"Woaah!" Semua orang bersorak, mereka kagum setelah seorang pria dengan sangat kuat memukul lingkaran merah itu dan mendapatkan poin yang cukup tinggi. Sebesar 81 poin, yang tertinggi saat ini.
Beberapa terlihat ingin mencoba namun takut-takut, karena mereka menyadari kalau mereka tidak bisa mengalahkan rekor saat ini.
"Cih, dasar pengecut". Gumam Rachel, meletakan barang-barang nya ke kursi, berjalan angkuh dan terhormat. Walau sampai disana dia juga harus susah patah menerobos orang-orang yang lebih tinggi dan lebih besar darinya.
"Permisi, aku mau lewat".
Pria berbadan kekar itu menunduk, ah itu pria yang barusan mencapai nilai tertinggi. Dia terlihat sangar dengan tatoo dan tubuh besar berotot nya.
"Kau? Gadis kecil ingin mencoba permainan ini? Hahahahaha!". Pria itu tertawa keras, membuat Rachel mendengus bersidekap didepan dada.
"Jangankan mencoba, aku yakin kau bahkan tak mampu mencapai poin satu sekalipun". Lanjutnya tertawa keras diikuti dengan orang-orang disekitarnya, bukannya gadis itu menciut malah semakin menyeringai lebar.
Rachel seperti baru saja termotivasi.
"Hmm Baiklah, akan ku buktikan kalau aku bisa. Dan jika poinku lebih tinggi darimu, kau harus berlutut padaku".
Rahang pria itu mengeras seperti akan murka, namun sedetik kemudian kembali dengan senyum remeh nya. "Setuju".
Rachel menghela napas, orang itu... Mudah sekali terpancing dengan rencananya. Lagipula siapa yang peduli? Jika dia mau, Rachel bahkan bisa menghancurkan mesin besar dan kuat ini. Namun sekarang dia hanya akan membuat keadaan terlihat sedikit normal saja.
Rachel bersiap dengan kuda-kudanya, menyiapkan kepalan tangannya disamping badan, menahan energi yang ada didalamnya dan dalam sekali pukul mengeluarkan kekuatannya yang kuat.
Dar!
Angka 99 poin tercetak besar dengan warna mencolok dan stiker dipapan mesin itu. Semua orang termasuk pria tadi menganga, tidak mungkin... Gadis kecil itu bisa memukul sekuat ini.
"Waktumu untuk berlutut padaku bodoh". Ejek Rachel mengangkat dagunya tinggi-tinggi.
"Tidak! Itu tidak mungkin. Alat ini... Alat ini pasti rusak karena pukulan ku sebelumya!". Elak pria itu menggeram.
Rachel tersenyum miring, menatap tajam. "Jadi kau menantang ku?".
"Heh, memang apa hebatnya gadis cebol sepertimu?". Ejek pria itu menyeringai dan semakin menyulut api kemurkaan dalam diri sang Luna.
Namun sebelum baku hantam terjadi, suara keras pukulan menghantam target merah mesin itu. Membuat suara dentuman yang cukup besar dan mampu membuat orang sekitar terkejut. Mesinnya... Menerima poin baru. 100++ poin terpampang diatas sana. Dengan tulisan besar berwarna emas dan ucapan selamat.
Siapa yang memukul? Rachel menyerit, melihat seseorang didepan yang sedang memunggungi nya. Tubuh tinggi tegap dibalut kemeja putih polos yang lengannya digulung sampai siku, dengan celana khusus yang pas dengan kaki jenjang yang kuat.
Gadis itu membelalak, dia... Dia tau siapa itu.
Tidak mungkin, ini pasti salah.
"Bisa ku minta hadiahku?". Pintanya santai namun terasa seperti titah kuasa seorang Pimpinan. Dengan sedikit gemetar sang penjaga menyerahkan sebuah mahkota indah yang menyerupai mahkota Raja, bedanya mahkota ini diberi batu kaca berwarna-warni hingga menyerupai berlian asli.
Sebelum Rachel benar-benar melihat rupanya, entah atas dorongan apa dia buru-buru menyelusup dan pergi dari tempat itu, menuju bangku yang jauh tempat dia meletakan barang kemenangannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight [ REVISI ]
Fantasy#3 werewolf Agustus 2019 #3 werewolf Desember 2019 "Kau tidak bisa menghindari takdir, apa kau masih tidak mengerti bahwa kita terikat?" "Tidak, aku tidak pernah percaya hal semacam itu." "Sampai kapan kau akan menghindari ku? Apa kah aku tidak lebi...
🌟 S Part 🌟
Mulai dari awal
![Moonlight [ REVISI ]](https://img.wattpad.com/cover/172839518-64-k72553.jpg)