Tak ada hari yang ia lewati tanpa belajar, bahkan ada saat Jimin mengajaknya untuk bermain bersama Taehyung menolaknya dengan halus, ia berkata kalau ia harus belajar.
Jimin hanya bisa mengiyakan, dia tak ingin membuat konsentrasi kembarannya itu terpecah, bagaimanapun karena masuk rumah sakit kemaren Taehyung juga banyak tertinggal pelajaran.
Pagi ini, sama seperti pagi-pagi yang lain, keluarga Kim sedang melaksanakan sarapan pagi mereka.
Dan sama seperti yang lalu juga, hanya keheningan yang menemani mereka, tidak tau kenapa begini, yang jelas semenjak Taehyung divonis menderita miningitis membuat suasana menjadi begitu dingin.
"Aku selesai, kalian berdua cepatlah, hari ini appa yang akan mengantar kalian." Ucap Tuan Kim, pada kedua putra kembarnya.
Namjoon dan Jin menoleh cepat kearah appanya.
"Tumben sekali appa ingin mengantarkan mereka?" Tanya Namjoon.
Tuan Kim mengedikkan bahunya "Selagi appa sanggup, mengapa tidak?" Tanya tuan Kim balik.
"Aku hanya bertanya appa, aku hanya terkejut." Kata Namjoon lagi.
"Sudahlah, kau dan Hyung mu bergegaslah, kalian masih banyak yang harus dikerjakan-kan?"
"Nee appa." Ucap Namjoon dan Jin kompak.
Jimin dan Taehyung yang memang sedari tadi sudah selesai hanya menunggu perintah dari appanya.
"Baiklah, karena kalian sudah selesai, kajja kita pergi." Kata tuan Kim sambil melangkah meninggalkan meja makan, dan disusul oleh kedua kembar Kim.
Mobil yang dikendarai oleh Tuan Kim pun melaju meninggalkan pekarangan mansion mewah miliknya.
"Appa dengar kalian hari ini ada ulangan harian, apakah benar?" Tanya tuan Kim.
"Benar appa, hari ini kami ada ulangan bahasa Inggris." Ucap Jimin.
"Oh, jadi apakah kalian sudah belajar untuk itu?"
"Aku sudah, tadi malam, tapi aku masih kurang yakin dengan diriku." Kata Jimin lagi, sedangkan Taehyung hanya terdiam mendengar perbincangan appa dan kakak kembarnya.
"Appa yakin kau bisa Jim."
"Aku akan berusaha appa, tapi ku rasa Taehyung akan mendapat nilai bagus lagi kali ini, dia kan sangat fasih dalam mata pelajaran ini, iyakan Tae?" Jimin menolehkan kepalanya kebelakang, menghadap Taehyung.
Taehyung hanya tersenyum menanggapi Jimin.
"Hemm appa harap begitu, intinya nilai mu harus bagus Jim." Ucap tuan Kim lagi.
Setelah itu hanya ada keheningan, Jimin sudah malas untuk membalas ucapan appanya, sedangkan Taehyung ia memang enggan untuk membalas ucapan itu, bukan apa-apa hanya saja percuma jika apa yang ia bicarakan tak didengar sang appa.
"Akan ku buktikan appa, aku pasti bisa mendapat nilai sempurna kali ini." Ucap Taehyung dalam hati.
>>>>°<<<<>>>>°<<<<
Seperti yang di bicarakan pagi tadi. Kini kedua kembaran Kim itu tengah berkonsentrasi mengerjakan sebuah soal yang baru saja di bagikan 5 menit yang lalu. Sejauh ini, Jimin mengerjakannya dengan baik. Awalnya namja bantet itu kurang yakin apakah dia bisa mengerjakannya atau tidak. Namun, saat soal sudah di bagikan. Semuanya terlihat begitu mudah. Dan dia yakin bahwa kembarannya pun bisa mengerjakan soal itu dengan mudah.
Namun apa yang di pikirkan Jimin belum tentu benar apa adanya. Mungkin soal itu terlihat mudah dimatanya. Namun tidak di mata Taehyung. Namja itu berusaha menahan sakit di kepalanya yang tiba tiba saja menyerang di saat yang bisa dikatakan bukan waktunya. Mati-matian Taehyung kembali fokus, namun semua itu seakan sia-sia baginya. Dan entah mengapa semua yang ia pelajari hilang begitu saja dari otaknya. Apa mungkin ini efek dari pusing di kepalanya? Ah tidak, mungkin ia hanya kurang fokus dengan soal tersebut.
YOU ARE READING
I'M FINE-{VMin} END
Fanfiction[END] Vmin twins✅ Brothership✅ Slow up ✅ {Revisi kapan saja} @September 2018 Menjadi Anak bungsu tak seenak yang kamu pikirkan - Kim Taehyung @Behella4 @Irmhyu Collabs gengs;)
|~•Duabelas•~|
Start from the beginning
