EPILOGUE

9.8K 668 72
                                    

      
      
     
     
     
      
     
      
      
      
      
      
      
      
     
        

Amnesia Disosiatif.

Joohyuk bilang seperti itu, dan Yoongi juga bisa memastikannya. Dari pemeriksaan Yoongi, ingatan Jungkook mundur sekitar 3 tahun ke belakang.

"Aku Kim Jungkook, lahir 1 september dan sekarang aku 15 tahun. Ah, sebentar lagi aku ujian kelulusan. Pasti aku sudah tertinggal banyak pelajaran,"

Mana bisa Yoongi tak menangis mendengar itu, dirinya sudah jelas gagal. Jungkook yang ia kira sudah bisa dirinya buat lebih baik, nyatanya tidak sedikitpun membaik. Dan lagi, Jungkook tak bisa sedikitpun mengingat Yoongi. Walau memang ingatan anak itu bisa kapan saja kembali, Yoongi jadi semakin khawatir tentang kedepannya.

Jungkook hanya tahu hidupnya sejauh 14 tahun, saat semuanya masih baik-baik saja. Bagaimana kalau tiba-tiba ingatannya kembali. Kembali tahu kalau Ibunya sudah tiada, kembali tahu kalau keluarga mereka hancur, dan kembali tahu kalau dirinya mati-matian mempertahankan hidup selama ini. Yoongi bisa membayangkan kalau Jungkook akan lebih dari sekedar cemas, Jungkook bisa saja malah lebih buruk dari sebelumnya.

Maka Yoongi menyarankan pada keluarga Jungkook untuk pelan-pelan memberitahu tentang kehidupan anak itu saat ini, akan berbahaya kalau sampai Jungkook mencoba mengingat semuanya sendiri.

Butuh waktu hampir 2 bulan, untuk Jungkook bisa kembali ke rumahnya. Dan cukup lama dirinya terdiam saat pertama kali menginjakkan kaki di sana. Jungkook hanya koma 3 minggu, dan ia yakin 3 minggu tidak akan membuatnya lupa tentang bentuk rumah. Jelas ini bukan rumahnya, mau berapa kalipun matanya ia buat berkeliling di sana, Jungkook sangat yakin ini bukan rumah mereka. Ia terdiam menjatuhkan pandangan pada kakak dan Ayahnya bergantian, dan dibalas dengan tatapan yang seakan mengerti dengan pikiran Jungkook.

   "Rapikan dulu barang-barangmu, setelah itu kita bicara." begitu kata Sejin.

Rasanya Seokjin sangat nyaman seperti ini, bisa kembali mendapatkan Jungkook. Rasanya Seokjin mau egois saja, tidak mau adiknya kembali mengingat semua hal menyakitkan yang ada. Dirinya bahkan sempat tidak mau menyetujui saran dari Yoongi. Tapi psikiater itu benar, akan lebih buruk kalau Jungkook tidak tahu lebih lama lagi. Semuanya jelas akan lebih buruk kalau sampai Jungkook mencaritahu tentang semua ingatannya sendiri, Seokjin mungkin justru akan kembali kehilangan adiknya.

Jadi Seokjin hanya bisa diam selepas makan malam, dirinya hanya diam mendengar bagaimana Ayahnya mengatakan banyak hal pada Jungkook. Ia menatap khawatir pada adiknya, menunggu reaksi dari anak itu.

Walau Jungkook sendiri juga hanya diam, masih menyaring setiap perkataan yang ia dengar dari sang Ayah. Semua kalimat yang tidak bisa otak kecil Jungkook mengerti hanya dengan sekedar logika.

Amnesia, umurnya 19 tahun, itu artinya ia sudah lulus menengah atas, berarti dirinya sudah masuk perguruan tinggi, dan satu lagi, Ibunya sedang di Jerman untuk bertugas. Jungkook bahkan tidak ingat kalau sudah melakukan ujian kelulusan untuk menengah pertama, lalu apa ini. Jungkook pikir yang tidak berhasil ia ingat hanya tentang kecelakaan apa yang membuatnya sampai koma, tapi ternyata sebanyak ini. Ia jadi heran apa dirinya koma 3 minggu atau 3 tahun.

   "Jadi kecelakaan apa? Apa aku tertabrak? Pasti kepalaku terbentur keras ya? Ah, bisa makin bodoh aku."

Seokjin tertawa kecil, tidak menyangka kalau akan seperti ini respon Jungkook. Yang adiknya tahu dia 15 tahun, tidak heran kalau masih kekanakan. "Tapi, kau kuliah di Universitas Korea." Seokjin bicara hanya untuk kembali tertawa, melihat bagaimana wajah terkejut adiknya. "Bahkan jalur beasiswa." lanjutnya.

WASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang