Kebahagiaan di Lautan Jendela Dunia

7 2 0
                                    

Ini dia orang yang selalu bahagia di atas penderitaan orang lain. Namanya sangat angker di telinga para murid sekolah kami. Keangkerannya dikarenakan sifat mengejeknya yang membuat dia bahagia. Bayangkan saja, hari pertama semua murid di kelasnya sudah lengkap diberi julukan, seperti: Beluwak, ogre, siluman kelabang, kutu air. Bukan cuma isi kelas dia saja yang jadi korban lidahnya. Satu minggu dia sekolah, satu angkatan menjadi korban ejekannya. Dan satu bulan, seluruh sekolah beserta perangkat-perangkatnya habis jadi korban, termasuk Guru BP, satpam botak yang menyebalkan, tukang batagor, tukang bubur, tukang kupat tahu, es krim, susu, penjaga kantin bahenol WUUSSHH.. grafik yang mencengangkan! Tak lain tak bukan, dialah Joy!

Biar bagaimanapun, aku harus memulai cerita tentang Joy. Dan aku sengaja menuliskan perkenalan Dablo dan Joy secara berurutan. Inginnya, tak banyak yang kuceritakan tentang mereka. Cukup biar aku saja yang tersiksa menjadi teman mereka, karena tanpa kuceritakan pun, sebenarnya merekalah sebagian besar biang keladi dari banyaknya kejadian yang kualami. Mereka adalah paket virus yang buruk!

Joy, dia itu mengejek dimana-mana. Kapan pun ada kesempatan. Tidak kenal waktu maupun orang. Kami sebagai sahabatnya 1(Takdir yang satu ini memang takdir yang menyebalkan!) sering malu, berantem, marah, kesal karena atau sama dia. Contohnya, waktu itu kami sedang berjalan melewati pintu masuk gedung sekolah berlantai empat. Ada juga pak Yudi ̶ ̶ Guru matematika yang selalu tersenyum menyeramkan sambil mengayuhkan tangan jika sedang berjalan, dan jangan sampai dia memanggil namamu saat bertemu dengannya, atau dia akan bertanya macam-macam tentang pelajaran padahal kamu sedang di luar kelas, mampus abis! Saat itu pak Yudi sedang berbicara dengan wakil kepala Dinas Pendidikan. Ketika hendak berpamitan, mereka cipika-cipiki. Dengan sangat tidak disangka, "EHEUM.. EHEUM.. EHEUM.. PRIKITIIWW.." Si Joy keparat berdehem dan mengejek! Abang berjalan cepat-cepat, Border biasa saja atau dia bingung dengan apa yang terjadi, Joy mukanya cuek, aku juga cuek karena merasa tidak bersalah dan si Dablo tersenyum-senyum. Lalu, reaksi yang mengerikan pun muncul.

"Siapa tadi?" Pak Yudi melotot memperhatikan kami.

"Apanya, Pak?" Tanya Joy dengan muka dinginnya.

"Yang berdehem sama nyebut prikitiw!"

"Oh, itu Nufus, Pak."

"APA!"

"Kamu, Fus?"

"Bukan, Pak! Bukan saya.."

"Udah malu-maluin guru, bohong lagi, ckckckck.." Kata-kata Dablo itu terdengar sangat menyebal.

"Ikut ke ruang BP, sekarang!"

"Tapi, Pak.."

"Ikut!"

"Bang, Der! Bantuin.."

"PLAK!"

"Ikut!"

"Iya, pak."

Setelah pembelaan habis-habisan yang percuma di ruang 'Interogasi dan Doktrinasi' BP yang tidak berprikeremajaan, terjadilah hal yang buruk. Bayangin aja, coy! Satu semester disuruh mengerjakan soal matematika di depan kelas! Dengan senyum hangat padahal dingin, dengan wajah dingin menyeramkan, dengan suara datarnya. JOY.. orang yang sangat menyebalkan ini, membuatku merasakan dosa yang bukan dosaku. Awas kau Joy! Pembalasan itu pasti datang! Hufftt.. hufft.. huft..

Joy yang menyebalkan ini berperawakan sedang sekali, tingginya cuma 168 centimeter, kulitnya putih kemerah-merahan kayak babi, berhidung bulat, bermata sipit, wajahnya memang Tiongkok 2(Joy, kau yang membuatku sedikit rasis!) banget. Ah, maaf! Sepertinya aku masih terbawa suasana adegan tadi.

Ngomong-ngomong soal sipit dan Tiongkok. Ada kejadian waktu kami lagi santai di rumah Buldog. Saat itu si Joy sedang memasukan lagu ke playlist di komputer dan mendengarkan lagu yang tengah diputarnya itu. Tiba-tiba dari belakang, Buldog yang sedang iseng menggencet si Joy.

Nafas NufusWhere stories live. Discover now