🌟67 : Dari Hati Satu ke Hati yang Lain🌟

328 53 51
                                    

Dahyun terbangun saat sinar matahari menyentuh wajahnya. Matanya perlahan terbuka. Rasa pusing dan bau obat-obatan langsung menyeruak. Tanpa bertanya, Dahyun tahu jika ia berada di rumah sakit. Yang ia bingungkan adalah dirinya yang memakai baju pasien.

Yang semalam terjadi adalah, Dahyun yang kebetulan memakai jaket pink. Jaket yang masih menyimpan kartu nama Tuan Kim Minsung. Ia teringat jika Tuan Kim Minsung pernah menawarkan bantuan jika Dahyun butuh sesuatu untuk membalas budinya. Asalnya, Dahyun tidak membutuhkan itu, namun keadaan mendesak dan biarkan ia meminjam uang Tuan Kim Minsung untuk biaya administrasi rumah sakit. Ia akan menggantinya nanti.

Namun saat malam itu, setelah Vernon dan Mingyu di tangani medis, Dahyun jatuh pingsan. Ia tidak tahu apa yang terjadi hingga dirinya berada di ruangan serba putih ini sendirian. Ia bangkit dari tidurnya. Dahyun melirik tangannya yang dihiasi selang infus. Ia keluar dengan infusan di tangannya. Dahyun ingin mencari Mingyu, namun baru saja mau keluar, seorang dokter masuk.

"Pasien Kim Dahyun?" ujar Dokter yang Dahyun baca nametag-nya tertera nama Yoon Jeonghan. Ternyata dia adalah dokter bedah.

Dahyun mengangguk kaku. "Dokter, dokter kerjanya jadi dokter bedah, ya?"

Dokter Jeonghan mengangguk dan tersenyum ramah. Ia ingin tertawa karena Dahyun bertanya dengan logat seorang pria yang ingin merayu. "Iya. Ada apa?"

Dahyun menggaruk tengkuknya. "Dokter tidak akan ngebedah saya, kan, dok?"

Dokter Jeonghan menggeleng kecil. "Kau baik-baik saja. Saya hanya menggantikan teman saya. Oh, iya, mengapa bangun? Memangnya mau kemana? Lebih baik, kau istirahat."

Dahyun rasa, ia tidak perlu istirahat lagi. Ia hanya ingin melihat keadaan Mingyu dan Vernon. "Emhh... Dokter tahu tidak, ruangan pasien Kim Mingyu dan Choi Hansol Vernon?"

"Tahu, baru saja saya dari sana. Pasien Kim Mingyu ada di sebelah kanan ruangan ini, dan pasien Choi Hansol Vernon ada di sebelah kiri."

Dahyun mengerjap dan mengulum bibirnya. "Keadaan mereka, bagaimana? Apa kaki Vernon baik-baik saja? Apa Mingyu sudah sadar?"

"Pasien Choi Hansol Vernon baik-baik saja. Peluru di kakinya sudah di keluarkan. Tapi kalau Pasien Kim Mingyu masih kritis. Tusukan itu tidak terlalu dalam. Tapi, kepalanya yang mengalami kerusakan yang sedikit fatal, dan mampu membuat pasien kritis."

Dahyun merasa khawatir saat mendengar keadaan Mingyu. "Dokter, Mingyu sudah beberapa kali mendapatkan pukulan di tengkuk, dan kemarin di kepala belakangnya. Apa .... Dia akan baik-baik saja?"

Dokter Jeonghan ragu untuk memberi tahu ini kepada Dahyun. "Berdoa saja yang terbaik untuk kesadarannya."

Dahyun mengangguk. "Dok, saya boleh pergi ke ruangan Mingyu dan Vernon, kan?"

Tak lama dari itu, pintu terbuka. Wonwoo langsung masuk dan menemukan Dahyun dan Dokter Jeonghan tengah berbincang.

Dokter Jeonghan langsung membungkukkan sedikit badannya dan pamit keluar tanpa menjawab pertanyaan Dahyun. Kepergiannya menyisakan Dahyun dan Wonwoo.

"Lama tidak bertemu," sapanya.

Dahyun hanya tersenyum. Senyum yang ia paksakan. Padahal, ia ingin melontarkan banyak pertanyaan mengenai Wonwoo yang datang ke rumahnya.

"Bukannya mau menemui Kim Mingyu dan Choi Hansol?"

Dahyun mengangguk kecil dan berjalan lebih dulu keluar dari ruangannya. Baru ia sadari jika ini adalah ruangan VVIP.

Dahyun lebih dulu menghampiri Vernon. Karena ia pikir, biar nanti waktu bertemu Mingyu tidak terganggu lagi.

Vernon sedang memakan apel yang dikupaskan oleh Kyulkyung. Dahyun tidak peduli lagi dengan pemandangan Vernon bersama wanita lain. Ia sudah membuang cintanya jauh-jauh. Tetapi sekarang, ia harus berterima kasih banyak pada Vernon, kalau tidak ada dia, ia tidak tahu apa yang nantinya akan terjadi pada dirinya dan Mingyu.

═❖•Lean On Me•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang