XVI. The Meeting

16K 1.2K 17
                                    

Alexander terbangun dengan merasakan denyutan kuat di kepala. Geraman pun lolos dari mulutnya. Lelaki itu mengerjapkan mata beberapa kali, hingga pandangan yang semula agak berputar berangsur jernih.

Tangan kokoh itu menyingkap selimut putih yang menutupi tubuh. Ia mengingat-ingat kejadian sehari sebelumnya, tidak ada yang terlintas selain dirinya yang hilang kesadaran di ruang kerja. Ia bahkan tidak ingat bagaimana dirinya sampai ke kamar tidurnya, namun indra penciuman serigalanya masih bisa menangkap bau seseorang yang telah membawanya.

Alexander menghela napas pelan, jemarinya memijit bagian dekat mata, mengurangi denyutan yang terasa. Setelah merasa lebih baik, Alexander melangkahkan kaki menuju wastafel. Air dingin terasa menyentak kulit, membangunkan dirinya sepenuhnya. Mata biru itu kini menatap refleksi pada kaca. Ia bahkan hampir tidak mengenali sosok itu. Terlalu asing, seperti bukan dirinya.

Setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, Alexander memutuskan untuk mengambil segelas air di dapur karena kerongkongannya begitu kering.

Namun langkahnya memelan ketika penciuman serigalanya menangkap sebuah aroma asing yang bukan berasal dari pack. Aroma ini melingkari kuat indra penciumannya, menandakan pemiliknya adalah seseorang yang memiliki kuasa yang kuat di dunia werewolf. Alexander buru-buru melangkahkan ketika aroma itu semakin kuat menguar dari arah dapur.

Kini indra pendengaran Alexander menangkap suara orang yang tengah bercengkrama. Alexander semakin penasaran sekaligus siaga. Dan pemandangan yang ia dapat membuat emosinya naik. Sang beta, Nathan,sedang bercengkrama dengan alpha lain. Keduanya begitu akrab hingga tidak menyadari kehadiran alpha lain di ruangan.

Alexander berdehem pelan. Seketika menghentikan tawa dua orang.

"Hey Alex," sapa Nathaniel.

Namun perhatian Alexander tertuju pada kehadiran si alpha. Alexander mulai menatap bingung alpha yang tidak diharapkan kehadirannya itu.

"Morning Alex. Slept well?" Greyson menyilangkan kedua tangan angkuh. Seringaian kecil tampak di bibir lelaki itu.

"Greyson? Apa yang kau ...." Pandangan Alexander beralih menuntut penjelasan pada sang beta. Sementara Nathaniel hanya bisa menggaruk bagian belakang tengkuk yang tidak gatal.

Greyson menatap penuh ketertarikan. Ia mengantisipasi jika kedua orang itu akan saling bertukar tinjuan. Akan sangat menarik bukan jika alpha dan beta itu terlibat dalam pertarungan?

Setelah beberapa saat dan tidak mendapatkan ekspektasinya, Greyson akhirnya mendengkus, "Biar aku jelaskan."

"Well, kau tahu. Kemarin betamu cemas lalu menghubungiku," jelas lelaki itu tampak tak acuh. Ia masih menampakkan tampang cocky andalannya.

Alexander menaikkan sebelah alis. Netranya kembali beralih pada sang beta penuh tanda tanya.

"Lebih baik kita menyelesaikannya setelah makan, Alex. Aku akan menjelaskan semuanya." Potong Nathan sebelum Greyson sempat membuka mulutnya kembali.

Mereka bertiga akhirnya memulai sesi makan pagi itu. Beberapa anggota pack yang tinggal di pack house sudah berkumpul untuk acara santap pagi. Kegiatan makan pagi berjalan lebih sepi dari biasanya, selain karena kedatangan Alpha Greyson, anggota pack juga merasakan ketidaknyamanan yang terjadi di pack setelah berita sang luna yang sedang mengandung calon pewaris menyebar cepat antar para warga.

Kegiatan yang biasanya berlangsung rutin seakan lumpuh setelah sang alpha kerap absen. Hanya beberapa kali saja Alexander tampak pada sesi makan pagi ataupun latihan, sisanya beta dan delta yang akan memimpin.

"So?" Alexander sudah menyelesaikan makannya. Ia masih menunggu Nathaniel yang hampir selesai dengan kegiatannya.

Greyson sudah meninggalkan sesi makan sejak beberapa menit lalu karena panggilan dari sang luna. Greyson langsung mohon diri untuk keluar dengan mimik senang yang tidak bisa disembunyikan dari wajah arogannya.

Secret Mate ✔Where stories live. Discover now