka karena drama lompat tadi. Yang bikin gak habis fikir, raut wajah ini cewek gak berubah sama sekali dan lempeeeng aja segitu dia gak pake obat bius.

Eh yang diliatin malah salting.

“Kaya kepiting muka lu,” komen gue, Mark malah berpaling.

“Anu- ekhem, abis ini lo mau ngapain?”

Gue mengerutkan alis, ambigu beut.

“Eh maksud gue, rencana lo apa? Mau balik lagi ke rumah atau-”

“Atau ini?”

Mark langsung panik setelah gue mengarahkan pistol ke kepala gue sendiri. Langsung dia rebut dan memasukannya ke saku celana.

“Kalo lo bingung, lo bisa tinggal disini sementara. Sambil pemulihan itu luka lo.” tuturnya.

Gue mengangguk pelan, menyetujui untuk jadi beban beberapa hari kedepan.











Jisung memperhatikan gelagat Mark yang aneh setelah tugas terakhir boba. Sering mesen makanan seabreg, timbunan paket dateng. Yang dijawab Jaemin paling lagi puber.

“PAKEEETTT!”

Sampai pada akhirnya Jisung kepo dan membuka salah satu paket, Mark menghampiri Jisung yang sedang diam mematung.










“Bang...” lirih Jisung yang membawa paket berisi 5 pasang bra dan celana dalam wanita.

lunatic • mark leeWhere stories live. Discover now