Angin cukup berhembusan. Tirai dijendela itu sedikit terangkat ke samping hingga membukanya lebar memudahkan penglihatan Axel dengan jelas. Axel dapat memperhatikannya dari jauh. Seorang gadis berambut merah kecoklatan menyala mungkin panjangnya sedikit pendek sebatas dari bahunya, Axel tidak tahu wajah gadis itu seperti apa karena dia membelakangi Axel.

Shit! Axel mengumpat pelan saat gadis itu mulai membuka bajunya. Bagian atas tubuhnya hanya tersisa bra merah yang menutupi dadanya. Axel menahan napasnya sejenak. Lalu matanya bergulir turun mengikuti setiap gerakan tangan gadis itu mulai melorotkan celana sendiri. Axel meneguk ludahnya membuat jakun lelakinya ikut bergerak.

Jantung Axel juga berdebar kencang saat memandanginya. Gila, body nya cakep juga! Ia menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengenyahkan pikirannya yang mulai tidak jernih karena pemandangan indah itu.

Gadis itu menari dan berputar dua kali dengan tubuhnya lalu melepaskan bra-nya. Mata Axel langsung terbeliak. Sial dalam posisinya yang berada di atas pohon dari sini ia masih bisa menangkap dengan jelas bentuknya dan ukurannya tak luput dari pengamatan nya.

Barulah Axel dapat melihat samar wajahnya. Bagaimana pun juga Axel adalah anak lelaki yang normal. Jika tahu lawan jenis tidak memakai apa-apa, dirinya bereaksi sendiri.

Gadis itu tidak merasa dirinya sedang diperhatikan oleh orang lain di luar sana lewat dari kaca jendela kamarnya yang masih terbuka. Axel tetap ditempatnya. Tak begitu membosankan pikir lelaki itu, ia justru menikmatinya dengan senang hati.

Tangan gadis itu kembali bergerak ingin membuka celana dalam seksinya itu. Axel sedang menantikannya, membuat dirinya bergerak untuk lebih maju di dahan pohon besar itu. Ia pun membuang puntung rokoknya yang tertinggal setengah itu hingga jatuh mengenai Rendra yang baru saja tiba dibawah sana.

Cowok itu mengaduh kesakitan merasa panas, "awh anjing! Hujan meteor Xel! Buruan kita cabut!!"

Axel melotot tajam mendengarnya. Rendra yang terlihat panik itu sempat terlonjak begitu kaget hingga membuat suara cowok itu mungkin cukup terdengar keras. Gadis itu merasa curiga ada sesuatu di luar sana. Lantas ia memeluk tubuhnya yang setengah telanjang itu. Dan beranjak untuk melihat ke arah jendela.

Axel merutuki kebodohan Rendra. Tak lama ada satu serangga dari atas pohon itu mulai memasuki ke dalam bajunya Axel dari leher pundaknya membuat ia berusaha untuk mengeluarkan serangga itu malah dirinya ikutan terjatuh juga dari atas sana.

Axel yang belum siap untuk melompat pun kepalanya sedikit terbentur ke bawah tanah. Rendra membuka lebar matanya dengan sangat.

"Njir mati!"

"Gue masih bisa napas!!" Axel mencoba membangunkan dirinya.

"Maksud gue anak semutnya mati Lo tindihan!!" dalih Rendra yang reflek karena melihat Axel gugur dari pohon yang cukup tinggi itu.

Axel mendelik tajam. "Goblok! Sebenarnya Lo temanan sama siapa? Hewan? Tumbuhan? Atau Setan hah?" kesalnya tak abis pikir masih sempat Rendra menghawatirkan anak semut tadi membuat Axel geram mendengarnya.

Belum sempat menyahuti, suara dari lain menginterupsi kedua lelaki yang masih berada di dekat pohon itu. "Hei orang mesum! Sini Lo gue ajakin perang! Acungin senjata lo!! Jangan sembunyi aja Lo dasar om belalang!!" teriak gadis itu mulai mengamuk ia dapat melihat dua orang lelaki dibawah pohon itu menghadap ke arah jendela kamarnya tadi.

"Anjing! Kita ketahuan!! Cepat Xel bangun Lo jangan lemah!!"

Axel memeganginya kepalanya yang terasa pusing. "Parah Lo! Gue hampir mati mau masuk ke dalam tanah, Lo malah heboh sendiri!!" ringis Axel setelah mendudukkan tubuhnya setengah.

Mylovelly Where stories live. Discover now