1. K K N (Key Kenapa Nangis?)

444 2 0
                                    

Semut merah yang berjalan membentuk satu barisan rapi menjadi hal yang menarik bagi gadis berumur 16 tahun itu daripada siaran TV yang sedang menyiarkan pemandangan pulau Faroe yang menampilkan pemandangan yang mempesona. 

Gadis itu masih memperhatikan interaksi antar semut yang berjalan di lantai kamarnya. Tumpahan susu vanilanya yang belum sempat ia bersihkan menarik rombongan semut untuk mampir mencicipi rasa manis dari tumpahan susu itu. 

Layar TV masih menampilkan pemandangan di Pulau Faroe yang memperlihatkan rumah-rumah penduduk yang beratap rumput berwarna hijau yang menambah kesan menakjubkan untuk pulau itu. 

Gadis itu masih bertahan memperhatikan kawanan semut yang menggerubungi tumpahan susu dan sesekali mengganggu semut dengan telunjuknya. Ponsel yang dari tadi ia tunggu untuk berbunyi telah berdering sebanyak 3 kali. 

Ia masih belum sadar ponselnya berdering walaupun ia sudah dari tadi berharap ponsel itu menerima panggilan dari orang yang sangat ia harapkan. 

Ketika layar TV selesai menampilakan keindahan sebuah pulau yang letaknya ribuan mil dari tempat tinggal gadis itu, entah karena suara TV yang berhenti bersuara beberapa detik, Dia tersadar Ponselnya berdering kembali. 

Dia buru-buru mengambil Ponselnya di atas nakas, melirik nomor yang tidak dikenal yang melakukan panggilan. Tanpa berpikir panjang ia langsung menjawab panggilan tersebut.

"Kakeeek!" teriak Key saat mengangkat panggilan yang masuk ke Ponselnya

Seseorang yang berbicara dengan Key terkesiap mendengar teriakan Key yang tidak disangka-sangkanya.

"Loh kok kakek diam aja?" Tanya Key sambil memperhatikan Ponselnya yang masih terhubung dengan ponsel seseorang itu.

"Selamat Siang Ibu, Maaf mengganggu waktu istirahatnya, Saya Maya dari Agen Kartu Kredit Bank Mandori, Saya mau menawarkan kartu kredit Bu, Bisa minta waktu Ibu sebentar untuk saya menjelaskan mengenai keuntungan memiliki kartu kredit dari Bank Mandori?" Jawab seseorang yang bernama Maya diujung saluran telepon sana.

"Eh!" Key masih bingung dengan apa yang dikatakan orang yang menelponnya

"Bagaimana Bu, Apa Ibu bersedia mendengar penjelasan saya mengenai kartu kredit dari Bank Mandori? Saya pastikan tidak akan sampai 10 menit Bu" Jawaban atas diamnya Key dari Maya membuat Key tersadar bahwa yang menelponnya bukan kakeknya.

"Oh maaf Tante, Aku ga berminat memakai kartu kredit, kalau tante mau nanti Aku kasih nomor asisten rumah tanggaku. Dia suka belanja loh, mungkin tante bisa tawarin ke dia. Telponnya Key putus ya tante, soalnya Key lagi nunggu telpon kakek kalau kita ngobrolnya lama nanti kakek ga bisa nelpon Key. Bye tante Maya." Jawab Key panjang lebar. 

"Oiya, jangan telpon ke nomor ini lagi ya! Nomor ini cuma boleh ditelpon sama kakeknya Key. Makasih tante" Key mematikan sambungan telponnya sebelum Maya yang kesal diujung sana sempat berbicara lagi dengan Key.

Key meletakkan kembali ponselnya di atas nakas setelah memandangnya cukup lama karena menunggu panggilan dari Kakeknya. Gatel rasanya Key ingin menelpon kakeknya duluan, tapi dia takut Kakeknya akan kecewa dengan Key karena mengganggu pekerjaannya. Karena kakek sudah berjanji akan menelpon Key setiap harilah yang membuat Key menunggu panggilan itu walaupun waktu panggilannya tidak menentu yang akan membuat Key uring-uringan dan mati bosan menunggu telpon dari seseorang yang menyayanginya dengan tulus dan rela melakukan apapun untuk melindungi Key.

Key memutuskan untuk mengambil remote di dekat Sofa yang berada di depan TV untuk mencari Channel yang menarik dan bisa membunuh rasa bosan. Ketika ia melangkah ke arah TV Dia tidak sengaja menginjak tumpahan susu vanillanya. Dia buru-buru memencet tombol interkom di sebelah tempat tidurnya untuk menghubungi asisten rumah tangga untuk membersihkan tumpahan susu yang sudah dikerubungi banyak semut itu.

"Mbak, tolong ke kamar Key ya, buat ngebersihin tumpahan susu dekat tempat tidur!" ucap Key melalui interkom yang terhubung ke ruangan asisten rumah tangga di rumahnya.

Key sedang memperhatikan TV yang menayangkan film tentang keluarga dengan khusyuk tanpa sadar asisten rumah tangga sudah beberapa kali mengetok pintu dan masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan lantai yang kotor karena tumpahan susu.

Key menangis tersedu-sedu karena terbawa suasana dari tayangan Film yang sedang ia tonton. TV sedang menayangkan film keluarga tentang Ayah yang berusaha melakukan apapun untuk menyembunyikan bahwa anak perempuannya tidak sengaja membunuh teman priannya disaat teman pria itu mencoba untuk melecehkannya.

Film itu menampilkan kisah keluarga yang harmonis, namun keharmonisan keluarga itu terganggu karena ulah remaja pria yang mencoba melecehkan putri mereka.

Key tersentuh dengan perjuangan Ayah dan Ibu itu untuk menguatkan anak mereka, memotivasi, dan selalu mengatakan semua akan baik-baik saja karena orang tuanya akan selalu ada untuk mendampingi sang anak dalam kesulitan dan keadaan apapun.

Setelah Film berakhir, Key masih menangis karena efek yang ditimbulkan oleh Film itu. Jika selama Film ia menangis karena tersentuh oleh kisah dari Film itu, sekarang ia menangisi dirinya sendiri. Papa dan Mamanya telah tiada karena dipanggil Sang Pencipta 6 tahun yang lalu.

Sore kelabu yang merenggut nyawa kedua orang tua yang berperan membawa Key ke dunia ini. Pembunuhan yang berkedok kecelakaan membabat habis kasih sayang yang seharusnya masih tercurah untuk Key sampai saat ini dari orang tuanya.

Tangis Key semakin kencang dan ia berusaha menutup mulutnya dengan tangan sehingga mengeluarkan suara yang memilukan. Dia merasa kesepian. Orang tua yang dimiliki Key dan peduli saat ini dan itupun jarang bertemu dengannya adalah Kakek Wil, Ayah dari Ibunya.

Pria berumur 60 tahun itu masih sibuk dengan bisnisnya yang mengharuskan ia bekerja dan jarang berada di rumah yang sekarang ditempati oleh Key. Kakeknya tidak bisa membiarkan orang lain mengurus bisnisnya tanpa ia sendiri yang turun tangan langsung.

Kakeknya Key sering memberinya pengertian jika kakeknya di rumah terus maka Key tidak bisa hidup dengan nyaman lagi, tidak bisa makan yang Key sukai, tidak punya rumah dan lain-lain yang membuat Key terpaksa menerima jika kakeknya jarang ada di rumah bersamanya.

Ruangan yang tadinya dipenuhi suara TV yang menyala digantikan oleh suara Key yang terisak-isak. Ia tdak menyadari ada seseorang yang memperhatikannya dari tadi.

"Key ..." Panggil seseorang itu ketika mendekati Key yang sedang duduk di Sofa yang membelakanginya dari tadi. Seketika Key kaget dan menghapus air matanya dengan kasar ketika menyadari seseorang ada di kamarnya. Key mendongakkan kepalanya untuk melihat dengan jelas siapa yang berdiri disampingnya.

"Bu Maria ..." Key menatap seseorang itu dengan sendu. Maria duduk disamping Key sambil merentangkan tangannya. Key yang mengerti maksud dari Maria langsung menghambur ke pelukan perempuan setengah baya itu.

Maria merupakan Kepala asisten rumah tangga di rumah mewah ini, karena kepintarannya Maria diminta untuk mengajarkan Key tentang bahasa, pengetahuan umum dan sopan santun. Dari kecil Key belum pernah mengecap sekolah formal. Insiden penculikan Key sewaktu kecil membuat kedua orang tuanya tidak mau mengambil resiko jika Key harus berkegiatan di luar rumah dalam waktu lama tanpa pengamanan yang ketat.

"Key kenapa nangis, sayang?" Tanya Maria dengan lembut.

K K N (KHUKU KHAKI NIKAH)Where stories live. Discover now