Taehyung menatap kosong langit langit kamarnya. Pikiran namja itu kian melayang, memikirkan kembarannya. Entah mengapa sikap Jimin hari ini begitu asing. Seperti ada sebuah masalah yang bahkan Taehyung sendiri bingung apa awal dari masalah itu? Dan apa penyebabnya? Bahkan Jimin sendiri masih enggan untuk menceritakan semuannya pada Taehyung. Bukankah sesama saudara kandung harus saling percaya dan terbuka?
"Tae apakah kau menyukai Hyun Kyo?"
Taehyung berdecak kesal "Pertanyaan bodoh macam apa itu eoh?" Gumam Taehyung saat ia mengingat kembali pertanyaan yang di lontarkan Jimin. Pertanyaan itu bagaikan radio rusak yang terus berputar di kepala Taehyung. Menyukai Hyun Kyo? Ah yang benar saja bahkan ia baru bertemu gadis itu setelah sekian lamanya berpisah. Mana mungkin ia memiliki perasaan yang lebih dari sekedar teman.
"Sepertinya aku akan gila di detik ini juga. Ahh... Chim kau kenapa sih sebenarnya? Jika kau memiliki masalah, cerita saja padaku. Apa sekarang kau tak percaya padaku? "
"Kyaaa Kim Jimin pabbo. Memikirkan anak bantet itu saja kepala ku sudah pusing. Ah lebih baik aku ambil minum saja, tenggorokan ku terasa kering"
Taehyung bangkit dari tempat tidurnya dan mengakhiri acara— 'mari kita memikirkan masalah Kim Jimin bantet' nya—untuk mengambil segelas air di dapur. Ini sudah malam, tapi entah mengapa matanya sulit sekali terpejam.
Taehyung menghentikan langkahnya kala melihat pintu kamar Jimin sedikit terbuka. Namja manis itu melangkah untuk melihat ke dalam kamar kembarannya melalui akses yang sudah terbuka tersebut. Dapat ia lihat kembarannya tengah berkutat serius dengan sejumlah buku buku di atas meja belajarnya. Entahlah, melihat kondisi Jimin saat ini membuat Taehyung semangkin yakin bahwa namja itu sedang dalam kondisi yang buruk. Apa semua ini ada hubungannya dengan pertanyaan Jimin?
Tak ambil pusing Taehyung kembali melangkahkan kakinya menuju lantai dasar untuk mengambil minum. Meninggalkan segala opini opini yang terus berputar di pikirannya sejenak.
:
:
:
:
"Tae apakah kau menyukai Hyun Kyo?"
Taehyung hanya terdiam dan memandang Jimin dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Apakah di detik ini juga Jimin akan gila, saat mendengar jawaban yang bahkan sangat ia takuti itu keluar langsung dari mulut Taehyung?
"Kenapa hanya diam? Baiklah diam berarti iya"
Jimin menarik rambutnya frustasi, saat potongan percakapan antara dirinya dan Taehyung kembali berputar di pikirannya.
"Dasar Kim Jimin pabbo" Rutuknya dengan nada penuh dengan kekesalan.
Bahkan sekarang ia sudah tak tertarik dengan buku buku di hadapannya ini. Karena bagaimana pun ia mencoba untuk tetap fokus, ia akan selalu gagal. Benar kata Jungkook, ia begitu egois dengan mendiami Taehyung selepas pulang sekolah. Bahkan ia sempat membentak adiknya itu karena rasa cemburu?
"Maafkan aku Tae. Untuk kali ini, biarkan aku egois sekali saja" Lirih Jimin
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari sudah pagi lagi, terasa cepat untuk Taehyung, ya mau bagaimana? Semalam kepalanya kambuh setelah mengambil minum dan dia harus menghadapi penyakitnya itu sendirian tidak ada seorang pun keluarganya yang menemaninya. Bukan tidak mau, tapi Taehyung yang tak memberi tau.
Pintu kamar Taehyung diketuk kasar.
Tok tok tok
"Yak! Taehyung cepat lah bangun, kau mau sampai kapan kami menunggumu turun ha?!" Suara bariton itu dia tau pasti milik hyung tertuanya.
YOU ARE READING
I'M FINE-{VMin} END
Fanfiction[END] Vmin twins✅ Brothership✅ Slow up ✅ {Revisi kapan saja} @September 2018 Menjadi Anak bungsu tak seenak yang kamu pikirkan - Kim Taehyung @Behella4 @Irmhyu Collabs gengs;)
