Part 12

280 18 5
                                    

Alvaro POV

Sesampainya di toko buku, Via pun kemudian memilah-milih buku gambar dengan kualitas yang bagus. Ia sesekali  bertanya kepadaku, menanyakan apakah buku gambar ini bagus atau tidak? Aku hanya mengangguk tat kala Via bertanya kepadaku. Entah kenapa, aku masih memikirkan Andini. Di Kepalaku hanya ada namanya, namanya, dan namanya.

“Varoo!” Seru Via sambil menepuk pundakku.

“Eh” Aku terkaget.

“Kamu dari tadi aku tanyain kok bengong aja sih? Masih mikirin Andini ya?” Keluh Via kemudian kembali bertanya.

Ekspresiku yang gampang sekali di tebak, sulit untuk menyembunyikan suatu permasalahan.

“E-e-ngga kok….” Aku mengelak.

“Oh iya, kamu udah dapet buku gambarnya?” Tanyaku lagi.

Via mengerutkan keningnya. Raut wajahnya terlihat kebingungan.

“Tadi kan aku nanya kek kamu tentang buku gambar ini? (Sambil memperlihatkan buku gambarnya)”

“Oh,, ini kan buku gambar yang best seller itu, Bagus kok bagus, Kamu pasti juara kalau pakai buku ini.” Puji ku dengan semangat.

Via hanya tersenyum simpul, kemudian kembali mencari peralataan menggambar lainnya. Beberapa menit Via mencari peralatan tersebut, akhirnya semuanya telah di dapat. Aku dan Via pun  kemudian membayarnya lalu kembali pulang ke rumah, Namun sebenarnya Via mengajaku untuk mampir ke Cafe sebentar, Karena otak ku yang sedang mumet aku pun menolak ajakannya mentah-mentah. Kejamnya aku.

Keesokan Harinya, Aku kembali ke sekolah. Entah kenapa aku sangat bersemangat hari ini. Mungkin karena akan bertemu bidadari, atau mungkin Princes Elsa. Ah, tidak perlu menyebutnya dengan sebutan-sebutan itu, menurutku dialah Wanita yang mengalahkan kecantikan-kecantikan Idola-Idola yang ku sebutkan tadi.

Seperti biasa, aku selalu menunggu bus di halte dekat rumahku, Aku sangat berharap bus yang aku tumpangi juga membawa Andini. Khayalanku sungguh sangatlah berlebihan. Sekitar bebrapa menit Aku menunggu, Akhirnya bus yang ku tunggu datang. Saat berada di dalam mataku tak berhenti melirik kanan dan kiri. Berharap Ada Wanita yang sedang kucari. Dia, Andini.

Namun, sepertinya dia tidak Naik bus hari ini. Pikirku. Aku pun kembali duduk di sebuah bangku kosong dan memojokan diri ke Jendela yang dapat sedikit membuatku tenang. Sesampainya di pemberhentian, Aku pun turun dari bus tersebut, kemudian berjalan beberapa meter sampai akhirnya di Gerbang sekolah.

Sedang Asik berjalan mendengarkan lagu Just Give me A Reason, tiba-tiba mataku langsung tertuju kepada sebuah motor Hitam yang melaju di hadapanku.

“Andini?” Ucapku dalam hati.

Pantas saja Andini tidak naik bus hari ini, ternyata ia bersama Daniel. Apalah aku, Pria dengan Budget pas-pasan yang hanya bisa Berjalan kaki dan tidak memiliki kendaraan seperti Daniel. Aku terus memojokan diriku sendiri. Entah kenapa Rasa untuk mendapatkan Hatinya Andini, telah pupus sampai di sini.

Kemudian aku terus berjalan, sampai akhirnya aku melihat mereka memarkirkan motornya. Saat itu aku melihat Raut wajah Andini yang bahagia. Apakah mereka sudah baikan? Pikirku.

Selang beberapa menit aku berjalan, Tiba-tiba Andini menoleh ke arahku.

“Varooo!” Panggil Andini secara tiba-tiba.

Daniel pun ikut menoleh tat kala Andini memanggilku. Namun masih dengan tatapan yang sama, Entah kenapa Daniel tidak pernah melihatku sebagai seorang teman. Tatapannya selalu tajam, bagaimana bisa Andini mencintai dia.

Dia, Andini [SELESAI √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang