11. Sebuah Pertanyaan

9 1 0
                                    

Aku menyesap kopi yang kini sudah mulai tandas-- kopi pahit dengan sedikit gula, lalu menghisap rokok yang kini tinggal setengah.

Pikiranku seolah pengepul keluar dari kepala seiring menyatu dengan asap yang kuhembuskan dari rokok.

Aku kembali menghirup napas dengan berat, ketika mengingat perjuangan yang telah kulakukan untuk mendapatkan kamu yang sangat kucintai. Namun rasanya perjuanganku selama tiga tahun ini terasa sia-sia, sore kala itu kamu bercerita-- kamu mencintai sahabatku sendiri.

Apakah kamu sekalipun tidak pernah melihatku? sedang aku selalu di sisimu?

Seperti terhantam sesuatu yang keras tepat di hati. Lucu memang, Tuhan sedang mempermainkan perasaanku. Aku yang mencintaimu, sedang kamu mencintai sahabatku.

Aku termenung, mencoba mencari jawaban atas apa yang sedang kupikirkan. Aku tau tidak semua pertanyaan itu ada jawabannya, bahkan ada pertanyaan yang tanpa kita mencari jawaban, kita sudah memilikinya.

Ah iya... memang beberapa orang bertanya hanya untuk sekedar menyakinkan hatinya, seperti yang terjadi padaku sekarang ini.

Jadi-- haruskah aku berhenti untuk memperjuangkanmu?

________

#Prosa
Septi Agisti
Bandung- Maret 2019

ImaginationWhere stories live. Discover now