Monokrom - 18 - Mangkokmu dan Aku

3.9K 675 287
                                    

KISAH SEBELUMNYA

Kali ini senyum jahil menghias wajah Papa. "Jangan bikin iklannya sendirian kalau begitu."

"Lha terus?"

"Apa gunanya Aru sama Ray? Minta tolong dong sama mereka."

Netta hanya bisa melongo.

Dua jam setelah makan malam, Netta masih duduk termangu di kasur memeluk bantal kesayangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua jam setelah makan malam, Netta masih duduk termangu di kasur memeluk bantal kesayangannya. Memikirkan urusan re-branding tampaknya tak serumit memikirkan kalau dirinya lagi-lagi harus bergantung pada duo gesrek itu di kampus.

Apakah ia tak bisa membuat semuanya sendiri tanpa bantuan Ray ataupun Aru? Desainer macam apa yang selalu menggantungkan pekerjaannya pada orang lain? Bukankah dia harus belajar menjadi sosok mandiri seperti Mama? Sungguh, ia tak suka merepotkan orang lain terlebih untuk mendukung keinginannya. Netta kini merasa berubah menjadi sosok yang sangat egois.

Semua berawal sejak Netta mengetahui kebutawarnaannya.

Dunia terasa terlalu sulit untuk dijalani. Semua tampak menjadi beban karena ketakutan dalam setiap langkah yang dijalani. Seolah tak ada lagi kesalahan yang boleh ditolerir dalam hidupnya. Membayangkan setiap desain akan membuat orang mengetahui buta warna yang diidapnya selalu mampu membuat gadis itu gugup. Netta mengembuskan napas berusaha menenangkan diri.

Sejenak diamatinya gawai yang menampilkan layar Whatsapp dalam diam. Ada nama Aru dan Ray terpin di atas bersama dengan nomor Papa. Apa ia harus meminta bantuan keduanya malam ini? Diliriknya jam di atas meja. Sudah pukul sembilan. Sudah terlalu malam untuk memulai sebuah perbincangan.

Netta pun meletakkan gawainya ke atas meja dan merebahkan diri. Ruangan kamar yang sudah diatur temaram tak juga mampu membuatnya terpejam. Ia membayangkan harus melalui UTS, UAS dan tahun-tahun penuh kekhawatiran membuatnya sakit kepala.

Gadis itu meregangkan tubuhnya sejenak berusaha menyingkirkan semua beban. "Ah, dipikirin sekarang juga nggak mengubah keadaan. Tidur aja daripada besok kesiangan."

Ya ... mungkin besok ia akan mengajak keduanya bicara langsung saja.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
END Monokrom x Akankah Asa Terhalang Warna?Where stories live. Discover now