20. Percakapan Malam Hari

2.4K 177 37
                                    

Renata berjalan menuju kamarnya, ia membuka pintu kamarnya. Setelah masuk dia mundur karena terkejut. Punggungnya menabrak pintu.

"Ngapain lu disini? Bikin kaget aja lebih-lebih dari setan." Ia tersenyum miring.

"Ini kan masih kamar gue." Denata berjalan dari balkon ke tempat tidurnya.

"Yeh, bilang aja nunggu video call bokap elu." Renata melepas sepatunya.

"Tau aja ya." 

"Tiap tahun kan gini?" Renata berjalan ke kasurnya meletakkan ponsel, dasi, dan jam tangan.

"Udah tadi. Dia cuma bilang kerja bagus, dan makasih. Katanya acaranya bagus, gak malu-maluin."

"Gak ngasih duit jajan gitu? Lebihin kek." Renata berjalan ke lemari bajunya.

"Nanti awal bulan. Pasti dilebihin donk! Hahaha. Lumayan buat nraktir pacar gue makan yamin." 

"Idih apaan dah nraktir pacar makan yamin. Gak modal." 

"Itu kesukaan dia tau!" 

"Gue juga."

"Bodo. Eh lu gak apa-apa?" 

"Gak apa-apa kenapa? Ya gak apa-apalah." 

"Tadi lu liat kan?" 

"Apa?"

"Edwin.." denata ragu melanjutkan kalimatnya.

"Iya. Gue juga heran sama tuh anak. Kok mau sepanggung sama mantannya si Dimas. Gue malah takut dia yang galau."

"Lu gak apa-apa Ren?"

"Ya gak apa-apa. Emang kenapa deh?"

"Lu kan masih sayang sama dia."

"Ya kan kami cuma sayang temen, Den. Dia juga coming out ke gue. Tapi gue gak nyangka aja mereka putus."

"Terus kenapa lu malah cemasin dia deh?"

"Karena gue tau Edwin sayang banget sama Dimas."

"Yaampun. Baik banget deh temen gue."

"Palingan nanti dia cerita ke gue kalo ada masalah atau galau. Udah ah gue mau mandi dulu."

"Yaudah, gue ke kamar pacar dulu ya."

"Pacaran terus, hamil lu!"

"Gak bisa anjir!"

***

"Iya. Gitu." 

"Yaampun. Terus Renata kok masih baik aja sama Edwin?"

"Karena Edwin memang pada dasarnya baik, sayang."

Kedua pasangan kekasih itu sedang bergosip ria di kamar.

"Terus kenapa mereka putus?"

"Ya perasaan Edwinnya gak tumbuh ke Renata."

"Terus kok Edwin putus sama Dimas?"

"Dimasnya minta lebih, sayang." 

"Lebih?" 

"Iya."

"Maksud kamu, nganu?"

"Iya nganu. Makanya Edwin tolak. Mereka jadi berantem deh. Akhirnya putus. Dimas juga kasar kok. Dia juga pernah maksa Edwin, untung gak kejadian."

"Yaampun."

"Makanya, pacar tuh dijaga bukan dirusak." Denata merapikan letak bantalnya.

"Ih kayak kamu gak aja." Neratha mencibirnya sambil menggembungkan pipinya.

Nuansa Rasa PadamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang