33. Waktu

3.1K 539 105
                                    


Waktu penyembuh terbaik.
Pengalih terbaik.

"Res, churos!!" Tunjuk Tetha pada salah satu stan di Le Food Market

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Res, churos!!" Tunjuk Tetha pada salah satu stan di Le Food Market.

Tares hanya bisa menyunggingkan senyum saat tangannya Tetha tarik menuju stan churos yang menarik perhatiannya. Sudah lama Tares tidak ke tempat ramai dipenuhi stan makanan seperti ini. Empat tahun bersama seorang Rasi Ayu Gemintang yang tidak nyaman berada dalam keramaian membuat Antares Aradhana merasa asing dengan keramaian ini.

Saking asingnya sampai sempat merasa tidak nyaman.

Tapi gara-gara cewek yang antusias berjalan mendekati stan churos sambil menarik tangannya ini, rasa tidak nyamannya bisa hilang dengan mudah. Dengan matanya yang berbinar setiap menatap satu-persatu stan makanan yang mereka lewati, ekspresi lucunya setiap makanan pertama kali masuk ke dalam mulutnya, juga senyuman yang selalu Tares temukan setiap menatap wajahnya.

Sagita Tetha terlihat sangat bahagia dihari yang seharusnya membuat dia sangat bersedih. Maka, tidak ada alasan bagi Antares Aradhana tidak ikut berbahagia juga.

"Merci." Tetha dengan antusias menerima tiga churos berukuran sedang berbalut coklat dan remahan kacang almond setelah menyerahkan tiga koin bernilai 2 Euro pada penjualnya. "Aaaa!" Tawar Tetha pada Tares dengan kedua mata masih terkunci pada churos.

Tares menggeleng, "lo aja."

Cewek itu seketika tersenyum kikuk, tersadar yang ditawari churos bukan seseorang yang biasanya cemberut ketika ia lupa menawarinya churos, makanan kesukaannya. "Ah iya, gue lupa lo kan nggak begitu suka makanan manis."

Dan lo bukan Rion yang tergila-gila sama churos. Lanjut Tetha dalam hati, menggigit bibir bawahnya.

Terbiasa ternyata bisa membuat lupa, Tetha baru menyadarinya.

Churos Tetha icip sedikit. Aneh, makanan yang harusnya terasa sangat manis di lidah ini mendadak terasa hambar.

"Kenapa?" Tares menyadari perubahan wajah Tetha.

"Hm?" Tetha mengangkat wajahnya, menatap Tares.

"Nggak enak?"

"Enggak! Enak kok. Enak banget." Tetha mengigit lagi churosnya, kali ini agak besar sampai memenuhi mulutnya untuk meyakinkan Tares.

"Kirain. Lo tiba-tiba berubah murung gitu abisnya."

Seluruh tubuh Tetha dibuat membeku ketika Tares tanpa aba-aba mengusap sudut bibirnya.

"Kebiasaan deh tiap makan coklat bibir lo pasti blepotan." Jelas Tares menjawab tatapan penuh tanya Tetha. Kemudian Tetha dibuat terkejut untuk kedua kali saat Tares membersihkan ujung ibu jari yang tadi ia gunakan mengusap lelehan coklat dari sudut bibirnya dengan bibirnya juga. Satu alis Tares naik menyadari kedua mata Tetha terkunci padanya. "Coklat Paris rasanya sama aja ya ternyata kayak Nutella." Tares tersenyum lebar, mengusap kepala Tetha.

Konstelasi (Hug Me)Where stories live. Discover now