Chap - 13-14

704 86 19
                                    

Selama lima bulan gadis itu bekerja di café, baru kali ini dia berani pulang tiga jam lebih awal tanpa izin

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Selama lima bulan gadis itu bekerja di café, baru kali ini dia berani pulang tiga jam lebih awal tanpa izin. Tubuh Anis tak berhenti gemetar setelah tanpa sengaja bertemu dengan pria yang paling tidak ingin ia temui di atas bumi ini. Anis langsung membereskan barang-barangnya begitu menerima uang dari teman pria itu lantas pergi begitu saja meninggalkan pekerjaannya yang terbengkalai.

Ia hampir tak tahu harus pergi ke mana untuk bisa menenangkan diri, hingga ia memutuskan untuk beristirahat di sebuah bengkel mobil milik teman prianya yang sedang dekat belakangan ini. Anis tahu ia harus duduk di tempat biasa, di sudut ruang tunggu yang menyediakan meja setinggi dada.

Anis duduk di sana dengan napas naik turun tak teratur, tangannya belum berhenti gemetaran sampai seseorang datang menghampirinya dengan gelagat sedikit cemas, Anis sendiri tak sadar kalau Dudut-salah satu mekanik bengkel yang akrab dengannya-memperhatikan Anis dengan penuh keheranan.

"Mbak Anis!" panggil Dudut. Namun Anis masih diam, mengigit kuku ibu jarinya dan bertingkah seperti orang bingung. "Mbak Anis kenapa? Kok tangannya gemetaran gitu?"

Anis masih menunduk menyembunyikan wajah, membuka suara meski dengan nada aneh. "Tolong ambilkan aku air hangat," pintanya.

Dudut mendekatkan wajahnya untuk bisa memperhatikan Anis lebih dekat "Umm ... Mbak Anis sakit?"

"Jangan banyak tanya, Dudut ... cepat ambilkan aku air," tandas Anis, seketika Dudut pun tersentak dan langsung menghilang menuju dapur.

Mimpi apa aku tadi malam. Bagaimana bisa aku bertemu dengannya?

Melihat Galih membuat Anis seolah kembali merasakan sakit. Memandang mata Galih seperti merasuki tubuh Anis dan mengaduk-aduk pikirannya tak terkendali. Bertemu dengan Galih walau lima detik membuatnya seakan bisa tahu masa lalu yang menyakitkan itu mengoyak kembali luka lama yang hampir sembuh. Baru beberapa bulan Anis berhasil melupakan pria itu dan juga kehidupan masa lalunya yang tragis, tetapi hanya dengan pertemuan lima detik saja semuanya seperti ombak yang kembali menghantam tubuhnya.

Dudut telah kembali dari dapur dan membawa secangkir air putih hangat. Anis meraih cangkir itu dan berhasil membuat napas serta jantungnya kembali normal dalam beberapa tegukan.

Dengan tangannya yang perlahan menghangat, ia menggenggam cangkir itu seperti hendak meremasnya seperti minuman kaleng. "Tinggalin aku sendiri, Dut," pintanya. Dudut pun menurut kemudian pergi tanpa harus bertanya lagi.

Anis menyadari bahwa dengan sendirinya butiran air dari mata menetes setelah bayangan dua tahun yang lalu kembali menghantuinya.

Saat di mana Anis memutuskan untuk mengakhiri hidup tetapi gagal ketika Tuhan menyelamatkannya dengan mengirimkan dua orang pria untuk menolongnya. Mereka yang saat itu sedang membereskan alat pancing tanpa sengaja melihat seseorang hanyut terbawa arus. Anis bisa mendengar suara mereka yang berteriak meminta tolong, suara kecimpungan air dari tangan-tangan yang meraih tubuhnya. Saat itu Anis tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan tubuhnya terombang-ambing dan terkekang oleh tangan orang-orang yang menolongnya.

Cinta Butuh JeraOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz