I. Start Over

24.6K 1.8K 9
                                    

Gadis berambut pirang itu berulang kali menarik napas, berusaha mengisi kembali paru-paru yang ia paksa bekerja keras selama berjam-jam. Detak jantungnya masih berpacu kencang.

Ia menengok ke sekeliling, menarik napas panjang sekali lagi. Ia mencari keberadaan mereka melalui bau yang tertiup angin. Namun dia sama sekali tidak menemukan apapun kecuali bau tanah, dedaunan kering, dan bau pepohonan hijau di sekitar.

Gadis itu merasa sedikit lega. Ia menghela napas sekali lagi, sebelum mulai berlari, mencari tempat perlindungan yang aman.

~~~~

Massachusetts, 4 years later.

Empat tahun berlalu sejak kejadian mengerikan itu, kepingan demi kepingan kehidupan mulai disusun kembali. Perempuan itu kini tinggal di sebuah kota hunian manusia. Ia menjalani hidup seperti manusia normal umumnya, beradaptasi dan membaur layaknya mereka. Setidaknya itulah cara paling aman untuk bertahan hidup.

Kini Evelyn memiliki usaha sendiri, ia membuka sebuah kafe bistro sejak 3 bulan terakhir. Perjuangannya memiliki kafe tidaklah mudah. Dulu setelah pindah, ia sempat ditampung oleh seorang nenek tua pemilik kafe. Sebagai gantinya Evelyn bekerja sebagai pelayan di kafe tersebut. Hingga suatu hari nenek itu mewariskan kafenya untuk Evelyn, sebelum kembali menetap bersama keluarganya di luar kota.

"Selamat pagi, Eve," sapa lelaki muda dengan senyum cerah, membuat lamunan gadis itu seketika buyar tatkala suara baritonnya mengalihkan perhatian.

"Oh, selamat pagi, Drew. Siap bekerja keras hari ini?" tanya gadis itu dengan nada riang disertai seringai kecil.

"Tentu," jawab lelaki itu sembari memutar bola matanya. Lalu ia berjalan menuju ruang belakang dan menghilang di balik pintu.

Pria itu adalah Andrew Whitestone, barista yang bekerja di kafe kurang lebih sejak 8 bulan lalu. Dia adalah sosok lelaki yang sudah Evelyn anggap sebagai sahabat dan kakak.

Sosok Andrew yang tampan, ramah, dan terkadang suka bertingkah konyol membuat siapa saja merasa nyaman. Bahkan, beberapa pelanggan wanita rela selalu datang setiap minggu demi melihat wajah tampannya.

Itulah salah satu faktor yang membuat kafe ini selalu menjadi incaran tujuan para gadis muda.

"Drew, sepertinya kita kehabisan beberapa bahan. Aku akan keluar sebentar untuk membelinya di ujung jalan."

Andrew yang baru saja berganti seragam, berjalan keluar dari ruang belakang. Ia menghampiri Evelyn yang sedang berdiri di depan meja kasir. Andrew pun duduk di kursi bulat tinggi dan menyiapkan beberapa bahan pembuat kopi ke atas meja.

"Hmmm, apa kau butuh bantuan? Sepertinya tangan kecilmu itu tidak kuat jika harus membawa banyak beban," ucap Andrew sedikit menggoda.

"Apa kau bercanda? Bahkan aku bisa menjatuhkanmu dengan sekali pukul Mr. Whitestone," ucap Eve percaya diri, mengingat ia adalah salah satu warrior yang cukup andal di pack dulu.

"Uh, kau membuatku takut." ucap Andrew dengan ekspresi takut yang dibuat-buat.

Evelyn yang kesal menggelitiki Andrew saat itu juga. Tawa Andrew yang menggelegar perlahan membuat Evelyn ikut tertawa.

Setelah tawa reda, Evelyn bergegas keluar mengingat kafe harus dibuka kurang lebih setengah jam lagi. Baru satu langkah keluar dari kafe, ia dikejutkan dengan sebuah suara.

Brak

"Oh ya Tuhan!" teriak Evelyn

Evelyn langsung berlari menuju sumber suara. Ia melihat seorang gadis terduduk di trotoar, sebuah sepeda ringsek di depan mobil yang menabraknya. Gadis itu tampak kaget dengan sekujur tubuh bergetar hebat.

Secret Mate ✔Where stories live. Discover now