11

1.8K 260 9
                                    

   "Hallo, ini aku Kwon Soonyoung. Kenapa Jihoon tidak mengangkat telepon dari ku?" Soonyoung menelepon Tuan Kim dengan nomor yang tidak dikenali.

    "Tuan, sebenarnya Jihoon pulang dengan keadaan mabuk"

   "Apa? Bagaimana bisa?" Soonyoung meninggikan suaranya.

   "Tadi pagi dia pergi menggunakan mobil hingga malam dia belum pulang, kami memutuskan untuk mencarinya dan menemukan mobilnya di sebuah bar.

    "Bar? apa? kau membiarkannya menyetir sendirian?" Soonyoung tidak percaya atas apa yang dia dengar.

    "Jihoon bilang kau sudah mengizinkannya Tuan, kami percaya saja. Tapi dia terlihat sangat sedih sebelum pergi, matanya sembab" Tuan kim mencoba menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

    "Mungkin dia rindu padamu, bisa saja." Tuan Kim mencoba menebak apa yang terjadi pada Jihoon.

   "Tolong beritahukan padanya, handphone ku yang lama hilang. Aku akan pulang dua minggu lagi sampai pekerjaanku selesai, atau mungkin lebih cepat jika semuanya sudah beres" Soonyoung sangat khawatir akan keadaan Jihoon, namun pekerjaannya haruslah ia kerjakan.

   "Baiklah Tuan, setelah dia bangun aku akan sampaikan." Tuan Kim mengangguk kemudian memandang Jihoon yang masih tak sadarkan diri.

   "Baiklah aku tutup teleponnya, pastikan dia baik-baik saja. Jangan izinkan dia keluar rumah sampai aku pulang, kalau perlu ambil saja Handphonenya agar orang lain tidak mengganggunya" Soonyoung mematikan sambungan telepon itu sepihak.

Pasti sesuatu membuat Jihoon ku seperti ini -Soonyoung.

***

   Jihoon terbangun dengan mata yang masih menyesuaikan cahaya dari lampu gantung kamarnya, dengan cepat ia menatap ke sekitar.

   "Untunglah aku berada di rumah..." Jihoon mengusap matanya kasar.

   "Nyonya, kau sudah bangun?" Tuan Kim memasuki kamar itu sambil membawa segelas air putih.

   "Apa ada sesuatu yang terjadi,Nyonya?" Tuan kim menatap Jihoon dengan cemas.

   "A-ah iya, aku tidak ingat apapun, yang aku ingat hanya pergi ke sana dan bertemu Tuan Seungcheol..." Jihoon mengambil segelas air yang di tawarkan Tuan Kim.

  "Tuan Seungcheol?" Tuan kim mengerutkan keningnya.

  "Apa marganya?" Ia menatap Jihoon tajam.

  "Choi, itu marganya. Eum, memangnya kenapa?" Jihoon menyimpan gelas itu di meja setelah meminum airnya.

  "Tidak, aku hanya bertanya. Choi Seungcheol ya? baiklah-baiklah..." Tuan Kim mendudukan dirinya di pinggir ranjang Jihoon.

   "Soonyoung bilang dia akan pulang dua minggu lagi, dan juga dia bilang handphone miliknya hilang dia meneleponmu tapi tidak ada jawaban..." Jihoon mengerutkan keningnya.

   Jadi siapa wanita yang mengangkat telepon dari Jihoon? apa itu wanita yang mencuri handphone Soonyoung?

   "Sebentar-" Jihoon mengecek tasnya kemudian mencari dan menyalakan handphonenya.

   Ada banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari Soonyoung, Jihoon merasa bahwa dirinya salah sudah menyangka Soonyoung selingkuh darinya.

   "Lalu siapa dia?" Jihoon bergumam.

   "Siapa apanya, Nyonya?" Tuan Kim menatap Jihoon curiga.

   "Tidak, bukan siapa siapa..." Jihoon menggelengkan kepalanya dengan cepat.

   "Sudah, kau boleh keluar Tuan Kim, aku ingin tidur lagi. Kalau Soonyoung menelepon bangunkan saja aku." Jihoon kembali meletakkan handphonenya di dalam tas kemudian meletakkannya diatas meja.

   "Baiklah, jika kau butuh sesuatu panggil saja pelayan yang berada di depan kamarmu. Soonyoung tidak akan membiarkan mu keluar rumah sampai Ia pulang, Selamat malam" Tuan Kim berjalan keluar ruangan.

   Jihoon menarik selimut dan berbaring memunggungi pintu kamarnya, pikirannya terus beradu.

Soonyoung maafkan aku, maaf, maaf aku selalu berfikiran buruk tentangmu -Jihoon

***

   "Dia bilang, terakhir kali dia hanya mengingat Tuan Seungcheol..."

   "Seungcheol? dimana keberadaannya sekarang?" Soonyoung meletakkan pulpennya di meja kerja miliknya.

   "Yang pasti kini dia sudah tidak berada di Korea lagi, kemungkinan sedang mengurusi bisnisnya di luar negeri" Tuan Kim membuka beberapa map yang baru saja diberikan bawahannya.

   "Jihoon? bagaimana dengannya?" Soonyoung benar-benar khawatir dengan keadaan Jihoon, pekerjaannya terus saja teralihkan dengan Jihoon.

   "Dia sedang tertidur, tadi sempat bangun. Sudah ku sampaikan semuanya" Tuan Kim memandang pelayan dihadapannya.

   "Kami akan terus menjaga Nyonya, tenang saja. Kami bekerja lebih baik tanpa tidur, kepuasan Tuan adalah kepuasan kami" ucap pelayan itu.

   "Baiklah, kalau terjadi sesuatu pada Jihoon beritahu saja aku"

   "Baik, pasti akan ku kabarkan" Soonyoung mematikan sambungan teleponnya.

Aku akan pulang, tenang saja Jihoon. Aku tidak akan melupakan rumahku - Soonyoung

TBC
vote&Komentari

Just Mr.Kwon ❲SoonHoon❳Where stories live. Discover now