(Completed) Tidak semua yang singgah dalam hidup ditakdirkan untuk tetap tinggal. Ada yang memang singgah untuk memberi pelajaran hidup melalui cinta dan rasa sakit, ada yang singgah mengenalkan pilu juga rasa bahagia, ada pula yang singgah untuk se...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Breath in Paris it preserves the soul" - Victor Hugo
***
Tares tidak suka museum. Karena Tares tidak suka sejarah. Sejarah menurutnya subjektif, diketahui dari sudut pandang tertentu, tidak utuh karena tidak terlihat seluruhnya.
Tares tidak suka museum juga karena melelahkan. Rata-rata museum itu kan luas, harus dijelajahi dengan berkeliling berjalan kaki. Ya mungkin karena pada dasarnya Tares tidak suka saja, jadi menurutnya merugikan berkeliling berjalan kaki juga kelelahan untuk hal yang tidak ia sukai.
Berbeda dengan Tares, Rasi sangat menyukai museum. Jatuh cinta lebih tepatnya. Papanya yang membuat Rasi jatuh cinta pada museum. Dan museum yang pertama kali Rasi datangi bersama Papanya adalah museum terbesar di Paris, Louvre.
Tempat yang wajib Rasi kunjungi setiap menginjakan kaki di Paris. Bukan hanya karena apa yang ada di dalamnya tapi juga karena kenangan indah yang melekat pada tempat itu.
Kenangan yang paling Rasi suka setiap mengenangnya, kenangan bersama Papa.
Dua tahun lalu, Rasi berhasil membuat seorang Antares Aradhana yang tidak menyukai museum untuk pertama kalinya bersedia berjalan kaki, kelelahan menyusuri tempat yang paling tidak ia sukai itu. Rasi berhasil membuat seorang Antares Aradhana bersedia menemaninya setiap ke Paris ke tempat yang paling tidak sukai itu.
"Gila, cuma Louvre yang bisa bikin gue mau jalan berjam-jam dalam ruangan raksasa berisi barang-barang kuno yang katanya saksi sejarah dan betah dengerin story telling lo dari setiap barangnya."
"Gara-gara Louvre apa gara-gara gue?"
Pertanyaan yang bisa membuat Tares cuma tersenyum lalu membasahi bibir bawahnya dan mengigitnya, membiarkan Rasi terus menatapnya dengan senyuman puas untuk beberapa detik.
"Keluar, yuk! Mulut gue asem. Mau rokok."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
