18

1.7K 222 13
                                    

   "Hallo, bagaimana hari liburmu?" Soonyoung menyandarkan tubuhnya di kursi kerja miliknya.

   "Hari liburku menyenangkan Soonyoung, terimakasih. Aku jadi ada waktu untuk Seungkwan dan anakku" Vernon terkekeh disebrang sana.

   "Maaf sering menyita waktu mu, kau juga pasti tau bagaimana Jihoon dan kedua anakku kan?" Soonyoung meletakkan pulpennya diatas meja. 

   Soonyoung memang lebih sering dirumah akhir-akhir ini, sering kali Ia membawa pekerjaannya ke rumah, atau paling tidak diserahkan kepada Vernon.

   "Oh iya, bagaimana dengan keberadaan Seungcheol? Sudah ada kemajuan?" Vernon terdengar tidak suka menyebutkan nama Seungcheol.

   "Belum, Tuan Kim belum memberikan ku informasi lagi." Soonyoung menghela nafasnya.

   "Tapi aku pikir dia pasti akan datang sewaktu-waktu, aku harap aku sudah siap akan semua resikonya" Soonyoung terkekeh garing.

   "Jihoon ada dipihak mu,Bung" Vernon mencoba meyakinkan Soonyoung.

   "Aku tau, tapi ini soal keselamatan Jihoon dan anak-anakku" Soonyoung mengusap wajahnya kasar.

   "Memangnya dia berani apa?"

   "Beberapa tahun yang lalu ada sebuah nomor yang tidak diketahui meneleponku, tolong jangan beritahu Jihoon" Soonyoung mengecilkan suaranya.

   "Aku kenal suara itu suara Seungcheol, dia hanya bilang padaku bahwa dia akan kembali dan membawa Jihoon juga Yoon Ji untuk bersamanya. Dia mengancamku kalau aku tidak menuruti itu, kedua orang yang aku cintai akan pergi menghadap tuhan."

   Soonyoung melirik foto keluarga kecilnya yang Ia simpan di atas meja kerjanya.

   "Kau tidak menceritakan hal ini sejak lama padaku, Soonyoung. Aku pikir Seungcheol hanya ingin menghancurkanmu dari dalam saja, membalas dendam kau tau itu." Vernon mendesis ngeri.

   "Balas dendam cukup kepadaku saja, tidak usah pada keluarga atau orang lain yang aku cintai." Soonyoung menatap pintu dihadapannya, Ia melihat bayangan tengah berlari.

   "Aku harus tutup teleponnya, akan aku telepon lagi nanti." Soonyoung meletakkan handphonenya diatas meja, kemudian keluar ruangan mencoba mengejar bayangan itu.

   Pintu kamar Ji Hyeon tertutup dengan cepat, Soonyoung tau yang berlari tadi adalah Ji Hyeon.

   "Ji Hyeon kau sudah tidur?" Soonyoung masuk kedalam kamar Ji Hyeon, tidak ada sautan. Ia duduk di pinggir kasur Ji Hyeon sambil menatap puteranya yang masih berbaring.

   "Aku tau kau belum tidur, biasanya kau mendengkur sepertiku, Ji Hyeon"

   Ji Hyeon merasa dirinya gagal berbohong, kemudian ia berbalik dan mengubah posisinya menjadi duduk diatas kasur.

  "Appa, aku tidak bisa tidur..." suara Ji Hyeon terdengar bergetar.

  "Kau kenapa? Kau tadi menguping pembicaraan Appa dengan Tuan Chwe bukan?" Soonyoung menatap anaknya itu dengan tatapan tajam.

   Ji Hyeon menunduk dan mengangguk takut, takut akan kemarahan Soonyoung dan takut akan apa yang Ia dengar.

   "A-Appa.." Ji Hyeon berani menatap Soonyoung kemudian kembali menunduk ketika Soonyoung hanya membalas dengan gumaman.

   "Apa benar yang Appa katakan tadi? apa Yoon Ji dan Eomma akan pergi? apa Appa juga akan pergi? siapa Paman Seungcheol itu?" Ji Hyeon yang sudah terlampau penasaran menembaki Soonyoung dengan banyak pertanyaan.

Just Mr.Kwon ❲SoonHoon❳Where stories live. Discover now