Part 6 🌸

57K 2.3K 49
                                    

Akhirnya mereka sampai juga dirumah miliknya, setelah menempuh perjalanan satu jam dari kantornya itu..

Clara yang ternyata ketiduran pun, tidak sadar kalo mereka telah sampai dirumah milik bos nya itu, mungkin saking kelelahan karena kerjaan kantornya tadi, ditambah badannya mulai sedikit pegal juga karena sedari tadi dirinya terus menggendong Ceino bahkan walaupun udah dimobil, dirinya masih memangku ceino di pangkuannya, agar ceino tidak keganggu tidurnya..

Vincent pun merasa kasian melihat Clara yang sepertinya kecapean bahkan sampai tidur seperti itu, sungguh tidak tega dirinya membangunkan Clara, tapi kalo tidak dibangunkan malahan Clara akan merasa makin cape dengan posisi seperti itu..

Vincent pun memutuskan untuk membangunkan ceino terlebih dahulu, agar ceino bisa dirinya gendong nanti..

"Sayang, bangun yuk..udah sampai rumah loh.." Ujar Vincent sambil mengelus rambut anak keduanya itu..

Ceino yang merasa terusik pun, mulai mengerjabkan kelopak matanya, hingga dirinya melihat papanya sedang mengelus rambutnya..

"Papa, kenapa ceino dibangunin ? Kan ceino masih ngantuk.." Ujar Ceino..

"Sayang, kasian mama tuh sampai ketiduran gitu. Kamu sama papa aja yah, kan kita juga udah sampai dirumah. Pasti kak ceilo udah nungguin ceino dirumah.." Ujar Vincent mencoba membujuk anak keduanya, karena dirinya tau kalo anaknya udah nyaman dengan orang itu, maka tidak mau untuk jauh dalam sedetik pun. Sungguh seperti dirinya aja sifatnya, yah iyalah kan anaknya.

"Oh iya pa, mama pasti kecapean karena gendong ceino tadi yah pa ?" Ujar Ceino yang merasa bersalah dengan mama barunya..

"Gak sayang, mama cape karena kerja tadi. Bukan karena gendong ceino kok, malahan mama senang kamu bisa tidur nyenyak seperti tadi dalam gendongan mama mu.." Ujar Vincent..

"Ceino juga suka pa, kalo tidur di gendongan mama. Nyaman tidurnya hehehe.." Ujar Ceino..

"Dasar kamu ini yah. Kamu sama papa dulu yah, tapi sebelum kita keluar dari mobil, kita bangunin mama dulu.." Ujar Vincent..

Vincent pun mencoba untuk mengangkat ceino dari pangkuan Clara, ke pangkuan miliknya, namun ternyata malah membuat Clara jadi terbangun dari tidurnya itu..

"Huh..lah kok ceino udah bangun Vin ?" Ujar Clara..

"Maaf yah, aku udah buat kamu bangun jadinya. Tadinya aku niat buat mindahin ceino dulu ke pangkuan aku, baru aku mau bangunin kamu. Eh..gak taunya kamu malah jadi bangun duluan tadi.." Ujar Vincent..

"Maaf yah, kamu jadi nungguin aku bangun dulu. Ceino mau mama gendong gak buat keluar dari mobilnya ?" Ujar Clara..

"Gak ma, ceino sama papa aja. Kasian mama pasti cape gendong ceino. Ceino kan berat.." Ujar Ceino sambil menggelengkan kepalanya menolak keinginan Clara untuk menggendong dirinya lagi..

"Gak kok, ceino gak berat kalo mama gendong. Sini yuk mama gendong lagi.." Ujar Clara sambil merentangkan tangannya untuk menggendong kembali ceino..

"Gak usah Clara, biar ceino aku yang gendong. Bener kata ceino tadi, pasti kamu kecapean gendong dia dari tadi. Mending kita keluar aja yuk sekarang dari mobil, sekalian masuk aja ke dalam rumah ku.." Ujar Vincent sambil mengajak Clara untuk masuk kedalam rumahnya..

Clara pun hanya bisa pasrah dengan perintah dari bos nya itu, padahal dirinya ingin menggendong kembali ceino, namun Ceino dan Vincent pun menolaknya, tapi memang bener sih dirinya merasa lumayan pegal juga setelah beberapa lama menggendong ceino tadi..

Clara dan Vincent, beserta Ceino yang berada digendongannya pun udah keluar dari mobilnya, sama seperti tadi, Vincent dan Ceino lah yang keluar terlebih dahulu dari mobilnya baru dirinya membukakan pintu kembali untuk Clara. Clara pun langsung keluar dari mobil milik bos nya itu..

Sungguh dirinya terpesona dengan kemegahan dan keindahan dari rumah milik bos nya itu, bayangkan saja dihalaman nya aja banyak sekali tanaman bunga yang indah, bahkan walaupun dirinya baru pertama kali kesini, dirinya telah merasa nyaman dengan rumah milik bosnya itu..

"Wahh..indahnya.." Ujar Clara yang tanpa sadar telah memuji rumah milik bosnya itu..

"Rumah ku mah biasa aja, masih lebih indahan kamu dibanding rumah ku ini.." Ujar Vincent..

"Hah ?!" Ujar Clara bingung..

"Udah ah..kamu mau sampai kapan ngeliatin rumah ku, mending ngeliatin aku aja. Kan aku nih tampan yah gak sayang ?" Ujar Vincent..

"Iya, papa ceino paling tampan, tapi masih tampan ceino.." Ujar Ceino dengan polosnya..

Clara yang mendengar jawaban ceino tadi pun, tidak bisa menyembunyikan tawanya..

"Hahahaha..benar kata ceino. Masih lebih tampan ceino, dibanding kamu.." Ujar Clara..

"Huhh..nyebelin kalian ini. Udah ah..mending masuk aja langsung kerumah.." Ujar Vincent yang sedikit kesal dengan ucapan Clara tadi, padahal kan ceino anaknya yang pasti ketampanan milik anaknya ini turunan dari dirinya juga..huh..awas aja kalo sampe terpesona Clara ketika Clara melihat Vincent nanti, tapi masih rahasia..hehehehe..

Ceino pun hanya bisa bingung, dengan kata-kata papanya tadi..

"Mama, ceino pun mau digendong mama lagi kedalamnya.." Ujar Ceino yang pengen digendong kembali dengan mamanya, sungguh lebih nyaman bila digendong dengan mamanya..

"Uhhh..sini..sini..anaknya mama pengen digendong lagi yah.." Ujar Clara sambil mengambil ceino dari gendongannya Vincent tadi, untuk bisa digendong kembali dengan dirinya..

"Cla.." Ujar Vincent terpotong dengan ucapan Clara..

"Apa ? Kamu gak ngebolehin lagi aku gendong ceino gitu ? Kalo sampe kamu gak ngebolehin lagi, aku janji bakalan gak mau sama kamu.." Ujar Clara sambil mengancam bosnya itu..

Vincent yang mendengar ancaman milik Clara tadi pun, sungguh tidak bisa membuat dirinya berkutik seketika, bisa gagal rencananya nanti kalo Clara sampe gak mau dengan dirinya..

"Iya deh..aku bolehin kok kamu gendong ceino, tapi kalo kamu pegal. Bilang ke aku yah, biar aku yang gantian gendong ceinonya.." Ujar Ceino..

"Iya.." Ujar Clara..

Mereka pun memutuskan untuk masuk kedalam rumah miliknya itu, namun baru aja masuk udah dikagetkan dengan kata-kata milik anak pertamanya, yaitu Ceilo yang baru berumur 6 tahun..

"Siapa dia pa ? Berani-beraninya gendong adeknya ceilo lagi, emang kalo sampe adek ceilo terluka mau tanggung jawab dia ?" Ujar Ceilo dengan kata-kata tajamnya, yah jangan salah sifatnya itu menurun dari siapanya, yah siapa lagi kalo bukan dari papanya..sungguh anak sama papanya gak ada bedanya..

Suamiku Duda Beranak 2حيث تعيش القصص. اكتشف الآن