RiVani//8

1K 51 1
                                    

Tak semua kata bisa
Mewakili rasa

Ke esokan paginya vani sangat bersemangat untuk pergi sekolah. Ia tak lupa menyiapkan kue yang ia sempat beli kemarin bersama bang Riko, ia sengaja membeli kue itu agar ia memberikan ke rivan sebagai ucapan perminta maaf karena membatalkan janjian mereka kemarin.

Vani.POV

Gue menuruni anak tangga dan menuju ke ruang makan yang sudah ada Mama papa dan bang Riko

"Good morning all" sapaku yang selalu ku ucapkan tiap pagi

"Good morning too" ucap mama papa bang riko

Aku langsung mengambil tempat duduk di depan bang riko

"Tumben udah rapi bang,mau kemana pagi pagi gini" tanyaku

"Mau nganterin kamu ke sekolah"

"Serius,yeyyy akhirnya aku di anterin abang" ucapku yang senang.

"Gimana kuliah kamu riko" tanya papa ke bang riko

"Baik kok,bentar lagi selesai pa" jawab bang riko 
Yah memang bang riko memanggil orang tuaku dengan sebutan mama papa karena kami sudah dekat sejak kecil dan seperi saudara kandung dan mama papa juga sudah menganggap bang riko seperti anak sendiri begitulah dengan mami papinya bang riko.

Setelah sarapan tadi aku langsung berangkat ke sekolah bersama bang riko yang dengan senang hati mengantarku.

"Itu kamu bawa apaan itu" tanya bang riko yang melihat aku membawa tas jinjingan

"Ha a,itu titipan teman aku mau kasi" ucapku berbohong karena sebanarnya itu kue yang akan aku kasi ke rivan. Tapi mana mungkin aku bilang begitu ke bang riko.

                                                               . . .

"Belajar yang benar,jangan suka bolos" kata bang riko

"Iya abang,dari tadi itu terus yang di bilang. Kayak berasa anak kecil tau akunya"

"Ya udah kalau gitu abang pulang,nanti telfon abang kalau pulang. Bye" ucap abang yang mengusap rumbutku dan masuk ke mobil.

Author.POV

Rivan yang baru saja memarkirkan motor sportnya itu dan langsung melihat kejadian tadi membuat moodnya sudah rusak di pagi hari tapi ia lagi-lagi tak sempat melihat jelas cowo yang bersama vani sejak kemarin. Daripada memikirkan itu ia segera masuk ke kelas karena sebentar lagi akan bel.

"Woyyy bro kenapa lo,pagi sumpek" kata adit sambil merangkul pundak sohibnya

"Lo tanya ajak sama vani itu siapanya,dari pada lo nanti salah paham" nasehat kevin

"Berisik lo pada" ucap rivan

Kringgg...kringgg...kringgg

Setelah bel istirahat berbunyi vani langsung menuju ke kelas rivan.

"Dit,ada rivan gak" tanya vani ke adit yang berpapasan di pintu dengan adit

"Masuk aja,Van adan vani nyariin lo" kata adit

"Van gue mau minta maaf sama lo karena soal kemarin. Gue beneran kemarin tuh ada urusan mendadak, dan sebagai permintaan maaf gue kasi ini ke lo" sambil menyerahkan kue yang sudah ada kantongan.

"Gue gak butuh,kasi yang lain aja" ucap rivan dan meninggalkan vani yang masi terdiam di tempat.

"Oke gue tau salah gak tepetin janji maka dari itu gue mau minta maaf" ujar vani sekali lagi yang mencoba minta maaf

"Gue bilang gak perlu,gue lagi sibuk" kata rivan tak berekspresi

"Lo kok kaya bocah sih gitu aja ngambek,marah. Ya udah kalau lo gak mau maafin,gue juga gak butuh maaf dari lo" ucap vani sambil berlalu pergi

Kali ini ia sangat jengkel kepada rivan yang tak menghargai usahanya. Untung saja ia belum menjawab pertanyaan rivan dia bisa tau sekarang kalau rivan memang tidak serius denganya.

  Sesampainya di kelas vani masuk dan langsung duduk di bangkunya dengan raut wajah yang terlihat emosi. Ia terus memandang keluar jendela untuk menetralkan dirinya kembalu tenang.

"Lo ngapain ngayal,ati-ati lo kesambet" kata caca yang mengagetkan vani

"Weiisss ada kue nih,gue makan yah van" kata laras sambil mengambil makannya

"Hmm" jawab vani singkat dia sudah tidak mempedulikan kue yang tadi ia akan berikan ke rivan.

"Lo makan kue kok gak bagi bagi sih ras" kata ucup yang tiba tiba datang entah dari mana dan langsung memasukkan satu potong kue kedalam mulutnya

"Ih ucup ko lo makan sih,kan kuenya gak di kasiin ke elonya" kata laras sambil memukul lengan ucup

"Sante aja kali mbany,vani aja gak marah gue makan kuenya" balas ucup dan mulai adu mulut antara laras ucup dan hanya di perhatikan caca

"BISA GAK SIH MAKANNYA SAMBIL DIAM, BANYAK BACOT LO PADA!" Teriak vani dan segera pergi keluar kelas.

                                                             . . .

Di taman belakang sekarang vani berada dia duduk di bawah pohon sambil membaca buku dan mendengarkan lagu. Ia memilih bolos satu mata pelajaran karena percuma ia masuk tapi pikirannya tidak fokus mending sekalian dia bolos untuk menengkan pikirannya.

  Vani sangat tampak kecewe pasalnya ia sudah mulai jatuh hati ke rivan tapi malah sikap rivan yang berubah tanpa ia tau penyebabnya. Kalau permasalahannya hanya soal kemarin rivan terlalu bocah buat hanya mempersoalkan itu.

                                                           . . .

Rivan.POV

Gue memilih untuk pergi ke rooftop buat menenagkan pikiran. Mungkin vani bukan yang terbaik buat gue bisa saja ia sama kayak temannya buat mempermainkan gue.

"Kenapa cewe gitu yah" batinku

Dari pada memikirkan masalah itu mending gue tidur di bawah langit biru yang terbentang indah.

"Woyyy van,di cariin juga lo malah enak-enakkan tidur di sini" kata bagas sambil mengguncakan tubuh gue

"Paan sih,berisik lo pada" kataku

"Cabut yuk,udah jam pulang nih" kata reyhan

"Bentar gue masi mau duduk di sini"

"Lo udah tanya belum ke vani cowo tuh siapanya" tanya kevin malas untuk membahas itu gue langsung berdiri

"Cabut ajalah" kataku sambil menuju parkiran deluan

"Si bocah katanya tadi mau duduk bentar terus tiba-tiba ngajak cabut kayak cewe aja gak jelas maunya apa" cerocos adit.

                                                             . . .

Sesampainya mereka di parkiran gangster melihat caca,vani,laras baru saja datang dan muncul di parkiran. Vani dan Rivan terlihat hanya saling bertatapan dan suasana sekarang terasa canggung

"Lo tumben gak bawa mobil ni, jadi lo pulangnya naik apa" kata adit mencairkan suasana

"Gue di jemput kok" kata vani

"Gue deluan yah" ucap vani yang sudah di jemput bang riko.

  Rivan langsung segera cabut dari tempat parkiran karena malas berada lama lama di sana.

Jangan lupa vote dan commentnya
Makasih buat udah yang mau baca cerita
Author.
Love you guysss😘😘😘

RiVaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang