BAB 8

164 24 0
                                    

Reina memasukkan buku pelajaran ke dalam tasnya, pagi ini ia tidak telat bangun justru Reina bangun terlalu pagi.

Setelah kejadian Alden menyatakan perasaannya tempo hari, Reina semakin dibuat bingung. Memang Reina tahu sejak awal Alden sudah menyukainya bahkan dari sikapnyapun sudah sangat jelas, bahwa laki-laki itu menyimpan perasaan lain terhadap Reina.

Namun, Reina tidak menyangka Alden akan mengajaknya berpacaran setelah tiga bulan ini mereka dekat.

"Eh," gumam Reina ketika selembar foto jatuh dari dalam buku hitamnya.

Reina mengambil foto itu, foto kelima gadis yang saling merangkul dan menciptakan senyum bahagia.

Reina tersenyum tipis sebelum akhirnya kembali memasukkan foto itu kedalam tasnya.

***

"Selamat pagi Mama, Papa, Bang Renal!" Sapa Reina ketika tiba di ruang makan.

"Pagi cantik," ucap Papa yang baru saja meminum kopinya.

Reina duduk di samping Renal yang dengan nikmat memakan roti bakar buatan mama.

"Semalam mama sama papa sampai rumah jam berapa?" Tanya Reina

"Hm, engga tahu malam banget lah. Kamu udah tidur," ucap mama sambil memberikan piring berisi roti bakar kepada Reina.

"Renal bilang ada laki-laki yang datang ke rumah ngajak kamu jalan. Siapa namanya?" Tanya papa tiba-tiba membuat Reina tersedak rotinya.

Reina menatap Renal yang sedang memamerkan senyum kemenangan.

"Namanya Alden, Pa," ucap Reina berusaha tenang.

"Pacar kamu? Kok engga dikenalin ke mama sama papa?"

"Bukan, cuma temen."

"Bohong tuh pa. Mana ada temen yang tiba-tiba dateng ke rumah cuma buat ngajak jalan. Kalau abang jadi dia sih, mending tidur di rumah." Cerocos Renal tiba-tiba membuat Reina semakin ingin memukul abangnya ini.

"Jangan dengerin bang Renal. Sesat."

Mama dan papa hanya terkekeh.

"Besok suruh Alden jemput kamu. Kita sarapan bareng," ucap mama.

"Ngapain orang dia bukan siapa-siapa."

"Bukan siapa-siapa, tapi takut banget pas ditinggal pulang." Timpal Renal

Reina menatap Renal dengan tatapan tajam yang membuat Renal justru tertawa.

"Udah ah, ayok bang Renal berangkat nanti Reina terlambat," ajak Reina kemudian bangkit dan mencium kedua tangan orang tuanya.

"Aldennya engga jemput?" Tanya papa.

"Apaan si pa," ucap Reina yang mulai salah tingkah kemudian pergi keluar rumah.

"Udah lo telfon Alden aja, gue mau tidur lagi!" Seru Renal dari dalam rumah.

"BANG RENAL!" Teriak Reina kesal membuat yang lain tertawa.

***

Reina, Vania, Ara, dan Rere diam di kelas. Sepuluh menit yang lalu bel pulang sudah berbunyi, karena ada rapat yang diadakan guru membuat siswa siswi SMA Harapan dipulangkan lebih awal.

"Tau gini mending tadi gue engga masuk," ucap Rere yang diangguki oleh ketiga temannya.

"Ke mall aja yuk. Mau engga?" Ajakan Reina membuat Vania, Ara, dan Rere membulatkan mata.

"Lo ngajakin kita ke toko buku? Engga ah," ucap Ara.

"Engga, kita cari baju atau main timezone. Gimana?"

ReinAlden (end)Onde histórias criam vida. Descubra agora