Quentin [12]

Mulai dari awal
                                    

Quentin bisa melihat tangan Lucas mengepal. Namun lelaki itu buru-buru menarik jemarinya dari atas meja. Tebakan Quentin, sang sepupu pasti sama geramnya dengan dirinya. Mereka berdua memang anak tunggal, tapi bukan berarti tak pernah ingin memiliki saudara kandung. Apalagi Lucas yang sampai SMP berkali-kali merengek ingin memiliki adik. Bahkan sempat mengusulkan agar ayahnya menikah lagi karena ibu Lucas tak mau hamil untuk kedua kalinya. Anjuran yang membuat orangtuanya sempat bertengkar hingga harus dilerai oleh Imelda.

"Kamu tau banget aku pengin punya adik kan, Tin? Aku nggak bisa ngebayangin anak umur lima belas tahun disuruh lelang keperawanan segala. Umur segitu, Widya harusnya masih bersenang-senang di sekolah." Lucas terdiam sesaat. "Kalau dipikir lagi, orangtuanya pun sama aja. Anak sekecil itu disuruh nikah. Kontrak pula." Lelaki itu geleng-geleng kepala.

Obrolan itu membuat leher Quentin seolah tercekik. Lucas baru saja mengungkapkan kebenaran yang dia sudah tahu. Hanya saja, selama ini cuma bermain di kepala Quentin. Akan tetapi, ketika ada yang mengucapkannya, efeknya berbeda. Jauh lebih suram dan keji.

"Ironis banget kan, Luc? Cybil udah nolong mereka semaksimal mungkin. Menyelamatkan Sandra dan Widya. Tapi begitu keluar dari Ciawi, malah ada yang manfaatin mereka. Nggak paham gimana caranya mereka dibujuk atau dipaksa. Aku pernah ngobrol sama Widya, tau banget kalau anak itu pengin sekolah dan sama sekali belum terpikir soal nikah. Apalagi harus jual diri." Quentin memukul lengan kursinya. "Jadi, kamu bisa bayangin gimana kalutnya Cybil, kan?"

Sepupu Quentin itu mengangguk. Tidak ada sisa-sisa kepribadian asli Lucas yang suka sekali bercanda dan seolah tak bisa dikejutkan oleh fakta apa pun itu.

"Makanya, kalau bisa secepatnya Cybil nyari tau soal orang-orang di We Are The Champions, Tin. Yang di Jakarta dan di Ciawi."

"Oke." Quentin bersiap untuk pamit. "Eh iya, kamu mau datang di acara penggalangan dana, nggak? Siapa tau mau nyumbang untuk We Are The Champions."

Setelah mendengar kata-kata Quentin itulah baru Lucas tertawa geli. "Ngapain aku ikut-ikutan nyumbang? Cybil udah punya suami yang kaya raya. Kalau aku jadi kamu, malu banget masih bikin acara penggalangan dana. Menjatuhkan harga diri keluarga Chakabuana aja. Mending semua biaya operasional rumah penampungan, kutanggung sendiri."

Gurauan Lucas membuat Quentin agak santai. Dia tersenyum lebar. "Sialan," makinya.

"Gih, pulang sana dan hibur istri tercintamu. Aku punya banyak kerjaan," usir Lucas seraya menggerakkan tangan kirinya. "Omong-omong, ini pertanyaan yang mainstream, sih. Cuma kepo doang. Kira-kira, kapan kalian mau punya anak? Cybil itu udah nggak muda lagi, kan?"

"Nggak muda lagi? Enak aja," sambar Quentin, tak terima. "Kami masih menikmati bulan madu. Belum mikirin anak." Bahkan sebelum kalimatnya usai, Quentin mendadak membayangkan kehadiran seorang bayi untuk memeriahkan rumah mereka. Sebelumnya, dia tak pernah memiliki gambaran semacam itu di benaknya. "Makanya buruan nikah, Luc. Biar tau gimana hepinya punya istri," tambahnya lagi.

Quentin tidak mengira tema tentang anak yang diucapkan Lucas sambil lalu itu, justru menetap di kepalanya. Setelah pulang dan bertemu istrinya, entah berapa kali dia melirik ke perut Cybil. Namun Quentin tahu, masalah buah hati bukanlah hal sepele. Mereka belum pernah membahas tentang hal itu. Mungkin nanti setelah situasi lebih tenang, dia akan mengajak Cybil bicara. Dia ingin tahu pendapat perempuan itu.

Apakah Cybil ingin memiliki anak darinya? Jika Quentin yang ditanya, jawabannya sudah jelas. Cybil adalah perempuan yang sangat dicintainya. Memiliki keturunan dari perempuan itu akan menjadi hal yang luar biasa.

"Kamu keliatan capek banget," komentar Quentin saat mereka sudah bersiap untuk tidur. Cybil menelentang di sebelah kanannya. Lelaki itu membenahi posisi bantal. "Aku tau, saat ini nggak akan bisa ngasih penghiburan buat kamu. Nggak akan ada kata-kataku yang bikin kamu lega." Quentin menyamankan diri di ranjang. Dia berbaring miring, menghadap ke arah Cybil. Tangan kirinya melingkari pinggang sang istri. "Tapi Lucas janji bakalan ngebantu sebisanya. Dia ikutan lelang juga."

The Sexy Secret [Terbit 19 Januari 2022]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang