Rasa yang campur aduk..

6.4K 234 2
                                    

Maaf baru nongol..
Udah 2 bulan gak nulis..
Oke, mari lanjutkan cerita cinta Dirles dan Khristal..
Selamat menikmati gaes.. 😉😉

****

Setelah adegan senang, sedih, nangis bahkan yang menurut gue romantis kami kembali kepanggung untuk menyalami tamu undangan sekaligus menjadi acara terkahir.

"Sekali lagi selamat ya bro.." ucap James sambil nepuk bahu gue.

"Hemm, makasih bro." balas gue males.

"Bro, lo tadi menikmati banget ya bibirnya bini lo, katanya gak tertarik tapi tadi kenapa bisa gitu ya?" bisik James.

"Kampret bener lo ya." gue pukul tuh bahunya. "sok tahu lo James, ga usah mulai deh." ketus gue.

"Wkwkwk selo lah Dir, acara adegan bibir to bibir kalian hampir dilihat semua tamu, makanya kalau mau gituan dikamarlah." ucapan James buat gue menganga, apa katanya hampir dilihat tamu? aishh, malu amat dah gue, apa lagi pasti si mama dan papa ledekin gue nih ntar lagi.

"Udah sana lo.." usir gue, tepatnya malu sama tuh dua kampret.

"Hahaha pipi lo merah Dir." anjirr teriak joshua nyambut bersamaan Khristal lihat gue.

"Apa lo lihat-lihat?" sewot gue.

"Ihh apaan sih lo, yang ngulah siapa marahnya sama siapa." balasnya sewot.

"Halaaa bilang aja lo penasarankan apa yang dimaksud tuh kampret? ya kan?"

"Iya, kalau iya kenapa? terus apa maksudnya pipi lo merah? perasaan pipi lo gak merah deh?"

"Udah ngomongnya?"

"Ish, dasar suami kecap.."

"Manis donk."

"Kagak!!"

"Lah terus apa? kecapkan manis." tetiba gue bingung ma tuh anak.

"ASIN lo.."

1,2,3 detik Pletak...!!

"Adohhh sakit Dirles.." ucapnya sambil mengusap kepalanya dengan bibir manjang 20cm wkwkwk.

"Makanya sama suami jangan sembarangan ngomong." bibirnya masih aja manyun, lucukan jadinya dia, uhhh gemes..

"Udah ayok, acara udah selesai kita temui papa dan mama dulu, minta izin pulang." ucap gue sambil narik tangannya.

****

Sekarang kami berada dirumah minimalis tapi pekarangan halaman cukup luas. Belum lagi ada taman dan kolam renang diblakang. Setelah adegan yang menurut gue lebay amat dah tuh mama dan Khristal pakai acara nangis lagi, macem mau pisah selamanya aja.

Tadinya mama minta kita tinggal
Bareng mereka. Padahal papa udah kasih rumah sama kita sebagai hadiah pernikahan. Ya gue kagak maulah ntar gue gak bisa bebas donk. Gak bisa bawa Sera ke rumah, tuh alasan utama gue tapi gue bohongi mama dengan alasan pengen berdua dan mandiri.

Ya, gue tahu alasan Dirles minta tuk pisah dari mama dan papa. Mungkin dia gak akan bebas melakukan sesukanya kalau ada mama apa lagi harus sampai memainkan drama lagi. Dan gue mau gak mau harus ikutin maunya Dirles, gimana pun dia udah suami gw. Jujur gue sedih karena udah gak bisa tiap hari maen sama mama.

Dan yang paling gue sedih karena setelah dirumah baru, Dirles pasti akan memulai cara dia sendri. Dia akan kembali dingin lagi, mungkin kami akan lakukan kehidupan masing-masing.

"Khris, ini kamar gue dan kamar lo sebelah sana. Kamar dibawah tuk kamar tamu, seandainya papa dan mama datang nginap disini mereka dikamar tamu biar merka gak curiga kok ada barang lo dikamar tamu, gak apakan?" ucap gue menjelaskan.

"Iya Dir gue gapapa kok santai aja, yaudah gue kekamar dulu ya." dia menjawab tersenyum.

"Oh, yaudah gue juga kekamar mau istirahat." balas gue lalu kami pun melangkah ke kamar masing-masing.

****

Gwlue sekarang udah dikamar dengan cat warna biru muda. Gue mengamati setiap ruangan, gue sangat menyukainya. Ternyata papa pintar ya mendekor warna dan barangnya, gue berjalan membuka pintu kaca menuju balkon. Disini adem banget, anginnya yang sejuk. Tetiba gue merenung nasib pernikahan gwlue sama Dirles, gue sedih banget bahkan dimalam pertama kami pisah kamar.

Segitu menjijikkah gue sampai kamar harus pisah, air mata gue gak berhenti menetes. Tadinya gue berpikir kita akan damai setelah adegan nangis dipesta tadi. Gue tahu dia sangat menyanyangi gue tapi itu masih jauh kalah dengan cintanya buat Sera.

Gue tahu dia sangat kecewa sebenernya dengan pernikahan ini. Gue semakin terisak mengingat gue yang berjanji akan membuat dia bersatu kembali dengan Sera, sakit banget ya Tuhan.

Jujur gue belum siap harus merelakan Dirles, sahabat, suami sekaligus cinta gue pada Sera. Tapi buat apa kami bersama kalau dia gak mencintai gue. Oke, besok gue harus memulai aksi penyatuan mereka. Semangat KHRISTAL!! kamu pasti bisa!! kamu pasti kuat!! gue pun menghapus air mata gue lalu kembali ke kasur siap tuk menyambut pagi besok.

****

Begitu gue masuk kamar, gue langsung rebahan dikasur, gue menatap langit kamar. Ada rasa sedih, senang dan kecewa yang gue rasa sekarang. Gue sedih gimana hubungan gue dengan Sera sekarang ini, dia bahkan belum tahu gue nikah. Gimana kalau udah terbongkar, apa dia masih mau sama gue? Lalu disatu sisi gue senang karena gue masih bisa lihat Khristal, setelah gue tadi ada rasa takut kehilangan dia.

Jujur gue kecewa sama pernikahan yang bukan gue inginkan bahkan ini malam pertama pengantin baru malah gue gak dapat yang enak-enak. Argggghhh gue semakin galau, gue melangkah ke balkon, tanpa sadar gue lihat Khristal juga berada dibalkon. Gue mundur dikit dbalik pintu kaca ini supaya gue gak ketahuan sama tuh anak.

Ntah kenapa gue merasa dia cantik malam ini dengan wajah polos tanpa olesan makeup. Gue jadi tertawa senyum lihat gilanya gue sekarang sambil gelengkan kepala menghindari kalau aja tetiba gue tertarik beneran sama tuh anak.

Tapi tunggu dulu, dia kenapa? kenapa dia menangis? apa dia merasakan seperti yang gue rasakan sekarang? apa karena salah gue lagi? maaf Khristal, semua masih sama, gue gak bisa mencintai lo dan gue juga gak tahu apa lo juga gak cinta sama gue. Tapi yang pasti, gue hanya menyayangi lo sebagai sahabat.

Gue melihat dia membalikkan badan masuk kamar, gue pun langsung menghilang dari persembunyian dan sekarang gue yang meratapi langit hitam.



Cinta kadang tak pasti, kau tarik ulur hati ini.😢😭

21/03/19

Lihatlah aku yang mencintaimu (selesai)  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang