Sedangkan James, pria itu hanya tersenyum kikuk menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia duduk di karpet bulu bersama kedua anaknya dan melepas jas kerjanya.
"Kalian baik-baik saja kan anak-anak? Mama kalian galak sekali". Bisik nya pelan membuat kedua bocah itu tertawa.
"Kau bilang aku apa?!". James tersentak, menatap Angela yang memberi death glare padanya. Pria itu tersenyum, bisa-bisa ia tidur di luar malam ini.
"Aku bilang Mama sangat cantik, ya kan?".
Angela menyipit, melirik suami dan anak-anaknya bergantian dengan tatapan menelisik.
"Mama sangat cantik..." Ucap mereka berdua membuat mood Angela kembali baik, dengan gemas ia menoel-noel pipi tembam kedua anaknya.
James menghela napas panjang, tersenyum melihat kehangatan keluarganya. Ia benar-benar bersyukur bisa memiliki keluarga kecil yang bahagia, benar-benar senang ketika mereka bisa melewati segala hal masalah yang mencoba memisahkan mereka.
Melihat Angela dan kedua anaknya yang tersenyum senang, membuat hati pria itu menghangat dengan jutaan perasaan membuncah yang memenuhi hatinya.
James lega, ia bisa menjadi suami yang baik dan kepala keluarga bagi keluarga kecilnya. Pria itu rela jika ia harus kelelahan bekerja, mengurus segala urusan, atau tidak tidur berhari-hari demi melihat senyum tulus dan menghangatkan dari istri dan anak-anaknya.
"Papa... Papa kelihatan lelah". Putri kecilnya bertanya polos, menatap penasaran James dengan manik biru nya yang berkilau.
James tersenyum, mengusap lembut kepala putrinya dengan penuh kasih sayang. "Papa tidak apa-apa sayang".
Angela berdecak, duduk di samping James dengan senyum jenaka nya. "Jangan berbohong di depan anak-anak, Papa". Ucapnya membuat James terkekeh kecil, pria itu tiba-tiba menarik satu tangan Angela dan membawa gadis itu dalam dekapannya.
"Ah, mungkin Mama bisa menghilang kan lelah Papa". James mengerling, mengecup bibir Angela dan mendekapnya erat. Wanita itu membelalak kaget.
"James... Ada anak-anak disini". Desis Angela berbisik memberi tatapan tajam, sedangkan suaminya itu mlaah terkekeh kecil menganggap ancaman Angela hanya gurauan.
James mendekatkan wajahnya, satu tangan pria itu memeluk erat pinggang istrinya. "Aku tahu..." Hanya beberapa centi saja mereka hampir bersentuhan jika tarikan kecil pada gaun Angela dan celana kerja James membuat kegiatan mereka terhenti.
Dua anak kecil dengan pakaian biru dan merah, terlihat duduk di hadapan mereka. Menatap polos dengan manik bulat dan pipi tembam nya yang kemerahan.
"Kami juga mau pelukan!" Ucap mereka kesal, menatap marah namun Angela dan James malah merasa gemas karena tubuh kecil yang masih balita.
Sepasang suami istri itu terlekeh bersama, saling menatap sebelum akhirnya tersenyum lebar mengulurkan tangan mereka.
"Kemari lah anak-anak".
Dengan manik berbinar, anak perempuan dan laki-laki itu berlari tertatih-tatih hingga akhirnya jatuh kedalam pelukan ayah dan ibunya.
"Anak pintar". Puji Angela mengusap kepala mereka berdua.
Beberapa saat mereka habiskan untuk berbincang-bincang ria, dan mendengar celotehan anak-anak nya yang belum begitu lancar pada beberapa huruf.
Hingga tiba-tiba Angela teringat sesuatu.
"James, kapan yang lainnya sampai kesini? Kenapa mereka lama sekali".
Pria itu menoleh, terdiam sesaat seakan sedang berpikir. "Mungkin mereka sedang dalam perjalanan, kau kan tahu kalau mereka tinggal di berbagai belahan dunia lain".
VOCÊ ESTÁ LENDO
Moonlight [ REVISI ]
Fantasia#3 werewolf Agustus 2019 #3 werewolf Desember 2019 "Kau tidak bisa menghindari takdir, apa kau masih tidak mengerti bahwa kita terikat?" "Tidak, aku tidak pernah percaya hal semacam itu." "Sampai kapan kau akan menghindari ku? Apa kah aku tidak lebi...
✨ Extra Part 6 ✨
Começar do início
![Moonlight [ REVISI ]](https://img.wattpad.com/cover/172839518-64-k72553.jpg)