Taehyung berjalan kearah pintu itu dan membukanya.
"Oh kau sudah siap. Baguslah, kami tak harus menahan lapar karena menunggumu." Jin berbalik dan berjalan meninggalkan Taehyung yang masih berdiri diambang pintu kamarnya.
:
:
:
:
Suasana diruang makan ini sunyi, selalu sunyi belakangan ini karena kedua magnae keluarga Kim tak membuat ulah.
"Jim" Panggil Taehyung disela kegiatan menyuap nasi kemulutnya.
Jimin tak menjawab ataupun meliriknya, Taehyung hanya mengehela nafas pelan.
Taehyung berusaha lagi untuk memanggil Jimin
"Jim"
"Diamlah Taehyung! Kau mengganggu suasana pagi saja" Saat ketiga kalinya ia memanggil, bukan sautan dari kembarannya itu yang ia dapatt tetapi teguran bernada dingin hyung tertuanyalah yang diterimanya.
Taehyung langsung terdiam dan melanjutkan kegiatannya kembali. Sungguh pagi yang menyedihkan, mau sampai kapan seperti ini terus?
"Hyung... Sekali saja kumohon, berbicaralah padaku layaknya seorang kakak pada adiknya. Bukan seperti orang asing"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini hujan mengguyur kota Seoul. Jalanan kota yang biasanya di penuhi hiruk-piruk manusia kini mulai lenggang. Hanya ada beberapa kendaraan saja yang melintas di jalan yang hampir tersiram rata oleh air hujan. Semuanya terasa sepi, hanya ada suara rintik hujan yang menetes mengenai kaca mobil. Suhu di dalam mobil pun mulai mendingin. Entah dingin yang berasal dari ac maupun dari suasana yang tercipta di antara kedua namja tersebut. Tidak ada satu pun yang berbicara atau memulai sebuah topik pembicaraan. Keduanya masih sama sama berlabuh dalam pikiran masing masing. Sampai sebuah helaan nafas panjang dan suara husky salah satu dari mereka memecahkan keheningan.
"Ceritalah apa masalah mu. Jangan terlalu egois dan bersikap seakan akan semuanya baik baik saja" Ucap Taehyung dengan datar dengan mata yang tak lepas dari jalanan kota Seoul. Jujur, sebenarnya ia lelah dengan semuanya. Belum lagi masalah nya dengan Jimin selesai. Ada masalah lain yang datang begitu saja.
Jimin menghela nafas
"Orang egois ini hanya ingin mendapatkan jawaban atas apa yang telah ku pertanyakan semalam" Jawab Jimin tak kalah datar dan ada sedikit nada dingin terselip disana
"Tentang apakah aku menyukai Hyun Kyo?"
"Menurut mu?"
"Aku tak menyukainya Jim. Kau puas? Dia hanya aku anggap sebagai teman saja. Tak lebih"
Jimin tersenyum lebih tepatnya senyum remeh pada Taehyung "Cih! Kau bisa membohongi dirimu. Tapi tidak dengan ku Kim Taehyung"
Lagi lagi Taehyung terdiam. Ya sekarang ia tau kenapa Jimin seperti ini. Penyebab nya hanyalah rasa cemburu. Tapi menurut Taehyung itu semua terlalu egois dan kekanakan.
"Kau terlalu egois Jim. Masalah mu hanya gara gara seorang gadis. Dan gara gara dia kau mengacuhkan ku begini? Bahkan aku sudah bilang aku tak memiliki rasa sedikitpun pada Hyun Kyo"
"Aku egois! Lalu kau apa?!"
"Aku juga ingin egois sepertimu!" Lanjut Jimin dan langsung membuang muka. Berusaha mati matian menahan emosinya.
"Aku egois? Jika memang seperti itu, Sudah dari dulu aku rebut semua kasih sayang hyungdeul Jim"
.
.
.
.
.
.
.
.
Mobil yang membawa kedua kembar Kim itu kini sudah berhenti didepan gerbang. Tae dan Jimin sontak melihat kearah luar lewat jendela yang masih tertutup
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FINE-{VMin} END
Fiksi Penggemar[END] Vmin twins✅ Brothership✅ Slow up ✅ {Revisi kapan saja} @September 2018 Menjadi Anak bungsu tak seenak yang kamu pikirkan - Kim Taehyung @Behella4 @Irmhyu Collabs gengs;)
|~•Sebelas•~|
Mulai dari awal
