Part 14 🌸

41.8K 1.6K 25
                                    

Clara pun segera menyuruh calon anak-anaknya itu untuk siap-siap memakai tas sekolahnya, karena sebentar lagi mereka akan berangkat ke sekolah..

"Sayang, ayo kalian ambil tas kalian dan pakai yah tasnya karena sebentar lagi kalian mau sekolah.." Ujar Clara..

"Iya ma, ceino mau ambil tas ceino dulu yah.." Ujar Ceino sambil berlari ke arah kamarnya..

Clara sungguh lucu melihat ceino yang terburu-buru hanya untuk ambil tasnya, sungguh menggemaskan bagi dirinya..

"Tante, ceilo juga mau ambil dulu yah.." Ujar Ceilo..

"Iya sayang, ingat jangan lari-lari kalian. Nanti jatuh loh.." Ujar Clara memperingati nya karena takut salah satu calon anak-anaknya ini terjatuh..

"Iya Tante, ceilo gak bakalan lari kok.." Ujar Ceilo dengan senyumannya..

"Pintarnya anak nya mama.." Ujar Clara sambil mengusap rambut ceilo..

Ceilo pun segera berjalan ke arah kamarnya, dan merupakan kamar adeknya juga..

Ceilo pun segera mengambil tasnya udah dirinya siapkan tadi malam bersama perempuan yang dianggap mama oleh adek nya itu, namun pas dirinya mau keluar dari kamarnya. Dirinya melihat adeknya seperti mencari sesuatu..

"Dek, kamu cari apa ?" Ujar Ceilo sambil menghampiri adek nya itu yang seperti kebingungan..

"Aku lagi cari pensil Doraemon ku kak, tapi gak ada..hikss..." Ujar Ceino sedih karena dia sangat menyukai pensil Doraemonnya, namun sekarang entah dimana keberadaan pensil itu..

Ceilo pun menjadi panik melihat adeknya itu menangis hanya karena pensil Doraemon saja, memang dirinya dan adek nya itu sama-sama suka dengan kartun Doraemon, bahkan kamarnya beserta perlengkapan lainnya sengaja didesain Doraemon oleh papanya..

"Dek, pake pensil kakak aja dulu yah. Nanti pulang sekolah baru kita cari lagi.." Ujar Ceilo berusaha membujuk adeknya agar berhenti menangis..

Tapi bukannya berhenti malah makin kencang nangisnya..

"Huaaaa..hiksss..hikss..gak..mau..hikss..ceino..maunya..hikss..pensil..ceino..hikss.." Ujar Ceino yang semakin kencang menangisinya pensilnya yang hilang entah kemana..

Sedangkan Vincent dan Clara yang sedang menunggu di ruang tamu pun, segera berlari ke arah kamar anak-anaknya itu, ketika mereka mendengar suara tangisan yang seperti nya milik ceino..

Clara yang melihat ceino menangis pun, menjadi tidak tega melihatnya..

"Sayang, kok kamu nangis ?" Ujar Clara sambil menghampiri ceino yang sedang duduk ditempat tidurnya..

"Mama..hiks..pensil..ceino..hilang..hikss.." Ujar Ceino yang mengadu ke mamanya alias Clara..

Clara pun dibuat bingung oleh ceino, hanya karena pensil. Dirinya sampai menangis seperti ini..

"Pinjam punya kakak dulu yah pensilnya, nanti pulang sekolah mama bantuin cariin pensilnya.." Ujar Clara sambil membujuknya..

"Gak mau ma..hikss..ceino..maunya..hiks..pensil..doraemon..ceino..hiksss..hikss.." Ujar Ceino..

Vincent pun hanya bisa menepuk jidatnya, sungguh anaknya ada-ada saja. Hanya karena pensil, anaknya membuat semua orang menjadi panik...

"Sayang, gak boleh manja gitu dong. Kan masih bisa pakai punya kak ceilo, nanti papa beliin yang banyak deh pensilnya.." Ujar Vincent sambil menegur anak keduanya..

Ceino yang mendengar perkataan papanya yang menyebut dirinya manja, semakin menangis..

"Huaaaa...hiksss..hiksss..papa..jahat..hiksss.." Ujar Ceino sambil memeluk lehernya milik mamanya itu..

Memang Clara sedang duduk didepan ceino, dengan cara menundukan badannya agar sejajar dengan tingginya ceino..

Clara dan Ceilo pun memelototi Vincent yang mempunyai mulut yang tajam..

Clara sungguh kesal dengan bos nya itu, udah tau anaknya lagi nangis. Malah makin dibuat menangis olehnya, papa macam apa seperti itu..

"Husshh..cup..cup..anaknya mama gak boleh nangis dong, masa nanti kalo ceino sekolah terus ketemu sama temannya. Gimana ayo ? Kalo mata ceino merah abis nangis gini, yah udah mama bantu cariin yah. Memang pensilnya ceino kaya gimana ? Biar mama gampang nyarinya.." Ujar Clara..

"Pensil Doraemon Tante, aku sama adek itu punya pensil Doraemon juga cuman warnanya yang membedakan saja. Kalo aku warna merah, kalo adek warna biru. Makanya adek sampai nangis seperti ini.." Ujar Ceilo menjelaskannya..

"Oh..pensil Doraemon. Terakhir ceino naruhnya dimana ?" Ujar Clara..

"Di meja belajar ma.." Ujar Ceino yang telah mendingan menangisinya..

Clara pun segera bangkit dari duduknya guna berjalan ke meja belajar milik anak-anaknya itu, memang tidak terlalu tinggi mejanya karena mungkin bosnya mengerti kalo anak-anak nya masih belum bisa sampai dengan meja belajar ukuran normal, makanya dia beli meja belajar yang pendek, agar anak-anak nya bisa belajar dengan nyaman..

Clara pun segera mencarinya, dan berhasil dirinya menemukan pensil Doraemon warna biru milik ceino yang keturunan dengan buku gambarnya..

Clara pun segera menghampiri kembali ceino yang masih duduk di tempat tidurnya..

"Sayang, mama udah ketemu nih pensilnya.." Ujar Clara sambil memberikan pensil Doraemon itu ke ceino

Yang langsung diterima dengan sangat senang karena udah ketemu pensil Doraemon milik ceino..

"Yeyyy..pensil Doraemon ceino ketemu.." Ujar Ceino..

"Lain kali kalo abis pake peralatan sekolahnya ditaruh kembali yah ke tempatnya, jangan sembarangan naruhnya. Nanti kalian nyari lagi kalo mau pake.." Ujar Clara sambil menasehati kedua calon anak-anak nya itu..

"Iya ma.." Ujar Ceino dan Ceilo bersamaan..

Ceilo tanpa sadar telah memanggil Clara dengan kata mama, sungguh bahagia rasanya mendengar ceilo memanggil dirinya dengan kata mama..

"Yah udah kalian udah pake tasnya dan mengecek perlengkapan sekolah kalian ?" Ujar Clara dengan senyumnya..

"Udah ma.." Ujar Ceino dan Ceilo bersamaan..

"Yah udah kalian kedepan duluan yah, mama mau ambil tas kerja mama.." Ujar Clara menyuruh anak-anaknya itu untuk menunggu didepan..

"Mama, anterin ceino ke sekolah kan ?" Ujar Ceino..

"Iya sayang, mama pasti nganterin kalian ke sekolah.." Ujar Clara sambil mencium pipi kedua anak-anaknya itu..

Vincent pun tersenyum melihat cara Clara yang sangat menyayangi anak-anaknya itu, sungguh beruntung dirinya bisa bertemu dengan Clara..

"Makasih yah sayang, udah mau sayang dengan anak-anak ku.." Ujar Vincent..

"Iya Vin, sama-sama. Kan udah kewajiban aku sebagai calon mama baru mereka, jadi wajar kalo aku udah sayang sama mereka.." Ujar Clara..

"Kalo sama aku kapan nih sayangnya ?" Ujar Vincent sambil menggoda Clara, untung anak-anaknya udah ke depan, coba kalo masih disini bisa diledekin oleh anak-anaknya itu..

"Kapan-kapan.." Ujar Clara sambil menjawabnya dengan salah satu lirik lagu..

Vincent yang mendengar jawaban Clara pun hanya bisa cemberut, sungguh dirinya awalnya ingin mengerjai Clara malah dirinya sendiri yang dibuat cemberut oleh Clara..

Clara yang udah siap dengan tas kerjanya, bingung melihat bosnya itu cemberut. Kenapa lagi bosnya itu..

"Kamu kenapa cemberut gitu ?" Ujar Clara bingung..

"Gak papa, udah ayo kedepan. Kasian anak-anak udah nungguin.." Ujar Vincent dengan nada ketusnya..

Clara pun semakin bingung mendengar nada ketus milik bosnya itu, biasanya juga nadanya lembut kalo ngomong sama dirinya..

Suamiku Duda Beranak 2Where stories live. Discover now