[23] Kembali utuh

1.5K 209 93
                                    


Selamat membaca.

•••

"Mau mampir dulu?" Tanya Aqilla setelah turun dari
motor besar milik Aland. Aland menggelengkan kepalanya. "Engga, Aku pulang aja." Jawabnya sambil mengelus puncak rambut Aqilla.

Aqilla langsung memasang ekspresi cemberutnya. Bete karena Aland menolak ajakannya. Padahal, biasanya Aland selalu mampir untuk meminum teh atau coklat panas yang Aqilla buat untuknya.

"Kenapa? Lagi ada urusan ya?"

Aland hanya mengangguk. Aland juga sudah bisa menebak bahwa Aqilla akan bete karena hari ini ia tidak mampir, namun, bila diberitahu alasannya pun Aqilla akan mengerti.

"Elvan mau kerumah, mau ketemu sama Orang Tua aku."

Aqilla terkejut sesaat, kemudian menganggukkan kepalanya. "Oh, Yaudah kalau gitu."

Aland lagi-lagi menganggukkan kepalanya. "Iya, Kalau urusannya udah beres, nanti aku kerumah kamu. Ada yang perlu aku ceritain perihal Elvan kemarin juga."

Aqilla mengangguk mantap. "Serius? Oke deh, yaudah aku masuk dulu ya. Kamu hati-hati dijalan!" Ujarnya sambil menepuk-nepuk wajah Aland pelan. "Daah."

Aland tersenyum dan melambaikan tangannya. "Dah."

•••

"Gue deg-deg an Land." Ujar Elvan sambil meneguk salivanya kasar. Aland yang sedang fokus menyetir mobil milik Kakaknya ini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kayak mau ketemu calon mantu aja lo. Santai aja."

Elvan berdecih, "Santai-santai pala lu botak! Udah cepet bawa mobilnya."

"Ya ya ya Bos." Aland hanya mengalah. Tidak tau diri sekali Kakaknya ini.

Setelah selesai mengantar Aqilla pulang, Aland langsung bergegas keapartment milik Elvan karena Kakaknya ini menyuruhnya agar menjemput dirinya.

Dua puluh menit berlalu, mobil berwarna silver itu telah terpakir rapih di perkarangan rumah milik Aland. Aland turun lebih awal, dan disusul oleh Elvan yang sepertinya masih gugup.

"Orang Tua gue baik kok El."

Elvan mendelik. "Sialan lo. Mereka juga Orang Tua gue ya!"

"Apaan, lo kan bukan Anak kandung bokap-nyokap gue."

"Ah Land, galucu ah. Balik nih gue."

Aland tertawa puas melihat ekspresi Elvan. Padahal Aland berucap seperti itu agar Elvan tidak gugup saja.

"Udah, Ayo masuk. Lo mau jadi satpam diem mulu disini hah?" Ajak Aland sambil berjalan kearah rumahnya. Elvan pun hanya menghela nafasnya dan mulai berjalan mengikuti Adiknya itu dari belakang.

"Ma, Aland pulang."

Putri yang masih berada didapur langsung berlari kecil menghampiri Aland. Aland sengaja tidak bilang terlebih dahulu kepada Orang Tuanya bahwa Elvan akan ikut pulang bersamanya.

"Aland, langsung makan siang ya—"

Ucapan Putri terpotong kala melihat lelaki tinggi yang berada dibelakang Aland. Matanya mulai memanas, menahan air mata agar tidak turun membasahi pipinya.

"Ma... E-Elvan.."

Putri langsung berlari dan memeluk Elvan dengan erat. "Elvan, maafin Mama... Kamu baik-baik aja sayang? Tinggal dimana kamu? Kenapa Mama hubungi selalu ngga bisa?"

"Elvan baik-baik aja. Mama apa kabar? Papa ada dirumah?"

"Baik... Papa ada ko, dia lagi di halaman belakang. Nanti juga kesini." Ujarnya.

JUST YOU AND ME [COMPLETED STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang