Tapi River tidak merasa mencuri. Buku harian itu ia berikan kepada Aidan sebagai hadiah kelulusan SMP. Ada inisial RR di sampul kulitnya, tanda mata dari Riviera Ricci. Sepeninggal Aidan, setelah pemeriksaan polisi, buku harian itu ia ambil. Itu masuk akal dan wajar menurut River. Tapi kenapa tiba-tiba ada yang mengusiknya? Siapa orang itu? Bagaimana bisa tahu buku harian Aidan ada pada River? Apa pedulinya?

"Rhea, jangan kasih tahu Kei, nanti dia khawatir. Tadi pagi, aku cuma bilang, nomor lamaku hangus karena aku lupa isi pulsa."

"Kei percaya?"

"Entahlah. Kei cuma memandangi aku kayak aku ganti nama saja."

"Kei enggak percaya." Aku menyimpulkan. Bersamaan itu, aku juga yakin, River tidak tahu tentang kertas ancaman yang diterima Kei di parkiran Bandrek. Kei pasti tidak ingin membuat River khawatir juga. So sweet. Tapi tiba-tiba saja bulu kudukku meremang. Penulis ancaman kepada Kei dan pengirim pesan kepada River bisa jadi orang yang sama. Si hoodie hitam yang membayangi keduanya. Pertanyaannya, ada apa di buku harian Aidan, sampai orang itu menginginkannya? Polisi sudah memeriksanya, mungkinkah ada yang luput? Mungkin dianggap catatan biasa tapi sebetulnya rahasia besar? Semacam kode? Jangan-jangan, gara-gara itu juga jiwa Aidan direnggut. Dan sekarang, orang itu tahu River memegangnya. "River, kamu di mana?"

"Di rumah, baru pulang kuliah. Rhe, aku enggak mau menyerahkan buku ini pada sembarang orang! Masa bodoh dengan ancamannya. Ini peninggalan berharga dari Aidan untukku. Cuma satu benda ini." River nyaris histeris.

"Apa isinya?" Aku berusaha tetap tenang.

"Catatan Aidan."

"Iya, aku tahu. Tapi Aidan menulis apa?"

"Aku hanya membuka halaman pertama. Aidan menulis bahwa buku itu hadiah manis dariku dan ia berniat menjadikannya buku catatan yang sangat pribadi. Aidan enggak mau tulisannya dibaca orang lain, siapa pun itu. Jadi, aku enggak lanjut baca, kecuali dengan izinnya."

Ya, Tuhan. Antara tercengang dan terpesona, aku tidak mampu berkata-kata. Bagaimana River bisa menahan diri selama ini, tidak penasaran dengan tulisan cowok yang disukainya? Apa yang diharapkan gadis itu? Aidan menjatuhkan izin dari langit suatu saat nanti?

Di lain pihak, aku merasa malu karena pernah ingin membacanya untuk memenuhi rasa penasaran terhadap karakter Aidan. Aku bahkan cemburu dengan RR. Semuanya kepentingan pribadi yang mendompleng pada upaya mencari petunjuk untuk kasusnya.

Sekarang, terbukti ada sesuatu dalam catatan Aidan. Ada alasan kuat bagi Clair untuk memeriksanya dengan teliti. Logisnya aku langsung menerkam peluang itu. Tapi kenapa aku malah ragu? Seakan buku itu ada dalam dekapan Aidan dan aku tidak berani menyentuhnya. Aah, kepalaku rasanya mau pecah akibat berpikir terlalu keras, terlalu banyak, terlalu berat, terlalu cepat. Untuk sementara, kupikir, Kei dan River bisa menangani ini sendiri. "River, dengarkan aku. Ini penting. Kamu harus baca catatan Aidan bersama Kei. Di dalamnya pasti ada sesuatu yang diingini orang itu."

"Aku enggak mau," sahut River, tak terduga. "Aidan enggak pernah minta macam-macam sama aku selama hidup. Sekarang, aku tahu kemauan Aidan dan aku bisa menurutinya."

"River! Masih banyak keinginan Aidan lainnya yang bisa kamu kabulkan. Buat apa kamu telepon aku kalau enggak mau dengar pendapatku? Ini demi Aidan. Demi keselamatanmu juga. Pada catatan Aidan, mungkin ada petunjuk penting tentang siapa si misterius itu dan apa motifnya. Bagaimanan kalau Aidan menuliskan suatu rahasia yang harus dibayar dengan nyawa? Apa kamu enggak kepengin menangkap pembunuhnya?"

"Kei saja yang baca. Aku enggak."

Sungguh keras kepala. Tapi aku kagum. Sesaat aku ingin merayu River. Ada kemungkinan isinya adalah curahan hati Aidan tentang River, bukan? Seperti yang kusangka di awal saat melihat RR dalam penampakan. Tapi rasanya itu terlalu kejam. Aidan telah menolak cinta River. Sepertinya itu juga yang membuat River bergeming. Ia takut menghadapi penolakan lagi, secara tertulis pula. Aku mendesah. "Baiklah, River. Serahkan buku itu pada Kei segera. Kei akan menentukan langkah selanjutnya."

CLAIR [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now