🌟23 : Kekosongan yang Terisi🌟

367 53 4
                                    

Bel telah mampu menggiring seluruh siswa masuk ke kelasnya masing-masing.

Dahyun sedang berkutat dengan tugas-tugasnya yang tak kunjung usai, beruntung hari ini Chou Ssaem datang terlambat.

"Ayo... Sedikit lagi..." Dahyun menjulurkan sedikit lidahnya sambil mempercepat laju menulisnya. Ia gereget karena ingin segera menyelesaikan tugasnya yang tinggal sebaris lagi.

"Yes!—ahk..." Dahyun terlalu senang ketika ia berhasil menyelesaikan tugasnya sebelum Chou Ssaem datang, bahkan lidahnya sampai tergigit oleh giginya sendiri.

"Dahyun-ah, kau ini aneh sekali. Makanya, kalau nugas itu tidak perlu banyak gaya." ujar Tzuyu yang duduk di samping kanan Dahyun.

"Ahhh... Appo..." Dahyun merintih kesakitan. Matanya spontan terpejam, ia menjulurkan lidahnya yang panjang bak kucing yang menguap.

Tangannya mengibas-ngibas lidahnya yang perih dengan tempo yang cepat, hingga angin kecil yang menerpa, mampu memberi sensasi yang menyejukkan di lidah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya mengibas-ngibas lidahnya yang perih dengan tempo yang cepat, hingga angin kecil yang menerpa, mampu memberi sensasi yang menyejukkan di lidah. Rasa sakit pun sedikit berkurang.

Tzuyu tertawa kecil saat melihat penderitaan Dahyun. "Masukan lidahmu sebelum lidahnya kering, haha... Ada-ada saja, heran, Vernon yang sempurna mengapa bisa kepincut yeoja aneh sepertimu." ujar Tzuyu dengan nada bercandanya.

Benar, aku tidak pernah memikirkan pertanyaan itu. Sedari dulu aku hanya merasa senang karena Vernon adalah kekasihku. Dia milikku. Tapi, aku tidak pernah tahu mengapa Vernon Oppa menjadikan aku kekasihnya? ~ Kim Dahyun

Dahyun tidak tersinggung dengan ucapan Tzuyu, hanya saja, ucapan Tzuyu baru saja menyadarkan sesuatu yang belum pernah Dahyun pikirkan. Tenang saja, Dahyun sudah terbiasa dengan kalimat-kalimat sepedas itu dari Tzuyu, karena ia tahu, Tzuyu hanya bercanda.

"Daripada cantik, tapi tidak ada seorang namja pun yang terpincut, kan, lebih parah. Jomlo saja terus, sampai mampus sekalian." balas Dahyun yang tak kalah pedas.

Raut wajah kesal sangat kentara di wajah Tzuyu. "Kemarikan buku tugasku!" ujarnya sambil merampas buku tugasnya di meja Dahyun.

Dahyun tertawa penuh kemenangan. "Sudah beres, kok. Gomawo chingu-ya."

Tzuyu mendengus kesal bak banteng bermata merah yang marah dan keluar asap dari dua gua hidungnya. "Lihat saja nanti, aku akan mendapatkan namjachingu yang lebih-lebih sempurna dari Vernon!"

Dahyun hanya terkekeh. Ia pikir, Tzuyu pasti sedang mendapatkan kunjungan tamu merah. Mood buruknya sangat terlihat jelas dari sejak pertama ia masuk kelas.

"Secepatnya, ya... Saat kau sudah punya kekasih, aku ingin kita melakukan double date. Itu pasti seru. Jangan buat aku lumutan menunggu momen itu, ya..." ledek Dahyun.

Tzuyu mengangkat dan mengepalkan tangannya di udara seolah ia sedang meremas Dahyun mungil di tangannya. Ia sangat kesal, tapi sayangnya, ia tidak sempat melampiaskan kekesalannya pada Dahyun. Chou Ssaem telah datang dan dengan tergesa masuk ke kelas. Beliau berhasil menyelamatkan jiwa raga Dahyun dari amukan Chou Tzuyu.

═❖•Lean On Me•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang