[26] Fight

1.3K 190 47
                                    

Aland menatap kosong kearah jendela kamarnya sembari duduk diatas kursi roda yang senantiasa menemaninya satu minggu terkahir ini.

Tidak ada lagi tawa dari mulutnya itu, tidak ada lagi senyuman hangat yang selalu ia tampilkan, tidak ada lagi ucapan-ucapan dingin yang keluar dari mulutnya.

Aland, benar-benar berubah.

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Aqilla yang sedang membawa semangkup sup hangat dan secangkir teh panas untuk Aland.

"Makan ya? Kamu belum makan dari pagi." lirih Aqilla. Namun, tindakan Aland selanjutnya membuat Aqilla terkejut. Aland menangkis makanannya sampai terjatuh pecah kelantai.

Aqilla menarik nafasnya dalam-dalam. Ingin sekali rasanya ia menangis melihat keadaan Aland yang sekarang. Namun Aqilla harus sabar dan kuat. Ini hanya cobaan dai Tuhan. Dan Aqilla percaya, Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan kita.

Aqilla mulai membersihkan pecahan-pecahan beling yang berserakan dilantai dan berjalan keluar kamar untuk membuangnya.

Setelah selesai, Aqilla kembali kedalam kamar Aland dan memberikannya teh panas yang tadi dibuatnya.

"Kalau ngga mau makan, minum aja ya?"

"Mending kamu pulang."

"Aland..."

"Pulang!"

"Ngga! Aku ngga akan pulang!" tangis Aqilla langsung pecah. Membuat Aland yang mendengar suara isakan Aqilla langsung ikut menangis juga.

"Kenapa Qill? Kenapa kamu masih bertahan sama aku? Aku buta Qill! AKU BUTA! Kamu harus cari yang sempurna. Kamu ngga cocok sama aku Qilla! Apa kamu ngga malu?! Kamu harusnya malu punya cowok kaya aku!" Teriak Aland histeris. Membuat Aqilla menangis lebih keras. Hatinya hancur, sakit, mendengar apa yang baru saja Aland ucapkan.

"Kalau kamu buta apa aku harus menyerah? Engga! Kita bisa lewatin ini sama-sama. Kamu harus kuat Aland! Aku tau kamu kuat, aku tau kamu bisa lewatin semua ini."

Aqilla memegang wajah Aland.

"Denger. Aku akan selalu ada buat kamu. Kapanpun kamu butuh, aku akan selalu disamping kamu. Kita bisa lewatin ini, kita kuat Aland... Aku sayang sama kamu. Jangan bilang kaya gitu lagi, ya?" Aqilla dengan cepat langsung memeluk Aland dengan erat.

Aland hanya menangis mendengarnya. Ia membalas pelukan Aqilla lebih erat lagi.

Hanya dua kata yang terucap dari mulut Aland saat itu,

"Maafin aku."

•••

"Elvan kemana sih? baru aja masuk sekolah udah bolos lagi. Mana chat dari gue ngga dia bales lagi!" Ketus Jessie sambil menyeruput es teh manis nya. Sementara Sarah dan Kezia hanya memutar bola matanya malas, "Dasar bucin!" ucapnya berbarengan.

"Jomblo sih, jadi sirik." sinis Jessie yang langsung dibalas tawaan meledek dari Sarah. "Sorry-sorry aja ya, gue kan udah taken. Tinggal si Kezia aja nih,"

Kezia yang tak terima lansung mendelikkan matanya tajam kearah dua orang itu, "Ya biarin aja sih. Lagian enak jadi jomblo, bebas."

"Tapi ngga ada yang perhatian. Huhu." Ledek Sarah dan Jessie. Membuat Kezia lagi-lagi mendelikkan matanya.

"Btw, si Aldo kemana? Kok lo ngga bareng dia?" Tanya Jessie sambil memiringkan wajahnya kearah Sarah. "Tadi ada pengumuman dari Kak Alvaro sama Kak Raihan, katanya yang mau ikut eskul basket dateng ke aula sekolah. Terus si Aldo sama Si Ferro mau ikutan. Gatau deh kapan selesainya. Eh, balik sekolah mau kerumah Aland?"

JUST YOU AND ME [COMPLETED STORY]Where stories live. Discover now