chapter 8 : menyesal

Start from the beginning
                                    

Kala :
Dikta aku mau ketoko bunga dulu ya...siapa tahu kita ketemu dijalan.

Kala :
Jangan pikirin aku,aku gpp pulang jalan kaki atau gak naik kendaraan lain itu pun kalau masih ada yang lewat🙂

******

Saat membaca pesan terakhir dari Kala,perasaannya mulai gelisah.Kala jalan kaki dari sekolah menuju rumahnya yang letaknya lumayan jauh dari sekolah.

Elo bodoh banget sih Dik!Kala itu pacar elo,masa elo biarin pacar lo pulang sendirian.batin Dikta.

Dikta bangkit dari duduknya lalu ia berdiri sambil mengambil kunci motornya berniat untuk ketoko bunga untuk memastikan apa benar Kala ketempat tersebut.

Mita yang melihat Dikta sedang berdiri otomatis Mita juga ikut berdiri."kamu mau kemana?"

"Ada urusan."

"Aku ikut."

Dikta menggeleng."gak usah." Dikta mengeluarkan uang kertas berwarna merah tiga lembar kearah Mita."ini ambil buat bayar makan kita."

"Aku mau ikut!"

"Gak."

"Ikut!"

"Dibilang enggak ya enggak!"

"Kamu kenapa sih jadi kasar sama aku?apa gara-gara dia kamu jadi kayak gitu?iya?"

Dikta menggeram kesal saat mendengar ucapannya Mita tadi."jangan pernah menyalahkan Kala,karena dia gak tahu apa-apa."

"Buat apa kamu ninggalin aku disini?"

"Aku ada urusan.karena kamu aku jadi melupakan janji yang aku buat sama dia!"

"Udahlah Dik,mungkin dia lupa sama janji kamu sekarang itu." Dengan mudahnya Mita mengucapkan seperti itu.

Dikta tersenyum getir."ini salahku,seharusnya aku gak nemenin kamu disini,seharusnya aku pulang bareng dengannya,bukan kamu!"

"Apa kamu cinta sama dia?"

Dikta menghela nafas panjang."IYA,AKU MENCINTAINYA!"

"Bohong!"

"AKU MENCINTAINYA,DIA ISTIMEWA DIHIDUPKU."

Tanpa babibu lagi,Dikta langsung bergegas menuju toko bunga.ia tidak memikirkan lagi tentang perasaan Mita yang sedang menggerutu akibat tindakannya tadi.

Disepanjang jalan Dikta terus saja mencari toko bunga lalu bertanya tentang Kala,hanya memastikan apa benar ia datang ke toko bunga saat ini atau tidak.terdapat 1 toko bunga lagi yang letaknya tidak jauh dari sekolahnya kali ini toko bunga yang ia kunjungi untuk terakhir kalinya,ia sudah pasrah.

"Permisi,Bu." Kata Dikta dengan sopan.

"Iya,ada apa ya?"

"Saya mau tanya apa benar tadi sore ada seorang perempuan yang beli bunga dengan memakai seragam yang sama seperti saya?"

Ibu penjual bunga tersebut sempat berfikir tak lama kemudian ia mengangguk."oh iya benar,tadi ada perempuan yang beli bunga disini,kebetulan baju seragamnya sama kayak kamu."

Dikta menghela nafas lega."dia beli bunga apa bu?"

"Dia beli sebuket bunga tulip berwarna putih dan merah,ibu bisa melihat raut wajahnya kalau dia sedang sedih tapi begitu ibu selesai merangkai bunganya ia langsung tersenyum."

Senyum Dikta lama-kelamaan menjadi pudar saat mendengar pernyataan ibu penjual bunga tersebut.

"Dia pulang naik apa?ibu tahu gak?"

"Sepertinya dia dijemput dengan seseorang."

"Cewek atau Cowok,bu?" Cecar Dikta.

"Kayaknya cowok.kalau boleh tahu kamu siapanya dia,ya?"

"Saya pacarnya,yasudah kalau begitu saya permisi dulu ya,Bu."

"Oh iya."

Saat diperjalanan menuju rumahnya,Dikta sedang memikirkan tentang Kala yang pulang dengan cowok?apakah ia harus percaya?atau ia harus tanyakan ini pada orangnya secara langsung?ah...memikirkan ini membuat kepalanya menjadi sakit.

"Apa benar kamu pulang bersama cowok,kala?semoga jawabannya gak mengecewakanku." Gumam Dikta.

Setelah berfikir akhirnya Dikta memutuskan untuk menemui Kala besok saat disekolah.ia akan menanyakan tentang cowok itu yang berhasil membuatnya penasaran.

******

Selamat membaca😉

Jangan lupa vote dan comment❤

Sampai bertemu di chapter selanjutnya...😌

Langit & Bintang [END]Where stories live. Discover now