[4] Masalah

2.4K 321 24
                                    

"Untuk pertama kalinya, Aland merasakan tamparan yang tak hanya menimbulkan rasa perih di pipinya, tetapi juga dihatinya."

•••
Selamat membaca!

•••

Aland berjalan lunglai menuruni tangga rumahnya. Ia  melirik kearah sofa yang berisikan kedua orang tuanya yang sedang menonton film.

Mungkin, mereka sedang libur. Pikir Aland.

Putri yang baru menyadari Anaknya datang, langsung berdiri dan menghampiri Aland dengan cepat.

"Aland, kamu mau sarapan dul-"

"Enggak. Aland langsung berangkat aja." Ucap Aland dengan cepat. Saat Aland akan melangkahkan kakinya, ucapan Ayahnya langsung membuat Aland terdiam.

"Kamu harusnya malu. Udah besar tapi nggak punya sopan santun. Main potong pembicaraan orang tua aja."

Aland menghela nafasnya dan menoleh kearah belakang.

"Gimana Aland mau ngerti kalau orang tua Aland aja nggak pernah ngajarin Aland buat jadi orang yang sopan dan ngerti tentang apa itu tata-krama?"

PLAK!

Refleks Aland langsung memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan Papanya itu. Fahri sendiri langsung terdiam. Emosinya lenyap begitu saja saat melihat Aland yang menatapnya dengan rasa kecewa mendalam.

Untuk pertama kalinya, Aland merasakan tamparan yang tak hanya menimbulkan rasa perih di pipinya, tetapi juga dihatinya. Setelah tadi ia mendapat perkataan menohok dari Papanya, kini ia mendapatkan tamparan dari Papa kandungnya sendiri.

Aland mundur beberapa langkah tanpa melepaskan pandangannya dari Papanya itu.

"Bukan maksud Papa bu-"

"Aland pergi."

Tanpa mengucapkan salam kepada Orang tuanya, Dengan tetap berusaha untuk tegar, Aland berjalan meninggalkan rumah. Meninggalkan kedua orang tuanya yang tak tahu harus melakukan apa sekarang. Mereka sudah membuat kesalahan yang sangat fatal. Seharusnya, mereka membimbing Aland, bukan malah membentak dan menamparnya seperti tadi.

•••

"Pagi Aland!" Sapa Aqilla hangat. Aland yang saat itu mood nya sedang buruk tidak mengubris perkataan Aqilla dan memilih untuk langsung duduk di tempatnya.

Aqilla memasang wajah cemberut. "Kenapasih? pagi-pagi udah asem aja mukanya."

"Mau muka gue asem, pait, yang namanya orang ganteng ya mau diapa-apain juga tetep ganteng."

Langsung saja Aqilla menampilkan eksperesi menahan muntah yang menurut Aland sangat lucu.

Aland tersenyum sekejap. Sebelum Aqilla menyadari bahwa tadi ia tersenyum, Aland langsung memasang wajah datarnya kembali.

"Udah ketauan tadi lo senyum. Wle." Ledeknya sambil menatap Aland.

Saat Aqilla sedang asyik mengganggu Aland, kegiatannya terhenti disaat melihat perempuan yang sedang kebingungan mendekati meja mereka berdua.

"Kenalin, gue Sarah. Waktu MOS gue nggak masuk karena sakit. Di kelas ini bangku yang kosong diman-"

"DOR!!!" Teriak Aldo dibelakang Sarah. Aqilla tersenyum dan langsung berdiri. "Nah! kebetulan banget. Lo duduk sama Aldo aja. Aldo duduk sendiri kok."

JUST YOU AND ME [COMPLETED STORY]Where stories live. Discover now