15. Mengolesi Ibu Tiri

Start from the beginning
                                    

"Kita sedang menyamar, ingat?"

"Q-qie---"

"Hah, lupakan saja! Dengan tingkat kecerdasanmu aku yakin kamu melupakannya. Cukup ingat memanggilku suami dan berhenti menyebut dirimu sendiri 'qie', itu akan dengan mudah membuka penyamaran kita!" Zhang Yixing menjelaskan sementara Huang Lianyue terpaku pada kalimat terpanjang sekaligus menghina yang dilontarkan 'lelaki besar' sekaligus 'suaminya'.

—dengan tingkat kecerdasanmu?

Apa yang dia maksud dengan itu? Dia jelas menghina IQ nya!

Bibir Huang Lianyue mengerucut saat keningnya berkerut tidak suka, itu membuat seseorang tidak bisa tidak ingin mencubit pipinya yang lembut.

"Ah!"

Huang Lianyue mengerang lembut merasa sengatan di pipinya. Mendongak, dia menatap Zhang Yixing kesal.

"Apa yang kamu lakukan? Itu menyakitkan!" Baiklah. Karena dia menyarankan bersikap seperti pasangan normal, bukankah itu sia-sia jika dia tidak memanfaatkannya dengan benar?

"Apa yang aku lakukan? Aku tidak melakukan apapun."

"Kamu mencubitku!" Huang Lianyue memprotes.

Zhang Yixing menanggapi dengan dengusan lembut.

"Itu tanganku." Ia menjawab, lalu tampa menunggu Huang Lianyue merespon, Zhang Yixing meraih kepala wanita itu dan membenamkannya ke dadanya yang lebar. "Diam."

Sementara Huang Lianyue merasa pusing sat wajahnya dengan paksa ditenggelamkan ke dada lebar Zhang Yixing.

Dug-dug-dugdug,

Melalui kain jubah yang dia kenakan, Huang Lianyue bisa merasakan otot-otot Zhang Yixing yabg keras dengan diiringi detak jantunganya yang kuat dan stabil.

Hal ini membuat wajah Huang Lianyue memerah, lagipula—

—siapa yang bisa menolek bibit unggul seperti Pangeran Yixing?

Sementara itu di sisilain, Zhang Yixing yang merasakan kelembutan di pelukannya memejamkan mata, dagunya bertumpu di puncak kepala Huang Lianyue saat ia menyerap aroma alami yang dimiliki wanita itu.

"Ceritakan masa kecilmu!"

Huang Lianyue mendongak mendengar permintaan tiba-tiba dari Zhang Yixing.

"Ah?"

Zhang Yixing merespon tanpa membuka mata. "Ceritakan masa kecilmu, misalnya apa yang kamu pelajari ?"

Huang Lianyue terdiam, masa kecil?

Jika itu di era modern dia akan dengan mudah menjawab, tapi, apa yang dilakukan pemilik asli tubuh ini—

"Tidak ada banyak yang bisa ku ingat."

Zhang Yixing mengangkat alis.

"Itu sebenarnya ... aku tidak mempelajari apapun dengan benar." Huang Lianyue menjawab berdasarkan ingatan tubuh ini.

"Oh, itu tidak mengherankan untuk seseorang dengan tingkat kecerdasanmu."

Kening Huang Lianyue berkerut tidak suka. "Hei! Bukankah kebijakan wanita berdasarkan ketidaktahuannya?"

"Siapa yang mengajarimu nasehat tidak masuk akal seperti itu?"

Huang Lianyue terdiam, lagi pula, bukankah itu memang pendidikan wanita di era ini?

"Itu.... ibu yang mengajariku, apa itu tidak benar? Tapi, dia selalu mengatakan bahwa aku, Huang Lianyue, Nona muda yang sah dari kediaman Jedral Huang yang terkemuka sekaligus tunangan Putra Mahkota tidak perlu mempelajari hal-hal 'tidak berguna' seperti yang dilakukan Nona muda lain.

Ibu berkata, aku hanya perlu menjadi wanita bijak dan memiliki tempramen ratu masa depan." Semakin banyak Huang Lianyue berbicara, semakin dalam kerutan di kening Pangeran Yixing.

Jadi seperti itulah Qin shi mengajari wanita kecil dipangkuannya? Jika benar, itu bisa dimengerti bagaimana cara wanita ini bersikap sebelumnya.

"Itu yang diajarkan Qin Shi padamu?" Qin Shi adalah ibu tiri Huang Lianyue.

Huang Lianyue dengan ringan mengangguk. "En, kenapa?" Ia bertanya sambil menatap Zhang Yixing dengan ekspresi polos.

Zhang Yixing mendesah, membenamkan kepala Huang Lianyue ke dadanya. "Tidak apa-apa, tapi jangan melakukannya di masa depan."

"Apa?"

"Hal-hal yang kamu lakukan dimasa lalu."

"Hal-hal apa? Ibu bilang aku tidak melakukan hal yang salah!"

"Mendorong seseorang ke danau bukan kesalahan?"

Mendorong seseorang ke danau?

Itu memang tertulis di dalam buku, tapi —

"Itu karena dia ingin merayumu dan menikah denganmu!"

Zhang Yixing menghela napas. "Tapi tindakanmu tetap tidak bisa dibenarkan, kan?"

"Aku ...."

"Jangan menindas orang lain di masa depan."

Kening Huang Lianyue berkerut. "Tapi ... tapi kata Ibu—" Huang Lianyue berhenti, tampak ragu-ragu. "Bukankah itu akan membuat orang lain naik ke kepala ku?"

Wajah Zhang Yixing menggelap mendengar perkataan Huang Lianyue. "Kamu istriku, cukup mendengarkanku!" Putusnya.

Huang Lianyue mengangguk dengan wajahnya memucat.

Lagipula, dia hanya ingin merobek wajah ibu tirinya di depan Pangeran Yixing, jadi, kenapa dia harus menghadapi wajah hitamnya? Itu jelas penyalah gunaan!

Apa yang tidak ia ketahui ialah benih kecurigaan di hati Pangeran Yixing semakin menjalar setelah percakapan mereka.

Kapan wanita ini menjadi sangat fasih?

Pangeran Yixing menyipitkan meata sambil menggosok ibu jari dan jari telunjuknya.

Selanjutnya yang tersisa hanyalah keheningan sampai suara Mo Luan terdengar dari luar mengumumkan bahwa mereka telah mencapai Xin Lan road.

Zhang Yixing membuka matanya, lalu membangunkan Huang Lianyue yang tertidur di pangkuannya sebelum mendudukkan wanita itu di bangku yang berseberangan. "Kamu tunggu disini," lalu turun dari kereta dan mengulurkan tangan,

"Ayo!"

Huang Lianyue mengangguk, menerima uluran tangan Zhang Yixing sebelum turun dari kereta dengan bantuannya.

Hai guys! Bagaimana pendapat kalian dengan cerita ini? Apakah terlalu flat? Membosanka? Aku ngerasanya begitu sih.

Btw, jangan lupa saran dan kritik yang membangun ya!
Keep vote dan komen ya...!
See you!

To be Beloved WifeWhere stories live. Discover now