07 Juni 1978

3 1 0
                                    

Engkau berparas elok,

Bak angsa nan rupawan.

Membawa degup jantung

yang lain dari biasanya.

Kasat mata engkau tampak jelas

membawa berjuta kilauan,

tak sabar rasanya kuingin memandangmu lagi

terus memandangmu.

Aku sadar

aku terbuai salah satu keindahan duniawi.

Mencengkram seluruh panca indera

hingga lain tak kurasa.

Engkau seperti matahari di pagi hari,

dan aku melihat dari puncak gunung tinggi.

Sangat indah berseri-seri,

walau sulit kudaki

terbayar semua yang kulalui.

Saat kupandang langit di waktu malam,

ada bulan cantik penuh cahaya.

Terbayanglah engkau sepertinya,

begitu lainnya gelap

seberkas sinar terang terlihat,

amat ingin kudekap.

Ketika hujan datang

langit menangis.

Engkau datang setelahnya,

membawa keceriaan

serta keriangan dihatiku.

Alunan nada sangat merdu.

Harmonisasi menentramkan,

mendebarkan,

mengiramakan saat bersama.

Serupa halnya dengan engkau si Elok,

semua menjadi yang ingin kudengar.

Engkaulah pengalaman yang mesti kulaui,

engkaulah keindahan yang ingin kulihat,

engkaulah kehangatan yang ingin kurasa,

engkau lantunan syair yang selalu kudengar.

Segalanya bukan engkau

namun engkaulah segalanya.

Begitulah hai engkau yang berparas elok.

Apakah engkau menjeratku dengan guna-guna?

Mengapa ketika rasa ini datang,

aku terbang!

Entah apa yang aku rasakan,

aku tak mengerti.

Mungkin benar adanya yang orang bicarakan,

ini cinta!

Jujur kukatakan

ingin kujujur mengatakan.

*Malam kali kedua aku bertemu denganmu. Dan aku namai kau 'Si Elok'

Nafas NufusWhere stories live. Discover now