HOSEOK , 12 Mei 2022

841 131 1
                                    

Aku membuka pintu darurat dan melesat menuruni tangga. Jantungku berdegup kencang didadaku. Aku benar-benar melihat Ibu di lorong. Begitu aku melihat ke belakang, pintu lift terbuka dan kerumunan orang keluar. Ibu menghilang dari pandanganku. Aku mati-matian berdesakan di kerumunan dan melihatnya melewati pintu darurat dari kejauhan. Aku mengikutinya ke tangga darurat dan berlari menuruni tangga dua demi satu. Aku turun beberapa tangga tanpa istirahat.

"Bu!" Ibu berhenti.

Aku mengambil satu langkah lagi dengan terburu-buru. Dia berbalik. Langkahku menuruni tangga. Wajah Ibu sedikit demi sedikit mulai terlihat. Namun, kakiku terpeleset dan seluruh tubuhku meluncur ke depan. Aku mengayunkan tanganku untuk menjaga keseimbangan, tapi terlambat. Aku menutup mataku rapat-rapat, takut aku jatuh dari tangga. 

Pada saat itu, seseorang meraih lenganku dari belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada saat itu, seseorang meraih lenganku dari belakang. Aku nyaris menghindari jatuh dari tangga. Saat aku menoleh, Jimin sedang berdiri disana tampak terkejut. Aku cepat melihat ke depan lagi, dengan cepat aku berterima kasih padanya.

Aku melihat seorang wanita. Dia tampak bingung. Ada seorang anak lelaki disebelahnya. Wanita itu terus mengedipkan matanya yang besar. Dia bukan Ibu. Dia melangkah mundur dengan bocah kecil yang bersembunyi dibelakang punggungnya. Aku hanya berdiri di tangga tanpa sepatah kata pun, dan menatap wajahnya.

Aku tidak dapat mengingat apa yang aku katakan saat itu untuk keluar dari situasi itu. Aku pasti bergumam bahwa aku menyesal atau aku salah mengira ternyata dia orang lain. Kalau dipikir-pikir, aku bahkan tidak bertanya pada Jimin mengapa dia ada disana. Pikiranku berantakan dan aku tidak bisa melihat detailnya. Dia bukan Ibu. Mungkin aku harusnya tahu itu sebelum aku mulai mengejarnya. Aku sudah lebih dari sepuluh tahun sejak hari aku ditinggalkan sendirian di taman hiburan. Dia pasti sudah tua dan terlihat berbeda dari yang kuingat. Bahkan jika aku bertemu dengannya lagi, tidak akan mudah untuk mengenalinya. Wajahnya hampir sepenuhnya terhapus dari ingatanku.

Aku melihat ke belakang. Jimin baru saja mengikutiku tanpa sepatah kata pun. Dia bilang dia sudah tinggal di rumah sakit ini sejak sekolah menengah, sejak aku terakhir melihatnya di ruang gawat darurat. Ketika aku bertanya padanya apa dia ingin keluar, dia terus mundur, tampak bingung. Mungkin Jimin juga terikat dalam kenangan seperti ku. Aku mengambil langkah ke arahnya.

"Jimin, ayo keluar dari sini."  

(NOVEL VER) 화양연화 HYYH THE NOTES BY BTSWhere stories live. Discover now