𝐵𝑎𝑟𝑢

1.6K 274 7
                                    

Seok menatap sedih bangku tempatku biasa duduk dikelas, ia merasa kehilangan diriku yang kini sudah keluar dari SMA Jae Won. Seminggu sudah sejak kepindahanku ia sering terlihat murung, Mika pun menyadarinya. Ia sedih melihat Seok seperti itu. Setiap hari ia berusaha menghibur sang pujaan hati.

"aku tahu, kau pasti sedih dengan kepindahan Jae Yeol" ucap Mika sambil menyentuh lembut bahu pemuda itu.
Seok menatapnya lesu.
"dia... teman pertamaku disini, dan bagaimana bisa dia pindah begitu saja? apa dia tidak menganggapku sebagai teman?" jawab Seok kesal.
"Jae Yeol pasti punya alasan, meski sekarang dia pergi, tapi suatu saat nanti dia pasti akan kembali" hibur Mika.
Seok terdiam mendengarnya. Entah bagaimana sahabatnya itu bisa pergi begitu saja? pikirnya.

SMA Cheongsan.
aku duduk melamun dipojok kelas seperti biasa, dari barisan depan kulihat anak anak perempuan itu saling berbisik membicarakanku. Aku tau itu, tentu saja. Terlihat jelas dari gerak gerik mereka. tapi aku tidak peduli. bukankah memang selalu seperti ini? dulu juga...
Sekolah baruku ini tidak beda dengan sekolah lamaku. Bangunannya yang lumayan besar, siswa dan siswinya, suasananya, sama persis.
bedanya... tidak ada Seok disini. Ya.
aku sengaja pindah sekolah tanpa mengabarinya sedikitpun. kejam bukan? aku sedang berusaha melupakan perasaan indah itu padanya, seperti ini lah caraku. suatu saat nanti aku pasti bisa melupakannya. iya kan?

Sejak sekolah disini aku jarang membawa motor sportku, ya karena jarak sekolah dan rumahku dekat ditambah suasana jalanan Seoul yang ramai dilalui pemuda pemudi membuatku suka berjalan kaki seperti ini. ahh.. andai saja aku dan Seok bisa berjalan bersama beriringan. pasti romantis, bukan?
sial. apa yang kupikirkan? kenapa aku malah membayangkan wajah tampannya? harusnya aku belajar melupakannya. ayolah Jae Yeol kau pasti bisa, kali ini...

samar samar, aku mendengar suara... perempuan.

"PENCURI!!" teriak seseorang yang aku tau itu suara perempuan.
aku berlari mencari asal suara itu, dari jauh aku melihat seorang pria muda berlari dengan tas kecil berwarna ungu ditangannya. dari belakang nampak seorang perempuan bertubuh mungil dengan rambut bobnya berusaha mengejar lelaki itu, ia terlihat kesulitan menyamai langkah si lelaki karena sepatu high heels yang ia kenakan.

dengan cepat aku ikuti lelaki muda itu yang kurasa masih seumurku, aku raih tangannya dan segera kukunci pergerakannya, kuambil tas itu dan mengunci kedua tangannya menghadap belakang agar ia tidak melawan.

perempuan itu mendekat. ia melihat lelaki itu sudah tidak berdaya menunduk ketakutan, ia lalu menatapku hangat dan tersenyum.
"terima kasih... terima kasih, tuan" ucapnya sambil tersenyum dan membungkuk pelan.
aku hanya diam tanpa mengatakan apapun padanya, kuberikan tas ungu itu padanya lalu berjalan menjauh sambil membawa lelaki itu pergi bersamaku. aku akan membawanya kekantor polisi.

perempuan itu heran melihatku. ia terus memandangi kepergianku. Aneh.. kenapa orang itu? aku mengucapkan terima kasih tapi dia malah acuh dan pergi begitu saja? pikirnya.

🌻🌻


"kakak!" panggil seseorang.
ia mendekat dan memelukku erat. aku agak risih dengan sikapnya ini, kulepaskan saja pelukannya itu.

"hhh... kau ini, selalu saja bersikap dingin. aku ini adikmu, tau?" ucap Jae Hee adik perempuanku yang manis dan menggemaskan.
Ya. hari ini aku pulang kerumah ayahku, jarang sekali aku kemari hanya sesekali jika moodku sedang bagus.

sejujurnya aku merindukan adikku, itu salah satu alasan kepulanganku kali ini meski aku malas bertemu ayah dan kakakku.

aku tersenyum pelan pada adikku dan merangkul tangannya perlahan, kami berjalan bersama. Kali ini aku merasa dia lebih tinggi satu atau dua sentimeter dari sebelumnya. Aku mengelus lembut surai hitam miliknya. ia terlihat senang dengan perlakuanku.

"Yeol... kau pulang?" sapa seseorang didepan sana menatapku.
seorang pria paruh baya berambut putih tersenyum mendekati kami.
aku membungkuk pelan padanya dengan ekspresi datar. seperti biasa.

aku segera pergi berlalu meninggalkannya dengan adikku disana sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarku.

kurebahkan badan disofa kamarku dekat jendela. Tidak ada yang berubah dari ruangan ini, sama seperti sebelumnya. Aku menatap layar ponsel dan kusadari banyak chat dari Seok yang memang sengaja tidak kubalas, bahkan panggilan telepon darinya saja selalu aku abaikan. Biarlah, kali ini aku harus bisa melupakannya.













tbc
vote & comment🤩🤩😘😘....

Boys Declare! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang