Aurora menatap sinis Faiz yang sudah kembali pada sifat semula, bos yang mutlak dengan segala perintahnya.

"Ck! Dasar bos galak!" Decak Aurora seraya menarik kopernya masuk tanpa sedikitpun bantuan dari Faiz, bahkan lelaki itu hanya berdiri santai menatapnya membawa koper sendirian.

"Gak ada gitu niatan bantuin bawakan koper, cowok macam apa sih dia?! Pantesan aja gak nikah -nikah." Dumel Aurora yang seketika mengatupkan bibirnya ketika teringat percakapan Faiz dan Alwi malam sebelum mereka kembali ke Jakarta .

"Gosh! Dia serius mau nikah?!" Aurora berhenti lalu membalikkan badannya dan sialnya ia masih menemukan Faiz yang berdiri menatapnya seraya memasukkan sebelah tangannya kedalam saku celana.

Faiz menaikkan sebelah alisnya saat Aurora berbalik dan menatapnya. "Ada yang ketinggalan?"

"Iya." Jawab Aurora ketus

"Apa?"

"Lupa belum nyumpahin bapak hari ini," jawab Aurora kemudian kembali berbalik dan meneruskan langkahnya hingga sampai di depan pintu kostnya.

Sementara Faiz terkekeh pelan dan segera kembali ke dalam mobil melihat Aurora sudah masuk dan menutup kembali pintunya.

***

"Bagaimana proyek disana, nak?" Tanya Firdaus pada Faiz yang kini sudah terlihat segar setelah perjalanan melelahkan nya bersama Aurora

"Aman pa, sesuai dengan keinginan Faiz."

"Bagus lah kalau begitu, take your time!"

"Maksud papa?" Faiz mengerutkan keningnya saat melihat papanya beranjak pergi setelah menepuk pundaknya lalu muncul Ana dari balik pintu dapur.

"Apa kabar mas Faiz?" Sapa Ana setelah duduk di sofa yang bersebrangan dengan Faiz.

"Baik, sejak kapan kamu di rumah papa?" Tanya Faiz tanpa basa-basi, niatnya untuk pulang kerumahnya sendiri harus ia urungkan dan memilih untuk pulang ke kediaman keluarganya karena permintaan ibunya. Bahkan Faiz tidak tahu jika Ana ada di rumah orang tuanya.

Ana nampak sedikit terkejut dengan pertanyaan tanpa basa-basi dari Faiz.

"Maaf mas, Tante yang meminta Ana agar menginap disini, lagian Ana pengen belajar masak bareng Tante."

Faiz menghela nafasnya, nampaknya perjodohannya dengan Ana Tidka bisa Faiz anggap sepele, ia harus bergerak cepat untuk mendapatkan perhatian dan hati Aurora agar Faiz bisa segera membawa gadis itu pada keluarganya dan mengenalkan Aurora sebagai calon pilihan Faiz.

"Malam ini kamu masih disini?" Tanya Faiz memastikan, karena jujur ia merasa tidak nyaman saat ada orang lain di rumahnya maupun rumah orang tuanya, terlebih itu seorang gadis meski Ana sendiri sudah seperti keluarga mengingat mereka kenal dari kecil.

Melihat Ana yang terdiam dan menunduk menyadarkan Faiz bahwa dirinya sedikit berlebihan bersikap kepada Ana.

"Ehm, udah bisa masak apa?" Faiz mencoba mengalihkan topiknya yang sukses mencairkan suasana.

Ana dengan semangatnya bercerita tentang beberapa masakan keluarga yang sudah di ajarkan ibu Faiz padanya, bahkan Ana juga sudah belajar memasak semua makanan kesukaan Faiz.

"Ana kira masakan yang mas Faiz suka itu ribet," mata Ana terlihat menyipit menandakan ada senyum tersembunyi di balik cadarnya. "Ternyata enggak, " lanjut Ana

Faiz menaikkan sebelah alisnya. "Oh ya? Memang kamu tahu aku biasa sarapan apa?"

"Kata Tante, mas Faiz hanya bisa sarapan oat dengan segelas susu di pagi hari."

My Boss!Where stories live. Discover now