Sekarang kami didalam mobil, gak ada percakapan antara kami. Ini lebih menggelisahkan dari kecanggungan sebelumnya, apa ini ya yang dia rasakan saat gue diemin dia. Walaupun gue diam pasti dia tetap berceloteh dan kali ini dia juga ikutan diam. Gue lirik dia yang lagi lihat luar jendela ntah apa yang menarik pun gue gak tahu, betah amat dah leher dia miring gitu ke arah jendela. Oke kali ini gue mengalah dan jatuhin harga diri gue.
"Ekhem.." njir dia sama sekali gak respon gue.
"Kheem..khem..Khristal." akhirnya dia lihat gue juga.
"Kenapa?" njirr, jutek amat dah.
"Hem..hem..itu loh ntar cincinnya lo aja yang milih ya. Lo kan cewek pasti lebih tahu mana yang lebih bagus." fuck! cuma itu doank alasan yang bisa gue ucapkan.
"Hmmm tapi gue minta cincinnya gak usah terlalu mahal dan bagus banget." ucap Khristal, sontak gue langsung lihat dia yang masih menatap jalan depan.
"Loh kenapa emangnya?" tanya gue penasaran.
"Gue gak mau terlalu mewah sementara pernikahan ini bukan keinginan kita." ucap Khristal pelan tepatnya bukan keinginan lo Dirles dan mungkin ini hanya sebentar aja kata hati khristal.
Ntah kenapa ucapan khristal sangat menohok hati gue, gue semakin mencengkram kuat setir mobil.
"Ohh, kita lihat aja pilihan lo atau pilihan paman yang akan jadi. Karena yang gue tahu paman pasti memberikan yang terbagus buat gue keponakan dia satu-satunya." ucap gue dengan senyum smirk nya, dia pun langsung noleh kearah gue.
"Ihh, lo itu apaan sih.!! kalau udah tahu pilihan paman gak terelakkan kenapa lo mesti nanya dan nyuruh gue sih." sumpah sebel banget Khristal sama dia.
"Supaya lo bercakap, dari tadi diem mulu lo." jawab gue santai, gue lihat dia hentakkan kaki kayak anak kecil. Wkwk paling demen gue lihat dia kalau cemberut gini, gemes dah.
"Udah cepetan deh, ntar makin kelamaan paman nunggui kita." sahutnya ketus.
"Paman yang kelamaan atau lo gak sabaran lihat cincin nikahan kita, hemm." goda gue sambil kedipin mata.
Astaga nyebelin banget tuh anak, sesuka hatinya aja ngomong. "serah lo deh.." sahut Khristal.
****
Gila, cantik banget perhiasannya. Pasti mahal banget nih harganya. Astaga yang dipajang tersendiri tuh cantik banget. Ya Tuhan, kapan ya Khristal punya kalung kayak gitu, mutiaranya bagus banget. Aduhh..., ada gak ya pangeran ngasih gue tuh kalung. Yah, sedari tadi gue ngerocos mulu lihat perhiasan ditempat paman Caloy.
Mata gue melotot kesana-kesini lihat perhiasannya. Tapi gue paling fokus dan jatuh cinta sama kalung yang dipajang tersendiri namun rangkulan Dirles menyadarkan gw.
"Ck, dari tadi gue panggil tapi lo diam aja. Kenapa? tergiur lihat perhiasannya? makanya nanti cincinnya pilih sesuai selera lo aja."
"He..he..sory tadi gue gak denger lo manggil, seperti yang gue bilang tadi cincinnya yang sederhana aja." gue menggelengkan kepala tanda gak setuju dengan saran dia buat pilih cincin emas. Buat apa beli mahal kalau pernikahan kita aja gak seindah emas itu.
"Hemm masih aja lo keras kepala, kita lihat aja nti. Pilihan lo ato pa_" suara paman Caloy menghentikan ucapan gue.
"Wah..wah..wah..ponakan paman sudah datang rupanya, maaf tadi paman sebentar ada urusan diruangan." sesal paman Caloy dengan wajah yang dibuat sendu gitu. belum lagi gue mau jawab.
YOU ARE READING
Lihatlah aku yang mencintaimu (selesai) √
Random~ Dirles Swigjer Dia memang istri ku, aku memang menyanyangi dia tapi saat sebelum menikah, karena dia sahabatku. Bukan wanita itu yg ku inginkan jadi istri. Jadi aku membencinya sekarang mungkin selamanya. ~ Khristal Natama Aku bahagia menikah de...
